1 Bab 1:Bayang-bayang masa lalu

Langit batavia yang mendung seolah menangis, meneteskan air mata yang membasahi wajah kota. Di tengah gemuruhnya, Ryan melangkah dengan ransel yang terasa semakin berat di pundaknya. Bukan karena isinya, tetapi karena beban masa lalu yang tak kunjung lepas dari ingatannya.

SMA Cendol Dawet bukan sekadar sekolah, melainkan medan pertempuran bagi para remaja yang haus akan pengakuan dan kekuasaan. Sejak insiden yang terjadi di SMP, yang menyisakan misteri dan gosip liar, Ryan tahu bahwa sekolah ini adalah kesempatan kedua yang harus ia rebut.

"Ryan, kau yakin bisa mengatasi ini semua?" tanya Aldo, sahabatnya yang selalu setia di sisi. Aldo, dengan penampilan yang mencolok dan sikap yang pemberani, adalah teman yang selalu mengerti.

"Harus," jawab Ryan singkat, matanya menatap lurus ke depan, seolah melihat masa depan yang ingin ia raih.

Di rumah, suasana tidak jauh berbeda. Dinding-dinding yang sepi menjadi saksi bisu pertengkaran antara Ryan dan ibunya. "Kau harus berubah, Ryan. Kau tidak bisa terus-terusan seperti ini," kata ibunya dengan nada yang berat.

"Tapi ini adalah aku, Ma. Aku tidak bisa menjadi orang lain hanya untuk menyenangkan orang lain," balas Ryan, suaranya bergetar, mencoba keras untuk tidak menunjukkan kerapuhannya.

Ibunya hanya menghela napas, matanya berkaca-kaca. "Aku hanya takut kehilanganmu, seperti aku kehilangan ayahmu," ujarnya lirih.

Ryan terdiam. Ayahnya, sosok yang hilang begitu saja dari hidupnya, meninggalkan luka yang tak pernah terobati. Cerita tentang kepergiannya masih menjadi misteri yang disimpan rapat oleh ibunya, sebuah teka-teki yang mungkin tidak pernah ingin ia pecahkan.

Di SMA Cendol Dawet, konflik tidak pernah berhenti. SMA Es Doger, dengan Rangga sebagai pemimpinnya, selalu mencari celah untuk menyerang. Tawuran bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi juga tentang harga diri dan identitas.

Ryan, dengan dukungan Aldo dan beberapa teman lainnya, harus menavigasi dunia yang penuh dengan intrik dan bahaya. Setiap langkahnya diawasi, setiap keputusannya dikritik. Namun, di tengah kekacauan itu, ia harus menemukan jalan untuk berdamai dengan masa lalunya dan menentukan masa depannya sendiri.

avataravatar
Next chapter