208 Peradilan yang Adil -Part 5

Setelah kepergian Fabian, Meta langsung mendekat ke arah Yoga. Bau alkohol tercium sangat menyengat dari mulutnya. Pelan, Meta membuka sepatu dan kaus kaki Yoga, kemudian dia masuk ke dalam kamar, untuk mengambilkan selimut untuk suaminya. Setelah itu dia berjongkok, memandang wajah Yoga yang terlelap. Wajah sosok yang nyaris sempurna tanpa celah, wajah yang selalu ia kagumi saat Yoga terlelap.

Pelan Meta menyentuh ujung hidung Yoga yang mancung, untuk kemudian dia tersenyum simpul. Dia gemas, benar-benar gemas. Sampai dia mendengar ponsel Yoga berbunyi.

Yoga tampak bergerak-gerak gelisah, membuat Meta merogoh saku celana suaminya dengan pelan. Kemudian, dia melihat jika panggilan itu dari Pak Cipto. Karena Meta tak ingin mengganggu Yoga, dia pun berjalan menjauh, sembari mengangkat telepon dari Pak Cipto.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter