webnovel

Perubahan Total Alenta Serafine

"Kita harus mengubah identitasmu, Alenta," ujar Alden pada Alenta.

Selly yang hari ini mengunjungi rumah Alden melebarkan kedua matanya dengan bingung.

"Ada apa ini? Apa aku ketinggalan banyak?" Tanya Selly heran karena sepertinya hanya mereka berdua yang mengerti maksud perkataan Alden.

"Kalian berdua, tolong jelaskan padaku apa maksudnya?" Tuntut Selly kembali, ia menatap mereka bergantian.

Alenta menatap Selly lalu berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku akan membalas semua perbuatan mereka, Selly," ucap Alenta lalu menggemretakkan giginya penuh amarah.

Selly terperangah mendengar perkataan Alenta. Selly paham betul maksud Alenta dan kepada siapa panggilan "Mereka" itu tertuju.

Ia menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan keputusan Alenta yang gegabah.

"Alenta, kau tidak akan menang melawan keluarga Herenson. Mereka punya kekuasaan yang besar di negara ini. Itu hanya akan membahayakan nyawamu," tukas Selly cemas. Kejadian tempo hari saat beberapa preman menerobos masuk ke rumah sakitnya masih terbayang-bayang di kepalanya dengan penuh kengerian.

"Maka dari itu, kita harus membuang jati diri Alenta Serafine jauh-jauh," timpal Alden yang memahami kecemasan Selly.

Selly dan Alenta mengangkat kedua alisnya. Alenta mencodongkan tubuhnya ke depan mendengarkan perkataan Alden dengan seksama, sedangkan Selly kembali mengangkat alisnya.

"Apa maksudmu, Alden?" Tanya Selly tidak mengerti.

"Kita harus mengganti identitas Alenta dengan identitas yang baru," jawab Alden dengan penuh antusias.

Kening Selly berkerut mendengar perkataan Alden. Mengganti identitas seorang selebriti? Apa Alden sudah tidak waras?

"Bagaimana caranya? Seluruh negeri sudah mengetahui bagaimana sosok Alenta Serafine. Tentu saja mereka akan mudah membongkar penyamarannya. Itu berbahaya, aku tidak setuju." Sanggah Selly kembali tidak sependapat.

Alenta tidak menyetujui perkataan Selly yang menolak rencana itu, dengan cepat ia menyambar perkataan Selly lalu menatap Alden, "Apa yang harus ku lakukan? Aku tidak perduli soal keselamatanku, yang terpenting bagiku dendam keluargaku bisa terbalas. Aku akan melakukan apapun, aku siap menerima segala resikonya."

Selly terperangah melihat tingkah Alenta yang tidak main-main. Sepertinya tekad Alenta untuk membalas semua dendamnya sudah bulat. Gadis itu bahkan terlihat sudah tidak perduli jika itu mengancam jiwanya.

Alden segera menengahi mereka yang hendak kembali bersuara, "Selly benar, itu memang berbahaya. Maka dari itu kita tidak hanya merubah identitasmu, kita akan merubah semua yang ada pada diri Alenta termasuk wajahnya," jelas Alden kembali.

Selly kembali dibuat pening dengan perkataan Alden, "Maksudmu Alenta harus menjalani operasi plastik?" Tebak Selly. Ia menatap Alden, berharap tebakannya hanya sebuah ide gila yang sekilas mampir di kepalanya.

"Ya, benar,"

Selly melongo mendengar jawaban Alden yang tanpa beban. Dalam sekejap, ia tidak mampu berkata apapun dan hanya menampilkan setengah mulutnya yang terbuka.

"Kau tidak keberatan bukan, Alenta?" Tanya Alden.

Alenta menganggukkan kepalanya mantap. Ia tidak masalah dengan apapun cara yang dilakukan oleh Alden.

"Dengan identitas dan wajah baru, kau akan memasuki lingkungan keluarga Herenson dengan mudah. Untuk itu, kita membutuhkan bantuanmu, Selly,"

Alenta dan Alden kompak menatap Selly dengan tatapan intens.

Selly langsung merasa rikuh menerima tatapan itu, ia mengangkat sebelah tangannya dengan cepat, "Aku tidak bilang aku setuju dengan ide gila ini," sahut Selly masih berpegang teguh dengan keyakinannya. Bagaimana jika keselamatan mereka semua makin terancam? Lawan mereka adalah keluarga Herenson, resiko yang akan mereka ambil terlalu besar.

Alenta menggenggam tangan Selly dengan erat. Ia menghela nafas lalu menampilkan wajah nelangsa.

"Aku mohon Selly, bantu aku. Aku merasakan kesakitan yang besar di dalam hidupku karena perbuatan mereka. Aku kehilangan hidupku juga keluargaku. Bantulah wanita malang ini membalaskan kehancurannya," lirih Alenta dengan setengah terisak.

Hati Selly terenyuh mendengar permohonan Alenta yang terasa menyayat. Selly yang merasa tidak enak untuk menolak permohonan itu hanya mengangguk kecil.

"Akan ku bantu sebisa mungkin, Alenta. Sudah jangan menangis," bujuk Selly lalu menghapus air mata Alenta.

Alenta memasang senyum tipis mendengar jawaban Selly.

"Jadi, kapan Alenta akan melakukan operasinya plastiknya?" tanya Selly pada Alden.

Alden mengangkat bibirnya mengulas senyum, "Lebih cepat lebih baik, bukan begitu Alenta?"

Alenta menganggukkan kepalanya lalu membalas senyuman Alden, sedangkan Selly hanya bisa mendesah panjang. Berada di sekitar mereka membuatnya tidak bisa menolak apapun permintaannya. Penderitaan yang mereka berdua rasakan membuat hati Selly terketuk. Semoga saja rencana ini akan terealisasi seperti yang mereka kira.

****

Hari ini Alenta akan menjalani operasi plastik yang tempo hari mereka bahas. Setelah Selly mendapatkan tempat yang cocok, Alenta langsung mendesak agar operasinya segera dilakukan.

Selly dan Alden masuk ke ruangan Alenta setengah jam sebelum operasi dilakukan.

Selly menggenggam tangan Alenta untuk memberikan kekuatan padanya.

"Ini keputusan yang besar Alenta, kau yakin akan melakukannya?" Tanya Selly dengan sorot mata cemas.

"Jika kau tidak ingin melakukan ini, kita akan mencari jalan lain Alenta," timpal Alden merasa tidak enak karena dia yang mempunyai ide gila ini.

Alenta menggelengkan kepalanya kuat-kuat, meyakinkan mereka kalau ia baik-baik saja. "Tidak, aku akan melakukannya. Semua keluargaku sudah tiada, tidak ada alasan mempertahankan diri Alenta di dunia ini. Aku siap menerima semuanya. Kau bilang sendiri padaku bahwa akan sulit mengalahkan mereka jika aku masih menjadi Alenta Serafine," ucap Alenta pada Alden. Ia tidak akan mundur lagi, ia akan melakukan apapun untuk membalas dendam pada keluarga Herenson.

Selly terlihat mendesah pasrah mendengar jawaban Alenta, Alden hanya balas tersenyum tipis.

"Baiklah kalau begitu," ucap Selly akhirnya.

Alden menghela nafasnya, dengan lirih ia berkata pada Alenta, "Ini memang operasi besar yang harus kau lewati Alenta. Menurut Selly, ini bahkan bisa mengancam jiwamu karena hampir seluruh proporsi tubuhmu akan dirubah. Tapi, aku yakin kau wanita yang kuat. Kau pasti bisa melewatinya,"

Alenta menganggukkan kepalanya dengan yakin. Matanya berkilat-kilat, apapun akan ia lakukan demi balas dendamnya.

Ketukan pintu dari luar menginterupsi pembicaraan mereka.

"Maafkan saya, tapi jadwal operasi akan segera dilakukan," seorang suster masuk lalu memberitahukan perihal kedatangannya.

Selly segera mengajak Alden untuk undur diri dari sana.

Alden menggenggam tangan Alenta sejenak lalu berkata dengan nada pelan, "Kau harus kembali pada kami,"

Alenta hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Detik berikutnya, orang-orang berseragam hijau memasuki ruangan Alenta. Alden dan Selly melipir ke samping lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

Alden menggigit jari jemarinya dengan gugup saat pintu ruangan Alenta ditutup. Ia menatap ruangan Alenta dari luar dengan cemas. Meski ia yang menyarankan operasi ini, tapi Alden tidak menyangka bahwa resiko yang akan Alenta ambil juga besar. Ia tidak mampu memadamkan tekad kuat yang terpancar dari kedua mata gadis itu. Ia hanya bisa mendukung semua keputusan yang diambil oleh Alenta.

Alden menutup kedua matanya lalu berdo'a sepenuh hati di dalam dadanya untuk keselamatan Alenta. Waktu terasa bergerak lebih lambat ketika operasi itu dilaksanakan. Hati Alden semakin cemas dibuatnya. Entah bagaimana nanti hasilnya, Alden harap Tuhan berbaik hati kepadanya dan membawa Alenta kembali.