1 Pertemuan Pertama Yang Panas

Suara dentuman music DJ dan asap rokok mulai memenuhi salah satu club malam. Para wanita cantik yang bekerja di sana mulai menggerakkan tubuhnya, mengikuti alunan music yang membuat mereka bisa melepaskan segala kepenatan.

Pakaian seksi yang mereka gunakan juga cukup menonjol. Gundukkan yang mumbul terlihat dengan jelas, belahan dada yang menggoda membuat para pria mata keranjang ingin menguasai wanita-wanita itu.

Salah satu gadis cantik baru saja keluar dari ruang ganti pakaian. Wanita itu bekerja sebagai wanita penghibur para lelaki buaya darat. Kecantikannya dan service yang memuaskan membuat para pelanggan selalu ingin menggunakan jasanya untuk menuntaskan hasrat mereka.

Wanita itu langsung naik ke floor. Ia menari dengan gaya yang penuh sensual, para pria yang ada di sana mulai mendekatinya. Melihat gadis yang wajahnya ditutupi dengan topeng itu dengan rasa penasaran.

Wanita itu sangat terampil, lekukan tubuhnya sangat sempurna membuat para pria menelan salivanya. Setiap gerakkan yang dilakukannya terlihat sangat lihai.

Ada salah satu pelanggan yang cukup tampan. Pria itu suka membayar mahal para wanita yang bisa memuaskan hasratnya. Dan pria ini juga tidak suka tidur dengan wanita yang sama. Tapi banyak wanita yang mengantri agar bisa tidur lagi dengan pria itu.

"Siapa wanita itu?" tanya pria yang memiliki mata hitam yang sangat pekat. Tatapannya sangat mengerikan sekali.

"Dia wanita yang sangat spesial Tuan, apa Anda ingin …?" tanya Madame Katrine.

"Saya tunggu di room biasa," ucap pria dingin itu yang langsung pergi meninggalkan club.

Madame Katrine langsung memanggil wanita yang dimaksud. Gadis itu bernama Ariela. Madame Katrine membawa Ariela ke ruangannya. Di sana hanya ada mereka berdua. Madame tahu jika Ariela pasti tidak akan menolaknya karena ia tahu Ariela memiliki banyak hutang padanya.

"Ariela, ada yang ingin bertemu dengan kamu! Dia bisa membayar kamu sepuluh kali lipat dari biasanya. Bukankah kamu sedang membutuhkan uang?" ucap Madame Katrina.

"Apa itu bisa memotong hutangku padamu?"

"Aku akan membiarkanmu membayar 50% saja jika kau bisa memuaskannya. Pria ini sangat sulit didekati, biasanya banyak wanita yang ditolaknya. Dan dia akan memilih sesuai kriteria yang diinginkannya. Dia bukan tipe pria yang bisa tidur dengan wanita yang sama. Jika kau bisa mengubahnya, kamu bisa mendapati keuntungan yang banyak. Apa susahnya sih tinggal buka kaki saja beres urusan."

Ariela menggelengkan kepalanya. Hutangnya terhadap Madame memang sangat banyak sekali. Ia juga memerlukan uang tambahan untuk mengobati ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Biaya yang dibutuhkan sangat banyak dan akan sulit mengumpulkan banyak uang jika mendapatkan tawaran seperti biasanya.

"Bagaimana? Jangan kelamaan mikir, nanti orangnya keburu berubah pikiran. Tapi kamu harus bisa mengambil hatinya. Katanya sih pria itu bermainnya cukup kasar, tapi bisa membuat ketagihan!"

"Heuh? Mada ada kasar tapi bikin ketagihan ada-ada saja!"

"Ya sudah, ganti baju kamu. Biar aku antar ke ruangannya."

Ariela mengangguk dengan patuh. Demi uang ia melakukan pekerjaan ini. "Ibu, aku akan membuat kamu sembuh dan tidak akan membiarkan kamu hidup susah lagi!" ucap Ariela di dalam hatinya.

Ariela mengikuti langkah kaki Madame Katrina. Club ini menyatu dengan sebuah hotel mewah. Di mana pria itu sering menggunakan kamar hotel yang sama untuk memuaskan hasratnya.

Ariela jadi merasa tegang sendiri. Kali ini ia benar-benar gugup.

"Kenapa? Apa yang sedang kau pikirkan? Buang wajahmu yang seperti itu! Ini bukan Ariela yang aku kenal. Ingat, kamu itu primadonanya club kita. Jadi jangan kecewakan aku, atau hutangmu akan bertambah jadi dua kali lipat!"

"Lebih baik kau bunuh aku saja Madame!" ucap Ariela tegas lalu Madame menekan tombol bell kamar di mana pria dingin itu sudah menunggu kedatangan Ariela.

"Ingat jangan mengecewakan!" ucap Madame yang langsung mendorong Ariela masuk ke dalam.

Ariela melihat pria yang sedang berdiri di dekat jendela sambil menyesap minuman beralkohol.

Ariela menelan salivanya. Di dalam hatinya terus berucap, demi uang, demi ibunya, demi hutangnya pada Madame. Aku harus bisa membuat pria ini bertekuk lutut.

"Sudah datang," ucap pria itu tanpa menoleh. Suaranya terdengar sangat menyeramkan di telinga Ariela.

Ariela jadi merinding, sekujur tubuhnya terasa kaku. Ia merasa ada yang salah dengan ruangan ini. Benar-benar seperti berada di ruang penyiksaan saja saat kedua matanya melihat ada sebuah bangku dan rantai yang cukup tebal.

"Kau ingin mandi dulu atau langsung saja?"

"A-aku mandi dulu saja!"

"Waktumu hanya lima menit untuk berada di dalam kamar mandi. Gunakan pakaian yang ada di dalam sana!" perintah pria itu dengan nada yang sangat dingin. Ariela bisa melihat paras tampan pria itu dari pantulan kaca jendela.

Ariela masuk ke dalam kamar mandi. Ia melihat pakaian yang ada di dalam kamar mandi, sebuah lingerie hitam yang menurutnya modelnya sangat rumit. Banyak tali-tali yang entah apa kegunaannya itu.

Ariela tidak ingin membuang waktu. Ia langsung mengganti pakaiannya dengan lingerie yang aneh itu.

Ariela langsung keluar dari dalam kamar mandi usai mempercantik diri. Aroma vanilla dari tubuhnya memenuhi ruang kamar ini.

Ariela melihat pria itu sedang duduk sambil memegang rantai. Dada kekarnya terlihat sangat memesona. Paras wajahnya sangat sempurna, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung dan …, bibirnya yang seksi membuat Ariela terhanyut dalam lamunannya.

"Eheemmm," dehem pria itu sambil berdiri, ia mempersilahkan Ariela untuk duduk di bangku itu.

Ariela bergindik ngeri dengan rantai yang ada di tangan pria itu. Apa orang ini ingin membunuhnya. Jika iya, maka lunas sudah hutangnya dengan Madame Katrine dan ia akan bertemu dengan ibunya di surga sana suatu saat nanti.

Pria yang memiliki mata hitam pekat itu sempat terpana melihat lekuk tubuh Ariela yang sangat sempurna.

Ariela duduk, lalu pria itu mulai mengikat tangan dan juga kaki Ariela dengan rantai itu.

"A-apa yang ingin kau lakukan?" Ariela jadi takut sendiri, apa ini cara bermain kasar yang dimaksud Madame. Kalau seperti ini lebih baik ia menolaknya saja!

Pria itu tetap diam. Ia tidak menjawab sama sekali. Dia tidak suka jika ada yang bertanya apa yang diinginkannya.

"Panggil aku, Rey …"

Pria itu membuka pakaiannya dan ikat pinggangnya. Lalu ia membuangnya dengan sembarang.

Ariela membulatkan kedua matanya saat pria di hadapannya ini membuka celana bahan yang dikenakannya. Bagian tubuh yang bergelayutan itu terlihat sangat besar.

"Buka mulutmu," perintah Rey yang langsung memasukkan miliknya ke dalam mulut Ariela.

Ariela hampir tak bisa bernapas. Ukuran yang ia rasakan di dalam mulutnya ini sangat berbeda dari para pria yang sudah pernah ia temui. Dan baru kali ini Ariela memakan bagian perkasa seperti ini. Biasanya ia akan menolaknya secara halus. Apa lagi pria di hadapannya ini tidak menggunakan benda pengaman untuk mereka bercinta.

Rey menggerakkan pinggulnya pelan-pelan, ia merasakan kenikmatan yang membuat darah di dalam tubuhnya semakin memanas.

Ariela sudah pasrah saat dirinya tidak bisa bergerak. Ia hanya bisa mengulum dan menghisap milik Rey saat Rey menghentikan pergerakannya. Ariela ingin muntah, tapi ia hanya bisa membayangkan sedang memakan lollipop yang manis.

"Hisap yang keras!!!" perintah Rey hingga membuat Ariela kesulitan menelan salivanya.

Bersambung

avataravatar
Next chapter