webnovel

Chapter 13

Setelah menjemput Aisyah pulang dari kampus, dirinya meminta ku untuk mengantarkan nya ketaman bunga

tempat favoritnya semasa gadis dulu. disetiap penat dan capek saat kuliah pasti Aisyah menyempatkan untuk berkunjung disana menikmati beraneka ragam keindahan bunga yang tumbuh subur di taman tersebut.

Saat Aisyah memetik sebuah bunga mawar merah kemudian menciumnya aku lalu iseng memotonya memakai hp ku, karena dirinya terlihat cantik dengan pose seperti itu, benar apa yang di sabdakan Nabi Muhammad shallallahu'alaihi Wassalam bahwa "sebaik baik perhiasan adalah wanita sholeha"

Dirinya lalu menoleh kearah ku kemudian mendekatiku seraya berkata

" hayo abis ngapain?"

"enggak ngapa ngapain" sahut ku

"boong, pasti abis foto aku yah"

"diih Ge'er "ledek ku

"alah bilang aja kalau suka, main foto foto emang aku enggak ngerasa apa"

"iyah aku abis foto bunganya cantik sih " ujar ku

"bunganya yang cantik atau aku?" tanyanya penasaran

"bunganya dong yang cantik" ujar ku

"berarti aku jelek dong" dengan menunjukan wajah sedih

Aku tertawa geli ketika melihat tingkahnya yang uring uringan ketika aku meledeknya tadi, lalu aku berjalan mendekatinya kemudian memegang tangannya untuk menghentikan laju jalannya, Aisyah lalu berpaling dan kini kami berdiri berhadap hadapan.

"iihh ngapain megang megang tangan aku, katanya aku jelek" dengan suara orang lagi ngambek

"emang ada aku bilang kamu jelek?"

"tapi tadi katanya masih cantikan bunga ketimbang aku 😢"

"Sayang...bunga yang ada ditangan mu ini memang terlihat indah namun hanya bertahan beberapa saat lalu kemudian akan layu, sedangkan kamu berbeda"

"bedanya apa?" tanyanya

"kecantikanmu bagi ku abadi Syah meskipun pada akhirnya ketika tua nanti fisikimu akan berubah namun akhlaq mu tetap cantik dan akan terus muda enggak akan pernah habis dimakan oleh waktu, dan kelak insya Allah ketika kita disyurga Allah maka bidadari Syurga akan iri kepadamu, buat lah bidadari Syurga selalu cemburu kepadamu"

"hmmm...romantisnya suami Aisyah" sembari membelai pipi ku

"eh Mas...Mas...aku punya 8 kata deh buat kamu"

"wah banyak amat?apa tuh kasih tau dong?, boleh di kurangin enggak 7 atau 6 gitu" ujar ku penasaran

"Dih yang punya kata kata aku mas, kenapa jadi mas nawar? Dikata pasar apa"

"Hehe iya fadhol dilanjut" pintaku

"MAS ABE ELEK KOYO TELEK ENGGAK ISO MELEK KECEPIT KELEK 😆" ujar Aisyah lalu berlari dari ku

"wah ngece sini kamu, awas aja kalau dapet aku gigit tangan mu" ujar ku seraya mengejarnya

Kami lalu berlarian berkeliling ditaman bunga, enggak lama lalu Aisyah yang berlari lambat aku dapetin juga akhirnya dan kami pun terjatuh dirumput hijau, aku dan Aisyah lalu duduk sembari ngos ngosan.

Tangan Aisyah lalu aku pegang, lalu Aisyah berkata

"ampun Mas jangan gigit Aisyah" rengeknya

"yee emang aku penghisap darah apa, enggak lah tangan sehalus ini enggak akan pernah aku gigit ko kecuali kalau Istri Mas nakal"

"nakal?, emangnya Aisyah ngelakuin apa?"

"yah sapa tau ntar Aisyah nakal yah bakal Mas cubit pokoknya"

"jangan to mas sakit 😷"

"enggak enggak, kamu tau toh Mas enggak mungkin seperti itu, yaudah hari udah mulai siang ini pulang yuk"

"gendooong" rengeknya

"idih enggak malu apa diliat banyak orang?"

"hehehe, iyah iyah tarik yank tangan ku" pintanya

Aku lalu menarik tangannya untuk berdiri, kemudian kami berjalan menuju parkiran sepeda untuk kembali pulang kerumah, malam harinya aku duduk sembari merenungi kejadian pagi tadi saat dimana lelaki bernama Rendy yang enggak puas puasnya mengganggu ku dan Aisyah, ada sedikit rasa penasaran yang masih tersimpan dalam pikiran ku, sejauh mana sih hubungan antara Aisyah dan si Rendy?, sehingga dirinya begitu gelap mata ketika melihat ku bersama Aisyah.

Ingin sekali diriku menanyakan nya kepada Aisyah namun aku segan untuk bertanya takut Aisyah tersingung atau malah entar ngambek lagi, "ah lebih baik aku cari tau sendiri lah" bathin ku

"Hayo...yang lagi ngelamun" ujar Aisyah mengagetkan ku

"eh kamu Syah, enggak kok siapa yang ngelamun?" sahut ku

"tadi aku lihat kamu pandangannya kaya kosong gitu, lagi mikirin apa sih?" selidiknya

"mikirin kamuuu" rayu ku

"iihhh orang lagi nanya malah ngerayu" sambil menyubit manja tangan ku

"eh kamu masak apa Yank malam ini?" ujar ku mencoba mengalihkan pembicaraan

"biasa Mas opor sama sayur jagung kesukaan mu" jawab Aisyah

"wah jadi laper nih, makan yuk" ajak ku

Saat hendak berdiri tiba tiba aku mendengar suara motor besar dari arah depan rumah, karna penasaran aku lalu berjalan kedepan lalu menengok dari arah jendela ruang tamu ternyata memang ada seseorang dengan menggunakan jaket hitam dan helm hitam samar samar dari balik pagar muka rumah, saat hendak membuka pintu Aisyah menyuruh ku untuk tetap dirumah, dari wajahnya terpancar kekhawatiran.

"kamu didalam rumah aja yah, biar aku temuin sapa tau memang tamu dari teman ku" ujar ku

"hati hati Mas jangan di ladenin kalau orang asing 😟 " dengan wajah sangat khawatir

"iyah sayang" ujarku lalu membuka pintu

Aku lihat sejenak pria itu yang ketika tau diriku sedang keluar rumah lalu turun dari motornya dan menunggu ku didepan pagar rumah, aku lalu berjalan mendekatinya sembari menyapa

" Assalamu'alaikum" sapa ku

"wa'alaikumsalam" balas nya dengan suara yang sepertinya aku mengenalnya

"ada apa yah Mas?" tanya ku

Lalu pria itu melepas helmnya sembari berkata "Boleh Gua masuk sebentar"

Aku terkejut ternyata sosok lelaki itu datang lagi kesini, ada apa gerangan sehingga doi senekat ini mendatangi ku dan yang aku heran kan kenapa doi tau keberadaan tempat tinggal ku dengan Aisyah?.