11 Bertemu Ariela

Wanita itu sepertinya tidak takut. Ia melebarkan senyumannya lalu mendekati Rey lagi.

"Jika butuh teman bercerita aku juga siap mendengarnya. Ah, atau kau butuh kehangatan kau juga bisa mendapatkannya. Dan aku akan memuaskan kamu," bisik wanita itu.

Dan Rey yang merasa sangat kesal langsung mendorong wanita itu saat masih berusaha untuk bergelayut di tubuhnya. Rasanya sangat menyebalkan sekali. Tujuannya ke sini sebenarnya hanya ingin menikmati kesendiriannya. Ingin menenangkan jantungnya yang tidak berhenti berdebar sejak tadi.

Wanita itu nampak kaget. Beberapa pengunjung yang melihatnya langsung menatap ke arah mereka. Anak buah Rey langsung siap siaga dan mengawasi mereka semua.

Mereka yang melihatnya langsung bungkam. Kedua pria yang ada di depan wanita itu nampak mengerikan. Rey hanya bisa tersenyum tipis. Siapa suruh mengusik kehidupannya. Baru seperti ini saja sudah pada menciut.

Pandangan mata anak buah Rey tertuju ke salah satu pengunjung. Ia mendekatinya lalu merebut ponsel orang tersebut. Pria itu menghapus semua rekaman yang baru saja terjadi.

"Hapus semua yang kalian rekam, atau kalian akan tahu apa yang akan terjadi," ucap pria itu dengan keras.

Siapa yang tidak mengenal Rey, pria yang memiliki kuasa dan segalanya. Siapa yang berani mengusik kehidupannya. Maka bersiaplah untuk habis saat itu juga.

Rey membayar minumannya lalu ia memilih melangkahkan kakinya. Melewati wanita yang tadi sudah mengusiknya. Ia sama sekali tidak ingin melihat orang-orang yang tidak penting di dalam kehidupannya.

Rey menuju mobilnya. Ia bahkan tidak menyapa saat berpapasan dengan Madam. Pria itu sungguh dingin dan sangat mengerikan sekali.

Madam tahu apa yang terjadi, makanya ia ingin melihat situasinya. Madam langsung menghampiri wanita yang sudah membuat keributan di tempat ini. Tanpa pikir panjang, Madam menamparnya.

"Kau lagi?! Kau itu terlalu pintar atau terlalu bodoh? Seharusnya kau bisa mengerti jika pria itu tidak ingin diganggu. Bikin malu saja, lebih baik kau pergi saja dari sini! Dasar wanita tidak berguna!" ucap Madam dengan emosi yang sudah memuncak.

Bagaimana bisa wanita itu berbuat seenaknya dengan tamu vip-nya. Jelas Madam akan selalu mementingkan ketenangan dan kenyamanan tamunya. Tamu adalah raja, jadi ia tidak ingin mengecewakan tamu tersebut.

Madam menatap wanita itu dengan tajam lalu pergi meninggalkan club miliknya. Rasanya ia sudah sangat lelah, wanita itu selalu saja berbuat masalah di tempat kerjanya.

"Bereskan kekacauannya. Jangan sampai nama baik club ini jadi rusak!" perintah Madam pada anak buahnya.

Madam masuk ke dalam mobilnya. Ia mendesah dengan kasar dan mobil pun mulai melaju dengan kecepatan sedang.

Di sisi lain.

Rey masih mengemudikan mobilnya tanpa tujuan. Ia terlihat sangat serius sekali. Tatapan matanya terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Rey tidak menyadari jika jalan yang ditujunya adalah menuju kediaman Ariela. Ia baru menyadari saat berhenti di mana ia mengantarkan Ariela saat itu. Rey benar-benar tidak tahu kenapa ia bisa berada di tempat ini. Padahal tadi ia ingin sekali melupakan sejenak bayang-bayang Ariela yang masih terus menghantuinya.

Rey melihat sekelilingnya. Sangat sepi, tidak ada siapa-siapa di sana. Ia turun dari mobil lalu merogoh saku celananya. Rey mengambil sebatang rokok lalu menyalakannya.

Rey meneysapnya, menikmati setiap hisapan yang membuatnya jauh lebih tenang. Pandangan mata Rey tertuju ke arah di mana Ariela jalan saat itu.

Entah kenapa, ia jadi ingin bertemu dengan wanita itu. Rey menundukkan kepalanya. Lalu ia baru menyadari ada bayangan yang semakin mendekat ke arahnya.'

Rey mendongak, melihat siapa pemilik bayangan itu. Entah Tuhan sedang berpihak padanya atau tidak. Rey senang bisa melihat Ariela ada di hadapannya saat ini.

Rey terus menatap wanita itu. Kalau dipikir-pikir. Mau apa Ariela keluar malam-malam seperti ini? Bukankah dia sedang libur hari ini.

Ariela belum menyadarinya ia yang sedang menggunakan ear phone di telinganya untuk mendengarkan music. Ariela terus menunduk dan saat ia melihat sebuah tubuh pria ada di hadapannya. Wanita itu tersentak kaget.

Ariela mengangkat wajahnya. Ia kaget saat mendapati Rey ada di hadapannya.

"Re-rey …"

Rey menganggukkan kepalanya. "Ya, ini aku. Mau ke mana?"

"Mmm, ke mini market. Kamu ngapain di sini?"

Rey jadi salah tingkah, ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Ia sendiri juga tidak tahu kenapa bisa ada di sini. Benar-benar sangat aneh bukan?

"Mmm, tadi kebetulan lewat. Terus tiba-tiba mobilnya mati. Lagi nunggu orang buat jemput."

Ariela menganggukkan kepalanya. Dan Ariela sendiri juga jadi bingung mau ngapain.

"Apa kamu ingin ikut ke mini market?"

Rey melihat jarak mini market yang tidak terlalu jauh. Ia benar-benar sangat senang karena bisa bertemu dengan wanita yang sejak tadi sudah menghantui pikirannya.

Tanpa pikir panjang Rey menganggukkan kepalanya. Mereka berdua jalan bersama di bawah awan gelap yang hanya diterangi oleh lampu-lampu.

Hening …

"Malam-malam seperti ini mau cari apa ke mini market?"

Akhirnya Rey memecahkan suasana. Ia masih menatap lurus ke depan. Rasanya, debaran di dadanya semakin menjadi-jadi.

"Hanya ingin membeli beberapa bahan yang lupa aku beli saat ke supermarket tadi."

Ya ariela memang jujur, ia lupa membeli beberapa bumbu dan malam ini ia harus membelinya biar besok pagi ia tidak terburu-buru saat ingin membuat makanan untuk ibunya.

Rey melirik Ariela, wanita itu terlihat lebih cantik tanpa riasan di wajahnya. Ternyata Ariela memiliki kecantikan yang natural. Entah kenapa, Rey jadi suka melihat wajah polos wanita yang ada di sampingnya itu.

Rey mengalihkan pandangannya, ia mendorong pintu masuk ke mini market dan menahannya sebentar. Membiarkan Ariela masuk ke dalam lebih dulu.

Rey masih mengekori wanita itu sambil melihat barang-barang yang dilewatinya.

Ariela jadi merasa sangat risih karena ia tidak terbiasa diikuti oleh seorang pria. Dan kali ini Rey menemaninya.

Sebenarnya Ariela masih bertanya-tanya kenapa Rey bisa ada di tempat ini? Memangnya dia tidak memiliki kegiatan lainnya? Ariela menepiskan pikirannya. Ia tidak ingin ambil pusing. Lebih baik ia mengambil belanjaan apa yang diperlukan.

"Kau tidak membeli apa-apa?"

Rey mengedarkan pandangannya sejenak lalu ia menatap wajah cantik wanita yang ada di sampingnya.

Rey menggelengkan kepalanya. "Tidak ada."

Ariela menganggukkan kepalanya. "Ya sudah, kalau gitu aku bayar dulu ya. Kau tidak ingin minum?"

Lagi-lagi Rey menggelengkan kepalanya. "Tidak usah. Ada di mobil."

Ariela menganggukkan kepalanya lalu ia menuju kasir. Dan hingga detik ini Rey masih mengekori Ariela.

Rey mengeluarkan dompetnya. Menurutnya jika jalan dengan seroang wanita, ia harus membayarkannya. Tidak mungkin seoran Rey membiarkan wanita itu mengeluarkan uangnya sendiri.

"Eh, mau apa?" tanya Ariela saat melihat Rey ingin memberikan card miliknya ke staff kasir.

"Bayar," jawab Rey dengan santainya.

"Enggak usah, ini belanjaan aku. Kenapa harus kamu yang bayar. Pakai ini saja," ucap Ariela sambil memberikan card miliknya.

"Ta—"

"Tidak perlu, Anda tidak membeli apa-apa. Jadi jangan buat saya marah!" potong Ariela sambil menatap Rey dengan tatapan tajamnya dan Rey tak bisa berkutik lagi.

Bersambung

avataravatar
Next chapter