webnovel

BAB. 1 FLASHBACK BACKGROUND OF DARAH BIRU

Asal -Usul dan Kelahiran

1. Asal-Usul Keluarga

Ayahnya bernama Bramono, yang Lahir pada tanggal 17 Agustus 1967, dari Pasangan Jasman dan Katemi di daerah Jawa di dekat dataran tinggi daerah yang bernama Morotopo.

Jasman Bekerja sebagai Kaming Tuwo dalam bahasa jawa atau biasa disebut Kepala bidang Pemerintahan Desa, selain mengurus berbagai macam kepentingan desa dan membantu mengatur urusan warga, Jasman juga sibuk menanam padi, memberi pakan ternak, serta berbisnis jual-beli rumah di desanya.

Jasman secara silsilah merupakan keturunan langsung dari pelopor perintis desa, dan keturunan ulama besar di daerah Jawa Tengah.

Katemi, sehari-hari bekerja membantu suaminya menanam padi dan memberi pakan ternak sapi serta mengurus keempat anaknya yang semuanya adalah laki-laki.

Saat Bramono berusia Tiga tahun, ia sudah menjadi anak piatu, ayahnya yang bernama Jasman Wafat ketika peristiwa pemberantasan organisasi terlarang yang ingin kudeta terhadap pemerintahan Orde Lama Presiden Sukarno.

Bramono semasa remaja banyak menghabiskan waktu bersama dengan Paman dan Kemenakannya.

Dalam Keluarga diantara Saudara Laki-laki, Bramono adalah Anak yang paling tinggi tingkat pendidikannya yaitu Sekolah Dasar Kelas Lima.

Sekalipun tidak sempat menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di Desanya, Bramono sehari-hari menyibukkan diri dengan membantu Kebutuhan Keluarganya.

Bersama Pamannya Bramono ikut warga mengambil Pohon Jati yang menjadi sengketa teehadap desanya, oleh karena itu sangat hati-hati apabila mengambil pohon jati yang nantinya akan dijual kepada orang guna memenuhi kebutuhan hidup, karena apabila tertangkap aparat maka dapat dihukum penjara dengan ketentuan yang berlaku.

Selain itu Bramono Remaja juga menyempatkan diri untuk bermain bersama teman sebayanya di Mushola Desa sambil belajar Ilmu Agama.

Bramono di didik Pamannya tentang Bercocok Tanam Padi dan Memberi Pakan ternak Sapi, tidak hanya itu Bramono juga di beri kepercayaan Paman dan warga untuk mengawal Sapi ternak yang akan di Jual ke Pasar dengan Imbalan Upah apabila telah Selesai Melakukan Transaksi Jual-beli Sapi.

Kemudian Bramono Bersama teman sebaya, ingin Merantau ke daerah lain mencari kehidupan yang lebih baik, karena ketiga saudara tuanya sudah merantau ke luar desa dan ada yang sudah lebih dahulu berkeluarga.

Bramono akhirnya merantau ke daerah Selatan Sumatera namun ketika pulang ke kampung halaman semua temannya tidak lagi melanjutkan perjalanan merantau di karenakan ada yang menikah dan hidup mendiami keluarga di desa.

Lambat laun berjalannya waktu Bramono berinisiatif untuk melanjutkan menyelesaikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjut Tingkat Akhir sambil bekerja di daerah Selatan Sumatera.

Kembalinya Bramono ke Kampung Halaman selain memberikan uang untuk keperluan Ibunya yang sudah tua juga membantu membangun Rumah Ibunya yang di nilai sudah tidak layak.

Namun, karena kasih sayang Ibunya yang terlalu besar menginginkan Bramono seperti saudara tuanya untuk disegerakan menikah dan mendiami desa.

Bramono secara Halus menolak di karenakan ada hal impian yang harus dia capai untuk mengembalikan kejayaan keluarganya yang sudah sirna sejak kepergian ayahandanya.

Ibunya yang Bernama, Marnila Putri adalah Wanita Cantik Jelita yang Lahir pada 19 November 1977 di Solo, Jawa Tengah merupakan keturunan Ningrat dari Ibunya yang bernama Sugiyem binti Karyadimeja dengan Kertadikrama yang merupakan Abdi Dalem Keraton.

Marnila Putri sedari Remaja sudah menjadi Kembang Desa kemudiam ikut merantau bersama saudari tuanya ke daerah Selatan Sumatera kota.

Marnila Putri Bekerja sebagai Kasir di salah satu Mall terbesar di Selatan Sumatera Kota dan Tinggal bersama dengan Saudara tuanya.

pada suatu hari Bramono yang tinggal di sekitaran daerah Selatan Sumatera Kota, juga sering datang ke Mall Selatan Sumatera Kota untuk belanja keperluan hidup Sehari-hari yang akhirnya mempertemukan kedua insan tersebut.

Waktu singkat berlalu mereka berkenalan, dan Bramono Melamar Marnila Putri di Selatan Sumatera Kota dan Hidup membangun Keluarga Kecil.

2. Kelahiran

Narendra Sanggrama, adalah Nama yang di berikan Ayahnya karena Mencintai budaya Jawa dengan penuh Makna dan Filosofi tersendiri.

Narendra memiliki arti Putra Dewa Indra, Sanggrama adalah Rama yang artinya kuat dan Berkedudukan sehingga memadukan arti Narendra Sanggrama adalah Seorang Putra Terhormat yang Memiliki Jiwa dan Raga yang Kuat dalam menjalankan Prinsip.

Lahir pada 16 Januari 1997 pada masa pemerintahan Orde baru di indonesia sudah mulai tenggelam, di sebabkan Ekonomi Krisis Moneter karena ketidakstabilan Politik dan Pemerintahan yang terjadi.

Pada Masa itu Lahirnya di ceritakan Seperti Layaknya Kisah Budaya Jawa, Petir Menggelegar, Angin Besar datang, Paceklik Air Bersih di tengah kehidupan yang sedang dilanda ketidakstabilan Perekonomian seperti Layaknya Kelahiran Dewa Indra pada Masanya.

Narendra Sanggrama juga memiliki Dua adik Laki- Laki sekandung, Satu Ayah dan Satu Ibu dengannya.

MASA KECIL

Pada saat usianya masih balita, Narendra Sanggrama di Rawat dan diasuh silih berganti baik oleh Kemenakan Ibunya maupun rekan dari Ayah dan Ibunya.

Narendra Sanggrama saat masih Balita di rawat pertama kali oleh seorang ibu rumah tangga yang memiliki suami sebagai seorang Kepala Pimpinan Polisi Resort di daerah Selatan Sumatera yang merupakan Rekan Ayah dan Ibunya.

Karena Ayahnya Narendra Sanggrama yang Bekerja sebagai Manager Logistik di Perusahaan Swasta yang bergerak pada Kontruksi Bangunan maka sudah wajar apabila Narendra Sanggrama sangat jarang bertemu dengan Ayahnya yang sibuk bekerja dan Pindah Tugas di temani Sang Ibu.

Bahkan Rekan Ayah dan Ibunya yang Mengasuh Narendra Sanggrama sangat senang tinggal bersama mereka karena selalu di selimuti rasa bahagia, selain memang belum mempunyai anak, keduanya sangat merasakan bahwa kehadiran Narendra Sanggrama selalu membawa kebaikan, rezeki, dan terkadang mereka merasa dapat menyelesaikan setiap masalah yang datang bagi keluarga mereka pada saat Narendra Sanggrama tinggal bersama mereka.

Kepala Kepolisian daerah Provinsi di Selatan Sumatera Mereka terkena suatu Masalah yang menyebabkan Mutasi hingga di gantikan oleh Kepala Kepolisian Resort daerah di Selatan Sumatera yang juga mengasuh Narendra Sanggrama dan Sang Istri kemudian Pindah ke daerah Provinsi Kota Selatan Sumatera hingga pada Akhirnya Narendra Sanggram di Asuh dan di Titipkan kepada Mantan Anak buah Sang Ayahnya yang dulu ikut bekerja Ayahnya namun sudah pensiun.

Mantan Anak Buah Ayahnya sangat gembira saat Narendra Sanggrama di Asuh oleh mereka, selain mereka sudah merasa berisitirahat bekerja mereka dapat menghibur diri dengan mengasuh Narendra Sanggrama.

Setelah beranjak dan tumbuh Narendra Sanggrama sudah mulai bersekolah di salah satu Taman Kanak- Kanak daerah Selatan Sumatera hingga Mantan Anak buah Ayah dan Ibunya tersebut wafat.

Karena Sudah menginjak masa Taman Kanak-Kanak Narendra Sanggrama kemudian di Asuh Oleh Kemenakan Ibunya yaitu Sepupu tua dari pada Narendra Sanggrama.

Sepupu tua Narendra juga Sekolah Menengah Atas seraya mengasuh Narendra Hingga Lanjut ke Sekolah Dasar.

MASA REMAJA

Sepupu Narendra Sanggrama yang sedang mengenyam pendidikan Sekolah Mengah atas hingga Akhirnya Menyelesaikan Pendidikan sambil bekerja juga mengawasi pertumbuhan Narendra Sanggrama, hingga Narendra Sanggrama menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar.

Guru Sekolah Dasar Narendra, memberikan Apresiasi yang di wakili wali murid, yaitu Sepupu tua Narendra Sanggrama menyatakan bahwa Narendra Sanggrama adalah Anak yang Jenius dan berperilaku Teladan sehingga teman-teman dan Lingkungan Narendra Sanggrama sangat memuji Narendra Sanggrama.

Selama Kurang Lebih Tiga tahun dari Tamat Sekolah Menengah Atas, sambil bekerja dan Mengasuh Narendra Sanggrama, Sepupu tua Narendra Sanggrama mengajak Narendra Sanggrama Kembali kepada Ayah dan Ibunya dikarenakan Sepupu tua Narendra Sanggrama ingin merantau ke daerah lain guna Melanjutkan Studi Pendidikan yang Lebih tinggi.

Sekembalinya Narendra Sanggrama kepada Ayah dan Ibunya, Narendra merasa sudah nyaman tinggal di daerah dimana ia sekolah dan diasuh oleh orang lain sampai dengan ia menginjak Sekolah Menengah Pertama.

Tempat Kelahiran, Sekolah, di Asuh dan beradaptasi dengan Lingkungan yang dulunya adalah tempat ayahnya bekerja baginya adalah Kehidupan yang sudah menyatu dalam dirinya.

Ayahnya Narendra Sanggrama, sedemikian rupa sudah merintis daerah tempat tinggal Narendra Sanggrama karena latar belakang ayahnya yang juga sebagai Manager Logistik Kontruksi Perusahaan Swasta juga sudah mengenal elemen lapisan masyarakat di derah Selatan Sumatera.

Sehingga Elemen Lapisan Masyarakat dapat menghargai Narendra Sanggrama selayaknya jasa Sang Ayah sebagai perintis daerah tersebut.

Narendra Sanggrama Melanjutkan Sekolah Menengah Pertama sebagai Murid yang Rajin, Teladan, dan Mengisnpirasi banyak teman di Sekolahnya.

Disisi Lain Narendra Sanggrama sudah mulai berpikir bahawa Ayah dan Ibunya yang selalu berpindah Tugas juga sudah mempunyai keturunan lain, sebagaimana kedua Adik Laki-lakinya yang harus di penuhi kebutuhan akan pendidikan sama seperti dirinya dan hal tersebut dapat mengurangi beban pikiran orangtua baginya.

Nadendra Sanggrama, sebenarnya tidak asing bermain bersama teman wanita namun ia lebih sering bergaul dengan teman laki-laki baik disekolah ataupun di lingkungan tempat tinggalnya.

Oleh karena hal itu Narendra Sanggrama yang Memiliki sikap dingin, Lembut, jenius di sekolah mendapat perhatian khusus dari anak perempuan yang sebaya dengannya.

Beberapa anak perempuan sangat mengagumi sifat dan sikap yang dimiliki oleh Narendra Sanggrama namun selama itu juga Narendra Sanggrama selalu menanggapi secara santai sebagaimana teman lainnya.

Guru Sekolah Menengah Pertama Narendra Sanggrama bahkan terkadang di buat kaget, dengan sikap dan perlakuan murid wanitanya yang berharap dapat memberikan perhatian balik dari Narendra Sanggrama.

ANAK EMAS DI DESA

Masuk di Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Favorit, menjadi beban tersendiri bagi Narendra Sanggrama, karena harus belajar ekstra untuk dapat beradaptasi dengan keilmuan agama yang lebih detail lagi.

Narendra Sanggrama hanya di bekali ilmu agama secar teori dan praktek dari berbagai guru mengaji di tempatnya tinggal, karena selama sekolah sebelumnya ia belajar bidang keilmuan umum.

Jurusan Ilmu Sosial adalah Jurusan yang Narendra Sanggrama ambil pada saat Sekolah Menengah Atas di Madrasah.

Selain Jurusan tersebut merujuk pada ilmu sosial ternyata memang semua murid berbeda dengan Jurusan Pengetahuan Alam yang dinilai Kurang Pergaulan terhadap Lingkungan.

Prestasi Sekolah selama di Madrasah yaitu Menjadi satu- satunya murid laki-laki yang masuk ranking Dua Besar di Madrasah, satu-satunya murid yang mewakili sains bidang Ekonomi dan Geografi pada tingkat Provinsi Selatan Sumatera strata Sekolah Menengah Atas.

Kejeniusan, Kepintaran, dan Sifatnya yang dingin membuat banyak gadis Sekolah Menengah Atas yang jatuh cinta padanya, bahkan ada yang berani mengungkapkan perasaan secara terbuka di depan kelas hanya demi mendapat perhatian dari Narendra Sanggrama.

Di Lingkungan Masyarakat tempat ia tinggal, dirinya menjadi sosok yang berpengaruh selain dekat dan hangat kepada masyarakat, sikapnya yang ramah, Narendra Sanggrama juga menjadi tempat bercurah hati para Pejabat Desa seperti Ketua Rukun Warga dan Tokoh Masyarakat Lainnya.

Ketua Tokoh Masyarakat banyak yang meminta masukan, saran terhadap kinerja dan hal-hal yang harus di kembangkan dalam ruang lingkup hubungan masyarakat yang ada di Desanya.

Hal tersebut menjadi Julukan tersendiri bagi Narendra Sanggrama, selain di nilai mempunyai bakat kepemimpinan yang turun dari Ayahnya, dirinya juga di ketahui merupakan sosok yang sangat pintar di Sekolah, bahkan banyak masyarakat yang menganggapnya sebagai Sosok Penerus Desa, karena Pemikirannya yang bisa melebihi batas pemikiran orang dewasa dan anak seusianya.

Organisasi Politik yang juga sangat berpengaruh di Pembangunan Desa tempat ia tinggal, Narendra Sanggrama selalu di tawari untuk menjadi Pengurus ataupun Pengelola Organisasi Politik.

Peranan Organisasi Politik di Desa selaku Fasilitator atas Pembangunan Jalan, dan Lain sebagainya menjadikan Narendra Sanggrama berpikir bahwa Organisasi Politik adalah Wadah yang tepat bagi masyarakat untuk menyalurkan Aspirasi dan suara yang dinilai peran pemerintah terhadap masyarakat sangat kurang memperhatikan masyarakat karena sikap pemerintahan di daerahnya yang begitu kaku dan Lambat terhadap pembangunan.

Masyarakat memberi Julukan sebagai " ANAK EMAS" yang selalu memberi harapan bagi masyarakat dan pendorong akan potensi Desa serta menjadi Pelopor Pembangunan Desa sebagaimana dahulu peran Ayahnya sebagai Pelopor dan Perintis Desa.

Bekerja dan Kuliah di Tengah Krisis Karakter

Pergaulan dinilai mempengaruhi bagaimana potensi individu ke depan dalam membangun jaringan agar menjadi individu yang lebih peka terhadap lingkungan dan sebagai jalan untuk mewujudkan suatu harapan yang ingin di capai, begitulah pemikiran Narendra Sanggrama saat usai menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas dengan Predikat Sangat Memuaskan.

Karakter Masyarakat yang sangat kental akan pikiran bahwa berpendidikan tinggi hanya dapat diraih dengan susah payah dan sama sekali tidak menjanjikan sesuatu hal yang begitu "wow" terdengar bagi kalangan masayarakat ke bawah.

Banyak Anak Muda yang mengabiskan masa muda dengan hura-hura, pacaran bebas, bekerja semaunya, dan menganggap kalo kedepan tidak akan ada suatu perubahan yang berarti dalam hidup.

Narendra Sanggrama, sempat memulai karier pada bidang Komunikasi tepatnya sebagai "ANNOUNCHER"atau biasa di sebut pembawa acara di salah satu Stasiun Radio Swasta di daerah Selatan Sumatera Kota.

Kuliah di Perguruan Tinggi Swasta terbaik di daerah Selatan Sumatera Kota, dengan Studi Ilmu Pemerintahan menjadi Motivasi bahwa Kesenjangan dan Keterbelakangan Masyarakat di Indonesia adalah sebab ketidakstabilan terhadap pergolakan Politik dan Pemerintahaam di sela-sela Angka Buta Huruf masyarakat karena Pendidikan hingga buta akan Politik di Negeri Sendiri.

Karir Lain yang sempat ia coba adalah Lembaga instansi Pemerintahan "Badan Pusat Statistik" dengan jabatan sebagai Koordinator Wilayah Pemetaan, Strategi Analisi data dan Sensus Ekonomi Masyarakat di Selatan Sumatera Kota dengan Catatan Staff Kontrak, karir ini menjadi pekerjaan sampingan baginya karena di salah satu Stasiun Radio Swasta di Selatan Sumatera Kota dirinya masih tercatat sebagai Staff tetap.

Dirinya sempat menjalin Asmara dengan Beberapa gadia Kampus di berbagai bidang Studi Keilmuan tapi semuanya Kandas karena di Narendra Sanggrama selalu sibuk akan pekerjaannya dan pembelajaran di Kampus.

Di Radio, salah satu Stasiun Radio Swasta Selatan Sumatera Kota, Manager Radio memiliki permasalahan yang mengancam tentang reputasinya bukan hanya di mutasi sebagai Manager namun pihak pimpinan pusat meminta untuk mengundurkan diri apabila permasalahan tersebut tidak dapat diatasi oleh Manager Narendra Sanggrama, karena Kejeniusannya pula Narendra Sanggrama di minta membantu Manager yang tengah di rundung kegelisan, sehingga pada Akhirnya Masalah tersebut dapat di Selesaikannya dengan Bijak.

Menjadi "News Director" atau Kepala Media Pemberitaan di Stasiun Radio karena pernanya sebagai sumbangsih atas permasalahan yang dapat terselesaikan dengan baik oleh Narendra Sanggrama, seharusnya Narendra Sanggrama sudah mampu memimpin sebagai Manager dengan permasalahan tersebut di karenakan belum memiliki ijazah perguruan tinggi maka hal tersebut juga menjadi faktor penghambat dirinya untuk bisa memimpin Radio tempatnya bekerja.

Pekerjaan yang Sibuk selain membuatnya harus banyak menjalani Asmara yang selalu Kandas, ternyata tidak membuatnya kehilangan waktu untuk belajar di Kampus, tercatat sampai dengan Kuliahnya selesai, Narendra Sanggrama menjadi Mahasiswa Laki-laki Kampus yang memiliki Nilai tertinggi di Bidang Studi pada Era Angkatannya dengan Hasil Sangat Memuaskan.

AKHIR KULIAH DAN PEKERJAAN DI TEMPAT KELAHIRAN

Mengakhiri Kuliah dengan segenap Prestasi, Karier cukup Gemilang, dan Banyak Asmara yang Kandas karena Keterbatasan Waktu.

Berkarir di Dunia Gelap, terdengar begitu pekat namun itulah keadaan yang dijalani Narendra Sanggrama, mencoba keberuntungan di Bidang Finance atau Pendanaan sebagai seorang"Debt Collector".

Narendra Sanggrama, tercatat sebagai Debt Collector dengan Jabatan "Junior Coordinator" di salah satu Lembaga Pendanaan Swasta Terbaik yang ada di Selatan Sumatera Kota.

Selama Tiga bulan Percobaan dirinya akan di Janjikan sebagai Staff tetap dalam Lembaga tersebut dengan Syarat dan Ketentuan yang berlaku.

Sebelum Tiga Bulan Lamanya, Kurang lebih berjalan Sebulan Lima Belas Hari dirinya mendapat Surat yang berisi Pengangkatan Staff tetap dalam bidang Debt Collector dengan Jabatan Junior Coordinator.

Bidang tersebut sekalipun adalah hal yang berbeda dengan bidang pekerjaan lainnya, namun seketika dapat beradaptasi dengan baik oleh karena banyaknya dukungan dari Senior, juga memang karena Prestasinya yang dapat mengatasi Setiap Tugas yang di Berikan Pimpinan berhubungan dengan Perusahaan Pendanaan tersebut.

WEJANGAN KUNO

Saat semua teman kuliahnya bekerja dan menuntut ilmu di perguruan tinggi yang sama Sang Narendra Sanggrama malah bersikap Dinamis, tidak seperti teman lainnya yang hidup statis menjalakan aktivitas pada zona yang nyaman dan aman di Selatan Sumatera Kota.

Perbedaan yang terlihat adalah Narendra Sanggrama sekalipun bersikap terhadap teman tak berbeda dengan Dosen di Perguruan Tinggi Swasta sifatnya yang Dingin dan Cenderung tenang menjadi Intrik bagi Sang Dosen untuk dekat terhadap hidupnya yang dinilai bagian dari Doktrinisasi terhadap Karakter Narendra Sanggrama.

Apalagi banyak Dosen yang ingin dekat terhadap karakter Narendra Sanggrama yang hidup penuh Misteri.

Selama di Kampus, Dosen selalu berpartisipatif terhadap Narendra Sanggrama dengan berbagai Prestasi yang saat ini belum di samai oleh mahasiswa manapun sejak ia Lulus di Akademisi karena Prestasi yang dapat di andalkan dalam Dunia Akademik Kampus.

Narendra Tercatata Menjadi Ketua Posko KKN memimpin rekannya di Wilayah Pelosok Selatan Sumatera mengembangkan Disiplinier Keilmuan pada tahun 2016/2017, Menjadi Ketua Pimpinan Monev atau Monitor dan Evaluasi di Disiplinier Keilmuan di semua Kecamatan Selatan Sumatera yang di sponsori oleh Kampusnya pada tahun 2016/2017, Menjadi Mahasiswa Terbaik selama bertugas di Lapangan Mengembangkan Disipliner Keilmuan yang di Sponsori Kampusnya di tutup dengan Pidato Kemahasiswaan Narendra Sanggrama pada tahun 2016/2017, Menjadi Ketua Pimpinan Mahasiswa yang dikirim ke Mahkamah Konstitusi RI 2017/2018 mewakili kampusnya, Menjadi Ketua Tim Analisis Mahasiswa di Mahkamah Konstitusi RI pada tahun 2017/2018, Menjadi Mahasiswa dengan Nilai Teratas Mengungguli Mahasiswa dari Perguruan Tinggi Gajah Mada, Universitas Islam Indonesia, Universitas Hasanudin, Universitas Islam Bandung, dan Universitas Terkemuka lainnya yang ikut serta berkompetisi dengan mendapat Pengakuan Langsung dari Kepala Biro Badan Kepegawaian dan Kehumasan Mahkamah Konstitusi RI pada saat itu Dr.Arshinta Fitri Diyani, S.H.,M.H mewakili Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi di dampingi Inspektorat Lainnya di bidang Pengujian Akademik Ruang tertutup Panel Mahkamah Konstitusi RI.

Pengakuan Dewan Analisis dan Peneliti Dr. Aliyah Harumdani Widjaja, S.H., M.H bahwa Narendra Sanggrama adalah "Mahasiswa yang berbakat bahkan seumur hidup baru kali ini menemukan Mahasiswa yang mampu membawa Tim yang benar-benar di akui oleh Dewan Inspektorat Kelembagaan Mahakamah Konstitusi, Saya Bangga sebagai Mentormu, tetap Percaya pada Dirimu Sendiri". itulah kalimat Penutup yang disampaikannya.

Bukan hanya bidang Akademik di Akademisi yang ia tempuh, pekerjaan yang dijalani selalu menorehkan banyak pengakuan, Menjadi Direktur Pemberitaan, Ketua Koordinator Badan Pusat Statistik, Pelayanan Konsumen di bidang Finance, yang semuanya dia dapatkan dalam Tempo yang singkat yang orang lain belum ada yang menyamai rekor tersebut di Wilayah Selatan Sumatera pada usia yang sangat muda di bawah 25 tahun atau berkisar 22 tahun.

Bahkan saat itu Kepala Badan Pusat Statistik Selatan Sumatera meminta secara Langsung Permohonan Editorial tentang dirinya agar di buat menggunakan tangan Narendra Sanggrama, "Saya Sangat Ingin Ananda Membuat Rangkuman berupa Editorial, yang Saya Rasa Penting untuk Saya Apabila Ananda Bersedia". karena sudah menganggapnya sebagai Anak yang berpotensi untuk dunia akademisi yang lebih berkompeten lagi.

Kembali pada Dosen Narendra Sanggrama, yang Mengajaknya Makan di Salah Satu Taman Kota di Selatan Sumatera yang terkemuka saat itu, penuturannya yang tidal lain keluar dari mulut sang dosen dan tidak pernah terucap pada Mahasiswa lainnya, "Jangan Menjadi Katak dalam Tempurung, seadainya Adinda Mampu Menjadi Harimau yang Berperang di Medan Laga". Saya Melihat Anda Mampu melakukan itu, disamping usia Adinda yang masih sangat muda sangat perlu Menempah diri di Luar sana, sebagai Persiapan menyambut sebuah Perubahan yang Signifikan'.

Mengingat begitu banyak Jalan dan Rintangan yang sudah di hadapi di kota kelahiran, dan sebuah keinginan yang mulia adalah jalan berpikir seseorang untuk lepas dari Zona Nyaman dan Aman guna menemukan Siklus Kehidupan yang Mapan itulah Jalan Hidupnya semasa di Kota Kelahiran Sang Narendra Sanggrama.

SUMATERA - CENTRAL JAVA

Berangkat dari sebuah Pengalaman Muda Sang Narendra Sanggrama, berkesempatan menjadi Dosen Muda atau Junior Teacher di Perguruan Tinggi Swasta Universitas Katolik Semarang pada tahun 2018/2019.

Menganggap Instansi dan Lembaga Pemerintahan adalah Kalangan Pejabat yang terlalu berbelit dan Menyusahkan banyak Kalangan Masyarakat di Menengah Bawah membuat Narendra Sanggrama enggan berspekulasi dan berkeinginan masuk kedalamnya.

Ditambah Keyakinannya bahwa bidang Akademik hanyalah sebuah Strata yang Membatasi Pergaulan dengan Kalangan Elemen Lapisan Masyarakat yang sangat Menjunjung tinggi Budaya dan Budi Leluhur Bangsa tentang Etika.

Mengahabiskan Waktu Periode tahun 2019 dengan Membaur terhadap Budaya dan Etnil Masyarakat Jawa, Narendra Sanggrama ikut serta Bercocok Tanam Padi, Membaur dengan Masyarakat, Memberi Pakan dan Memelihara Hewan Ternak seperti Sapi dan Ayam, Mengajar anak usia dini di bidang Akademik Umum dan Agama secara Umum di desa Kakeknya Jawa Tengah.

Hal terpenting selama berada di Jawa Narendra Sanggrama sangat menyerap pengetahuan di bidang Pertanian, Budaya, Budi Pekerti, dan Eksistensi warga.

Masyarakat Jawa berprinsip sangat mencintai Tanah Air dan Negara dengan begitu erat Politisasi Lokal Jawa, adalah "Memilih Bangsanya sendiri Apapun yang terjadi, daripada harus mempercayakan Sesuatu terhadap Bangsa yang Belum teruji Nilai Budaya dan Budi Pekerti di kalangan Masyarakat budaya Jawa".

Itulah Mengapa Banyak Pemimpin Negara terlahir dari Latar Belakang dan Budaya Jawa yang dinilai sangat Merakyat dan Mencitai banyak Rakyat di Tengah Populasi Masyakat Jawa sebagai Paku Bumi Indonesia dengan 1/3 Indonesia adalah Mayoritas Suku Jawa.

JAKARTA - KALIMANTAN - PAPUA

Setelah berlarut di Jawa Narendra Sanggrama Melalang Buana ke Ibukota sebagai Upaya Mendapat Pengetahuan, Wawasan, dan Mengembangkan Pengalaman agar Lebih Peka dan terasah di Nusantara tanah air tercinta.

Tepatnya di Jakarta Selatan, Kantor Pusat Perkebunan Sawit teebesar di Indonesia Narendra Sanggrama menjadi Staff dan terjun ke Lapangan untuk membantu Kontribusi Perusahaan Melebarkan Sayap ke Jaringan Bisnis yang lebih baik lagi.

Periode 2019 hingga 2020 Lamanya Narendra Sanggrama di tugaskan di Wilayah Tengah Kalimantan sebagai Petugas Lapangan yang mengorganisir pekerja agar lebih berkontribusi bagi Perusahaan teesebut.

Berdinas dengan Masyarakat di Tengah Kalimantan yang Cenderung masih Primitif tentang Pengetahuan, banyak di penuhi Bukit dan Perhutanan diantara Perkebunan Sawit yang harus di kembangkan.

Narendra banyak mendapat Pengetahuan bahwa Indonesia adalah Negara Terkaya di Dunia dengan Potensi sebagai Pemilik Sumber Daya Alam terbesar di dunia Melalui Perkebunan Sawit.

Hutan Lindung, Cagar Alam dan Budaya, Perumusan Taman Nasional, Lahan Ulayat atau Adat, Tanah Sengketa, Pribumi Pemilik tanah Suket Desa adalah Perihal kesenjangan Pemerintah terhadap Pengelolaan Perusahaan Swasta yang Penuh dengan Banyak Pertanyaan sebagai upaya Monopoli Perdagangan secara Paksa.

Pemukiman Pekerja yang Kumuh, Masyarakat yang Keteebelakangan Ekonomi, Eksploitasi Tenaga Kerja dan Sumber Daya Alam, Timbal Balik yang tidak Sesuai, Hukum yang sewena-wena adalah Praktik di Lapangan yang nyata.

di Perbatasan Barat Kalimantan Bertemu dengan Diplomasi Malaysia untuk Penangkapan Masyakata Migrasi Ilegal dan Penampungan di Central Kalimantan adalah Upaya yang tepat, selain Masyarakat yang terjebak dalam Monopoli Penguasaan Pengusaha juga Keresahan Negara Perbatasan sebagai Dalih Kompetisi Antara Indonesia-Malaysia sebagai Produsen Nomer Satu Sawit terbesar di Dunia

Di Pinjamkan Ke Papua Perusahaan Pengelolaan Sawit yang diolah menjadi Barang Jadi di sebuah Perusahaan Swasta menjadikan Narendra Sanggrama yakin bahwa Negara ini benar-benar Negara Kolam Susu yang Kesejahteraannya di wakili oleh Pihak lain.

Mobil Dinas, Motor Dinas, Rumah Dinas, dan Jaminan Kesejahteraan hidup di tengah Lahan Hutan Sengketa, Keserakahan Penguasa, dan Penindasan Rakyat, membuat geram Sang Narendra Sanggrama.

Pulang Ke Jakarta, Mengundurkan Diri dari Pekerjaan dan Melepas semua Fasilitas Semu adalah Jalan Pintas bagi Narendra Sanggrama dengan Penuh Kepercayaan Diri bagi seorang anak muda yang labil akan pergolakan hidup.

Penyakit Corona yang Mengguncang Negeri ternyata tak membuatnya goncang sekalioun pekerjaan pengganti belum didapatkan.

Pengetahuan dan Pengalaman yang kian bertambah rupanya memupuk rasa percaya diri dan mental baja bagi Narendra Sanggrama.

Semua yang terjadi baginya hanya Konspirasi untuk mengeksploitasi tanpa menggunakan hati untuk memperkaya diri sendiri.

Perjudian, Prostitusi dan Semua yang sifatnya Labil, Semu, Instan adalah Khyalan Semata bagi Penikmat Kekuasaan dan Rakyat adalah Konsumen yang Nyata.

KEPERCAYAAN ORANG ASING JALAN MENUJU MAFIA

Habis Manis Sepah di Buang, itulah yang terjadi dengan Narendra Sanggrama di akhir pengalamannya sebagai Anak Muda yang Melalang Buana di Nusantara.

Ibukota, Jakarta adalah Cakrawala karenanya semua orang penjuru dari berbagai belahan pelosok desa banyak mempertaruhkan hidup dan bekerja.

Asal tidak memilih kerja, ada makanana apapun di nikmati, tahan terhadap cuaca kerna kondisi untuk menghidupi perut demi bertahan hidup selalu dialami oleh anak rantauan.

Narendra Sanggrama Kembali ke Jakarta dengan Membawa Tas berisi Pakaian buat kerja, menggiring langkah kakinya menuju ke sebuah utara arah jakarta.

Tidak Bermodal ijazah, yang ada mau bekerja dengan penuh rasa dan semangat baja, Narendra Sanggrama di pekerjakan di Pelabuhan sebagai Seorang Penjaga Kapal yang mengantar Logistik ke Kapal-Kapal Pencari Ikan yang Nantinya Kapal tersebut akan Berlayar ke Samudera untuk Mencari berbagai Hasil Laut guna mendapat Upah dari Pengusaha.

Ikut serta dikirim di Kapal Ikak sebagai Koki, Layaknya sebuah Penjara, dirinya seperti tangan Kanan Sipir di Kapal Menyiapkan dan Mengatur Pola Makan Kapten dan Anak Buah Kapal di dalamnya.

banyak perlakuan oleh orang tionghoa yang berperan sebagai Kapten Kapal mencari Nafkah, Eksploitasi Kerja tanpa Memandang Cuaca, Mendapat Makan apabila Hasil ikan yang Banyak, dan Upah Pekerja para Anak Buah Kapal yang Semaunya.

Kembali di Daratan Utara Jakarta semua Informasi di Laporkan kepada Pengusaha tapi yang terjadi para penghuni kapal di ganti, Anak Buah Kapal terlantar pergi dari Haluan, Kapten membela diri agar Narendra Sanggrama di Pecat Alhasil Narendra Sanggrama tidak beekerja bersama Kapten namun Tinggal di Pelabuhan Sebagai Pengelola Kapal itulah Keputusan Pengusaha, Penguasa atas Kapal-Kapal Koloninya.

Sampai Akhir 2024 reputasi Narendra Sanggrama sangat vital dalam menjalankan dan mendistribusikan keperluan di Lapangan dalam menjalankan bisnis Para Penguasa Kapal di Pelabuhan.

Setiap Kapal pulang barang di Jarah karena semua logistik yang lama harus di ganti dengan yang baru, para preman pelabuhan ikut makan hasil jarahan, anak buah kapal ikut makan hasil jarahan, semua senang tapi tidal berlanjut begitu lama.

Banyak Belajar tentang semua yang ada di Pelabuhan, Harus kuat terhadap Lingkungan, bermental baja mampu mengayomi yang lemah itulah perilaku Narendra Sanggrama setelah Pengaruhnya banyak di kagumi Penguasa dari Kalangan Pengusaha asing Tionghoa, Perizianan yang di balik layar penuh dengan Kemajumakan Suap, Uang, dan Koloni semata terhadap keinginan untuk menjadi Kaya, di segani Preman Pelabuhan, dan Banyak di Kenal warga Sekitar Utara Jakarta, Akhirnya dengan Lapang Dada Narendra Sanggrama Memutuskan Mencari Pekerjaan Lainnya.

Berhenti dan mendapat Pengalaman berharga menjadikan yakin bahwa semua perairan teritorial indonesia sangatlah indah dengan begitu banyak Sumber Daya.

MENJADI MAFIA MODERNISASI

Narendra Sanggrama bertemu sahabat lama di daerah Jakarta Selatan dan Pusat mengumpulkan masing-masih dana membentuk sebuah organisasi terselubung di dalamnya.

terdapat sepuluh orang anggota di masing-masing organisasi sesuai struktur dan peran di setiap daerahnya.

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi adalah Teknik Pemasaran Mulanya, sehingga apabila semua terkontruksi dan berjalan akan sangat besar peluang menguasi bisnis pasar dan menjelma menjadi Penguasa.

Sebagai Pemimpin Mafia di sebuah Organisasi yang menaungi bisnis Ilegal, ternyata Narendra Sanggrama adalah benar-benar Ahli Strategi karena sangat mengerti Lapangan.

Menjalankan Bisnis Perjudian Online dengan memakai teknologi yang sulit di lacak karena tidak sesuai dengan peta antara tempat beroperasi dan peta kantor organisasi yang sudah di program sedemikian rupa.

Praktek Perjuadian Online yang semakin berkembang Pesat melibatkan banyak aparat, Oknum-Oknum pekerja dari kalangan Prostitusi, dan sahabat-sahabat yang berasal dari kalangan birokrat alumni sekolah, juga di karenakan banyak kebimbangan masyarakat akan lapangan kerja yang susah di dapat, keperluan bertambah banyak, dan banyak terjadi Putus Hubungan Kerja dimana-mana akibat Instabilitas Politik dan Pemerintahan.

Menyebabkan Bisnis Judi Online kian menjelma sebagai Bisnis terlarang yang di gemari warga, layaknya sosok Dewi Fortuna.

Lambat-Laun Sanggrama Narendra sudah tidak beroperasi layaknya semula, semua bisnis di pegang oleh orang terpercaya.

Sekalipun Banyak Jenderal dan Anak Buah yang ditangkap dirinya tetap tenang seperti tidak terjadi masalah.

DIANGKAT MENJADI DUTA NEGARA

Menjelma sebagai Bandar Judi alias Mafia menjadikan Narendra Sanggrama semakin luas memiliki jaringan dan relasi dalam setiap sisi

Kalangan Birokrat, Aparat Pemerintahan, Tokoh Politik hingga Para Menteri- Menteri dan Elemen Pejabat kelas Atas juga dekat dengannya.

Sekian Lama Merantau Melalang Buana rupanya tak Lupa akan Kampung Halaman tercinta, Narendra bahkan pulang layaknya orang biasa bukan sebagai Mafia yang dikenal karena Eksistensinya.

Ayah dan Ibunya telah Meninggal Dunia, Adik Laki-Lakinya bekerja sebagai seorang Teknisi dan Rumah Makan.

Lalu, melalui tangan Kanannya Narendra Sanggrama berharap dapat membantu keduanya, agar di kemudian hari menjadi orang kebanggaan bagi keluarga dan kampung halaman.

Narendra Sanggrama Akhirnya menjadikan Kedua Adiknya Seketika Orang Penting dalam Negara, yang satu adiknya menjadi Seorang Pengusaha, Arsitektur ternama, dan yang satunya adalah Seorang Angkatan Militer Kelas Perwira.

Bersama Narendra Sanggrama Lalu ketiganya seperti "Trisula" yaitu Tiga Saudara Laki-Laki yang sukses dengan Karakter dan Pengalaman berbeda.

Samudera adalah Adik Keduanya berparas Tampan Melebihi Narendra Sanggrama, selain sebagai Seorang Pengusaha dan Arsitektur ternama, Narendra Menjodohkan dengan Anak seorang Tokoh Masyarakat di Desa Kakeknya dan Menjadi Seorang Kepala desa di Daerah Central Jawa.

Satria adalah Adik bungsu Narendra Sanggrama yang kemudia ia jodohkan dengan Anak Seorang Teman Lamanya di daerah Sumatera Kota selain menjadi Seorang Perwira Muda, juga suatu saat dapat menjaga relasi dan pengaruh Narendra Sanggrama di Kota dan Kampung Halaman tercinta tempat mereka di Lahirkan.

Perkenalannya dengan Seorang Tokoh Politik Negara yang Mulanya cerita Khayal Belaka justru membawa sebuah Awal dari Konspirasi sebuah Kepemimpinan akan Penguasa Negara.

Sebuah Organisasi Politik yang memiliki Citra Permata dengan Banyak Pendukung dan berbagai Kepentingan di dalamnya membawa Narendra Sanggrama ke dalam Kancah Perpolitikan Negara.

Di dukung semua Adiknya yang Masing-masing di rasa punya sebuah Kewajiban, Tanggungjawab dan Pengaruh di Wilayahnya Narendra Sanggrama akhirnya menjalani sebuah Cita - Cita besar demi mewujudkan Cita-Cita Luhur warisan Ayahnya.

Mendukung Partai Bercitra Permata dan Mengenal Sosok Mas Bagus Dirgantara Narendra Sanggrama yang kental akan Kehidupan Strata Lapisan Masyarakat dan tidak asing dengan Dunia Lapangan Serta Analisis Data membawa Kemajuan yang Signifikan.

Aspirasi di Pulau Jawa, Sumatera, dan Ibukota Jakarta di lain sisi Pengaruh Finansial Narendra Sanggrama sebagai Mafia, Dukungan dari Kedua Adiknya, serta Sahabat Lamanya sangat mendekatkan Narendra Sanggrama pada Kekuasaan Negara.

Partai dan Figur bercitra Permata pada akhirnya memenangkan Kontestasi Pemilihan Umum Rakyat selama Lima Tahun Periode Kepemimpinan Selanjutnya.

Setelah Figur Partai Bercitra Permata Naik Tahta, Narendra Sanggrama di Lantik menjadi Duta Negara.

Di Kemudian Hari Narendra Sanggrama Menikahi Gadis Pilihannya Seorang Jelita bernama Putri Anggraini anak seorang yang juga Tokoh Masyarakat di daerah Central Jawa.

MENJADI MENTERI SWASEMBADA

Karir yang cemerlang karena kinerja Narendra Sanggrama sebagai Duta Negara dalam menjalankan Diplomasi dan permasalah mendorong kemajuan Bangsa Presiden akhirnya mengangkat Narendra Sanggrama sebagai Menteri Pertanian Negara.

seperti pepatah mengatakan "Pucuk di Cinta Ulampun Tiba" tak disangka memiliki latar belakang sebagai Mafia Ibukota, Pengalaman Hidup yang penuh dengan Kata jauh dari Cahaya Membawa kehidupan Narendra Sanggrama menjadi Orang Mulia.

Belum Habis Masa Jabatannya sebagai seorang Duta Negara yang dinilai mendapat pangkat Kenaikan Luar biasa tentu menjadi tantangan tersendiri.

Selama Kepemimpinannya sebagai Menteri Negara bidang Swasembada atau Pertanian, Kehidupan Masyarakat menjadi Sejahtera, Petani Mendapat perhatian secara Khusus dalam mengelola Modal dan Lahan Pertanian, Negara selalu Ekspor Beras karena Hasil petani yang Melimpah, Harga Beras yang murah mempengaruhi harga lainnya yang ikut murah sehingga daya beli masyarakat menjadi bertambah.

MAHAMENTERI MUDA

Mengawali Karir Kancah Perpolitikan di balik layar sebagai Aparatur Pemerintahan bukan Tokoh Politik tidak membuat Narendra Sanggrama ragu di percaya oleh Pemerintahan khususnya melalui Mandataris Presiden Langsung.

Ikut serta Mengantarkan Langsung seorang Tokoh Figur Partai Bercitra Permata Bagus Dirgantara menjadikan dirinya sebagai orang yang sangat dekat dengan Presiden Pilihan Rakyat tersebut.

Namun semua "Track Record" tentang apa yang dilakukan dan dicapai menjadi kekhawatiran tersendiri di sela-sela pencalonan kembali Bagus Dirgantara sebagai Presiden untuk Kedua Kalinya dalam Pemilihan Umum.

Melalui Sidang Umum tertutup, Bagus Digantara Menyampaikan sebagai Presiden bahwa dirinya dirasa masih di cintai rakyat dan berhak melakukan pencalonan diri sebagai Presiden melalui Pemilihan Umum dari Partai Bercitra Permata.

Demikian Mengenai Semua Menteri yang Bertanggung Jawab atas semua Bidannya Masing-Masing tentu di Akhir Masa Jabatan akan di Lakukan "Resuffle" mengingat tentang solidaritas menteri yang juga nantinya akan tetap ikut berjuang pada periode selanjutnya.

Selesai Rapat Narendra Sanggrama, setiba di kediamannya mulai menggambar situasi politik tentang kedudukannya sebagai menteri akan tergeser.

Kemudian Bagus Dirgantara secara pribadi mengirimkan surat yang berisi undangan untuk membicarakan mengenai kemungkin yang terjadi tentang Pemilihan Umum Presiden secara Langsung di Akhir Jabatannya sebagai Presiden.

Secara Pribadi Narendra Sanggrama memberikan pandangannya sebagai Menteri Swasembada bahwa semua yang dilakukannya banyak mendapat dukungan masyarakat agar di periode selanjutnya dapat di terealisasi kembali semua program yang berjalan.

Untuk itu Narendra Sanggrama secara pribadi memberitahukan kepada Bagus Dirgantara bahwa Pencalonan Presiden Kedepan lebih baik dengan melobby semua partai yang ikut berkompetisi dalam Pemilihan Umum sehingga Masa Jabatan Periode Selanjutnya akan tetap di Jabat oleh Bagus Dirgantara.

Menciptakan Calon Tunggal dalam Pemilihan Umum akan menimbulkan sebuah Sejarah bangsa di kemudian hari dan Aib, Oleh karenanya lebih baik apabila Menciptakan Lawan Bayangan yang Cenderung Lebih Memprioritaskan Bagus Dirgantara sebagai Presiden terpilih Melalui penunjukan Langsung Bagus Dirgantara tentang Calon Lawan Pemilihan Umum sebagai Presiden di Masa Jabatan Selanjutnya.

Semua Saran di jalankan sebagaimana strategi dan konspirasi yang sudah terencana, sebagai Calon Petahana Pemilihan Umum Presiden, Bagus Dirgantara hanya melawan satu Calon yang merupakan orang Bagus Dirgantara Sendiri guna Melunakkan pandangan Masyarakat agar lebih dominan memilih Bagus dirgantara sebagai Presiden di periode Selanjutnya.

Suksesi berlanjut Bagus Dirgantara Melalui Pemilihan Umum Serentak secara Langsung berjalan Mulus tanpa sebuah hambatan yang berarti, dirinya kembali terpilih sebagi Presiden Periode selanjutnya 2039-2043.

Sebagai Balas Jasa dan Kontribusi, setelah resmi pengangkatan di Tahun yang sama Narendra Sanggrama melalui Mandaris Negara dipilih Oleh Dewan Aspirasi Rakyat melalui Rekomendasi Langsung Bagus Dirgantara sebagai Presiden terpilih, Narendra Sanggrama di Lantik Menjadi Menteri Koordinator Investasi dan Kesejahteraan Ekonomi Rakyat periode 2039-2043 atau Mahamenteri Muda dalam Periode Kedudukan Jabatan di Sejarah Demokrasi Nusantara.

Mahamenteri Muda yang menjamin kesejahteraan Rakyat yang penuh akan sebuah problema tentang latar belakang sebagai bandar judi yang akan memberi kemakmuran bagi Bangsa dan Negara.

Kepercayaan dan Keyakinan tentang hidup adalah bukan perihal yang kaya dan miskin dan yang muda atau tua melainkan tentang "siapa yang masih dapat bertahan untuk tetap hidup".

Generasi muda adalah Penerus Bangsa boleh jadi dahulunya seseorang menjadi Anak Kecil yang di Kesampingkan oleh Banyak Pihak Kemudian Menjadi Srigala yang begitu menakutkan di Medan Perang layaknya Mahamenteri Muda, Bandar Judi.

RENUNGAN MAHAMENTERI MUDA

Setelah Resmi dilantik pada tahun 2039, Narendra Sanggrama semakin Peka dengan masyarakat namun justru kehidupannya semakin tidak tenang.

Bukan perihal Jabatan yang ia sandang, menjadikannya bebas untuk bersikap semena-mena terhadap siapapun dengan berdalih kepentingan bangsa sebagai kedudukannya seorang Mahamenteri atau biasa disebut sebagai Menteri Koordinator atas Beberapa Menteri Lainnya dalam Kabinet Pemerintahan.

Selama Perjalanan Hidupnya berkarir di tanah air, Pengalaman kerja di lapangan, hingga semasa ia tumbuh dari kecil ke dewasa merupakan renungan tersendiri akan membawa arah dan tujuan bangsa ke arah yang lebih baik.

Konsep-Konsep mengenai tata pemerintahan yang baik adalah kunci dalam memberikan kesejahteraan terhadap Rakyat secara merata.

Semasa Kecil Narendra Sanggrama sudah Hidup dalam Kemandirian Berpikir, bagaimana ia harus tumbuh lebih baik dari pada teman-teman lainnya dalam segala bidanh aspek kehidupan.

Sebuah Masalah dalam Kehidupan harus di selesaikan, apabila dalam menentukan sebuah Tujuan mengandung pertanyaan, maka sebuah permasalahan harus ditemukan, dan dari masalah tersebut kemudian harus dapat terselesaikan.

Sekalipun sudah Mampu berkiprah di Dunia Pemerintahan yang kata orang adalah Jalan Kejam menemui sebuah Program yang harus di capai dalam sebuah kemajuan berbangsa dan negara di atas Kepentingan Segalanya.

Narendra Sanggrama mengingat bahwa sebuah titik Fokus ada pada Rohani atau Spiritual yang Kuat sehingga menimbulkan Kemurnian Hati untuk dapat Bersikap dan Berpikir sebagaimana Tindakan yang akan di Putuskan.

Karena pada Dasarnya Kepentingan Negara adalah Melestarikan Generasi yang akan datang, tentang bagaimana Nasib akan Anak Cucu di kemudian hari agar dapat menyikapi tabir kehidupan yang Abu-Abu.

Bertemu dengan Ayahanda Bagus Dirgantara, pada sebuah Tahun yang sudah begitu Silam rasanya tidak begitu ingat kapan itu terjadi.

Tepatnya sendiri Narendra Sanggrama hanya mengingat tentang sebuah Kata yang tersirat di pikiran seorang Mahamenteri Muda di Kabinet era 2039 ini.

Ayahanda Bagus Dirgantara merupakan sosok yang amat di kagumi seorang Narendra Sanggrama di karenakan Kehidupannya yang sangat percaya diri, tegas dalam bertindak, cerdas dalam berpikir, memiliki etos kerja yang gigih dan pantang menyerah, adapun pesan yang di ingat bahwasannya di usia Narendra Sanggarama masih Belum usai menyelesaikan Studi Sekolah Menengah Atas adalah "Ananda, Saya harapkan untuk ikut serta membantu mas Bagus Dirgantara menggapai Cita-Cita Leluhur dan tetap menjaga Harga Diri Bangsa yang Punya Sejuta Sejarah, sekalipun di tengah Ananda mendapat banyak tawaran untuk mengisi Jabatan Struktural Pemerintahan di Luar Tanggung Jawab daripada Bagus Dirgantara " hal tersebut tentu menjadi Landasan Pola pikir Narendra Sanggrama untuk Bercita-Cita mempelajari Nasib Bangsa dan Problema Kehidupan Lapisan Masyarakat di Semua sisi yang Jarang di Perhatikan oleh Pemerintahan Pusat.

PUSAKA LELUHUR

Indonesia yang dipercayai sebagai Negara yang penuh dengan Pendirian kuat dan dilandasi akan Hal-Hal yang sangat Kuat Pula tentu memiliki sebuah kenyataan bahwa bangsa ini terlahir sebagai bangsa yang besar dengan Sejuta Sejarah.

Garuda adalah Makhluk Mitologi bagi Kalangan Masyarakat yang mengandung Filosofi agar sebagai Pemerintah wajib melindungi Rakyat diatas Kepentingan Pribadi dengan berbagai Persamaan Hak dan Kewajiban.

Belajar dari Sejarah adalah hal yang membuktikan bahwa Negeri Indonesia adalah Negeri yang Merdeka dengan semua potensi yang ada di dalamnya.

Semua Pemimpin yang dimulai dari seorang Pelopor Kemerdekaan, Pembangunan, Pluralisme, Cendekiawan Teknologi, Persamaan antara Hak dan Kewajiban Perempuan, Angkatan Militer yang Gagah, Pembangunan Berkelanjutan hingga disaat ini Narendra Sanggrama berada pada titik Pemerintahan Perubahan dan Pembangunan dalam Kabinet Pemerintahan.

Semua dasar - dasar Negara bagi seorang Mahamenteri Muda Negara yang mungkin Bayi yang Baru lahir di Negerinya mengenal akan Nama Besarnya adalah Mewujudkan Kesejahteraan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dasar-dasar Ideologi Negara adalah tidak boleh diwakilkan untuk kesejahteraan semua umat adalah Konseptual yang harus ia wujudkan.

Semua orang mungkin mempunyai kesempatan untuk memposisikan diri sebagai seorang pimpinan, namun tidak semua orang bisa menjadi Pemimpin dengan membawa perubahan dan Pembaharuan di atas Hak -Hak semua Insan dengan segala Kewajiban yang Utama' terbesit dipikiran Narendra Sanggrama.

Pusaka Leluhur bukan berupa benda ataupun barang berharga yang ditinggalkan oleh nenek moyang untuk dapat dinikmati dan dipergunakan sebagai metode caranya hidup namun sebuah Pusaka Leluhur adalah Pesan Leluhur yang harus di jaga dan dilestarikan sehingga mendorong bagi yang memegang Pusaka tersebut agar berpikir bijak sekalipun tantangannya tidak seperti seorang Ksatria yang dengan Mudah dapat Menggosok Gigi Harimau yang sedang Lapar.

KESATRIA YANG TIDAK INGIN DI KENAL

Banyak Pejabat dan Kalangan Elite di Negeri ini yang Tampil di Layar kaca sebagai seorang yang seolah mampu bersikap suci dan mengayomi Rakyatnya dengan berbagai Pernyataan yang diakhiri sebuah penghianatan Bangsa.

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme rasanya sangat dekat dekat Para Manusia yang memiliki Jabatan Tinggi dan Mudah melakukan semua Keinginan dengan Pengaruhnya masing-masing.

Sebagai Seorang yang berjiwa Ksatria Narendra adalah Pejabat Negara yang tidak ingin kalo masyarakat tau dirinya adalah seorang Mahamenteri dengan segala Pengaruh dan Kebesarannya.

Hal itu justru malah akan membuat seseorang segan, takut, dan tidak terbuka dengan apa yang dialami pada kenyataan yang terjadi sehingga gagal untuk menjadi pendengar yang baik terhadap rakyat karena keutamaan jabatan yang dimiliki seseorang.

Jauh dari Media, bersikap sewajarnya dan tidak pernah memperdulikan kemewahan yang adalah hal yang harus dilakukan pemimpin guna menyerap aspirasi rakyat dalam bekerja' tutur Narendra Sanggrama bergumam dalam hatinya.

Tidak Adigang, Adigung dan Adiguna, terhadap apa yang dimiliki Kesombongan dan Keangkuhan hanyalan sebuah Kebahagian sekejap mata yang dapat merusak citra diri sendiri karena Narendra Sanggrama Menilainya sebagai sebuah nafsu dan Kebahagian sesaat yang menyesatkan.

TURUN GUNUNG

Sikapnya yang dingin, Jalannya yang Santai seraya Merokok dengan Rokok yang juga di konsumsi banyak Rakyat tiba-tiba bergegas ditemani mobil Jeep dan Melakukan Perjalanan Ke Pelosok Nusantara.

Berpakaian Kaos dengan Celana Pendek ditemani seorang sopir pribadi, Narendra Sanggrama Bergegas Menuju Perkempulan Orang-Orang yang sedang ngopi di Pinggir Jalan di sebuah Kedai Kaki Lima Jalan.

Memesan secangkir Kopi Hitam yang Kental dan Rokok sambil berkata' Apa Saudara, yang duduk disini sedang tidak bekerja atau bolos Kerja, Kemudian menjawablah Gerombolan Orang-Orang disekitar bahwa bagaimana mungkin kami bekerja dengan penuh semangat seandainya pemimpin di negeri ini bisanya menikmati kekuasaan seperti Penjajah asing yang sama sekali tidak memikirkan Nasib Rakyat Keci' sekurangnya lima menit mereka Langsung pergi entah kemana sehingga Narendra Sanggrama kembali kerumah dinasnya bersama sopir pribadi.

Narendra Sanggrama beranggapan bahwa Rakyat memiliki kecenderungan bahwa negeri yang dipimpin oleh Penguasa semakin lama semakin memikirkan Nasib dan Jabatan di tengah kondisi Rakyat yang memilukan tentang Politik dan Pemerintahan.

Melakukan Perjalanan dari Sabang sampai Merauke hanya sendirian ditemani sopir pribadi tanpa pengawalan khusus, membuat Narendra Sanggrama semakin luas menjaring aspirasi rakyat.

Berbagai hal di catat dan di cerna dengan baik agar kemudian dapat di buat sebuah rumusan kebijakan tentang kesejahteraan Rakyat secara merata dan berkeadilan.

Setiap Elemen Lapisan Masyarakat Lambat- Laun menyampaian opini mengenai Kepemimpinan dan Program Pemerintah yang harus di perbaiki agar dikemudian hari Nasib Masyarakat dapat memenuhi kehidupan yang layak sesuai dengan amanat Udang-Undang Negara yang menjadi Pedoman.

Sesampainya kembali di Jakarta bersama sopir pribadi, Narendra Merumuskan Banyak Hal mengenai Program Pemerintahan sesuai dengan Kewenangannya sebagai Mahamenteri di Era Kepemimpinan Kabinet Pembaharuan dan Perubahan.

Apapun Rumusan dan Kebijakan sebelum di Laksanakan tentu membutuhkan persetujuan seorang Kepala Negara Pemerintahan, Waktu dan Ruang yang belum tepat menyebabkan Narendra Sanggrama harus menunggu sebuah moment yang membutuhkan laporan penyampaian tentang kebijakan yang akan diambil sebagai Mahamenteri kepada Bagus Dirgantara selaku Presiden.

TIGA PILAR MAHAMENTERI

Sabtu malam Narendra Sanggrama mendapat pesan Presiden melalui Menteri Sekretariat Kabinet untuk menemui Presiden Bagus Dirgantara di Kediaman Presiden di Istana Negara.

Pesan tersebut merupakan Undangan Presiden Bagus Dirgantara agar Narendra Sanggrama dapat menemani Presiden berkeliling Istana mengendarai Mobil Santai Istana Negara yang sering di gunakan dalam Menyambut Tamu Istimewa Negara.

Gayung Bersambut, di antara Hari Libur, Waktu Bersantai Narendra Sanggrama berharap dapat menyampaikan Programnya sedemikian rupa demi menjamin kesejahteraan Rakyat di Pelosok Nusantara.

Seraya menikmati Keindahan dan Kemegahan Internal Istana Negara yang bernama Nusantara, Narendra Sanggrama yang mengemudikan Kendaraan santai bersama Presiden Mulai Bergumam dengan Nada yang datar, "Hujan Batu lebih Indah terdengar lebih Indah apabila dapat terbagi Rata, di banding Hujan Emas yang dapat Membunuh saat akan Mengambil Keindahannya". ujar Narendra Sanggrama di hadapan Presiden.

Peka bukan sembarang Presiden menjawab dengan Nada Lembut, "Siapa yang dapat membedakan Batu dan Emas, Maka Perlihatkanlah Adinda". Jawab Bagus Dirgantara.

Selesai Mengobrol secara pribadi, Narendra Sanggrama merasa tidak perlu menyampaikan semua rumusan yang telah ia buat mendengar jawaban Bagus Dirgantara.

Sambil Pamit, Bagus Dirgantara berkata' "Seandainya Tidak Mungkin akan ada Matahari Kembar, Maka Adinda dapat Menjelma menjadi Rembulan di Malam Hari".

Kejeniusan Narendra Sanggrama dalam menanggapi Kode Alam mempersingkat dan mempermudah akan makna tersirat di dalamnya dalam mengemban Tugas Negara.

Tiga Pilar Mahamenteri yang telah di rumuskan ternyata dapat di terapkan dalam kehidupan Masyarakat di semua sisi aspek kehidupan.

Melayani Rakyat tanpa Pamrih sebagaimana Pelayan yang melayani pelanggan tanpa merusak harkat dan martabat bagi penyampai tugas negara.

Membangun dari ketidakadaan dan merubah pembangunan lebih baik setelah adanya sesuatu pembangunan yang kurang berdaya fungsi bagi Rakyat untuk mempercepat proses penghubung bagi rakyat dalam menjalankan aktivitas dan Kegiatannya.

Memberdayakan Potensi dan Keterampilan Rakyat agar dapat berdaya saing dengan Bangsa Luar yang sudah memiliki Kecanggihan Teknologi terlebih dahulu hingga menjadi Mata Pencaharian yang Adil dan dapat Memenuhi Kehidupan Rakyat secara Merata dan Apa adanya tanpa unsur Tindakan yang Menindas.

SATU TAHUN MENJADI MAHAMENTERI MUDA YANG AGUNG

Menyisihkan Semua Kandidat dalam persaingan Tampuk Kekuasaan sebagi Menteri Koordinator di Banyak bidang Kesejahteraan Rakyat terhadap para senior menjadikan Narendra Sanggrama di akui Kecerdasan, Kejeniusan, dan Kebijaksanaanya dalam bertindak yang di latar belakangi dengan Pengalaman yang Mumpuni.

Menjalankan Praktek Perjudian secara Digital yang mampu menjadi modal menuju Kejayaan dan mendapat tempat kekuasaan.

Kekuasaan sebagai Penjamin dan Pelindung atas Kekayaan Intelektual, Memberdayakan Pekerja Prostitusi di Bisnisnya dengan Harapan dapat mengurangi Praktik Perdagangan Manusia, dan yang masih menjadi keburukan adalah Meracuni Karakter Anak Bangsa karena Bisnis tersebut.

Sebagai Mafia Kelas Wahid, Kelas Kakap, mempunyai Kekuasaan yang di naungi seorang Presiden secara langsung tidak ada yang berani manyentuh kegiatan seorang Narendra Sanggrama sebagai Mafia di samping sebagai Mahamenteri Muda Indonesia.

Satu Tahun Lamanya sudah berjalan Kekuasaan Narendra Sanggrama sebagai Mahamenteri dengan segala Kemampuan Intelektual dan Pengaruh yang di Miliki, belum terdengar di Kalangan Masyarakat tentamg Kehidupannya yang Gagal dalam Mengemban Tugas Negara sebagai Mahamenteri karena Kepekaannya yang Mendalam terhadap Masyarakat tetap terjaga Reputasinya sebagai Pejabat yang bercitra Baik.

Apresiasi Masyarakat yang bukan bagian dari Kekayaan fisik adalah Kepercayaan Masyarakat bahwa semua Program Pemerintah di bawah naungan seorang Presiden melalui Mahamenteri dapat memberi Harapan Negara yang lebih baik dalam memakmurkan kesejahteraan Rakyat.

Selama Satu tahun Banyak Julukan yang di dapat Mahamenteri Negara Narendra Sanggrama, tidak hanya itu karena keseriusannya dalam menjalankan roda pemerintahan yang di nilai peduli akan Nasib Rakyat kecil menjadi Wadah tersendiri di Hati banyak Rakyat di Nusantara.

Mulai dari Pelayanan terhadap Kepentingan Rakyat dalam Mengurus Kepentingan hidup seperti Masalah Pendidikan, Identitas dan Dokumen Pribadi, Bantuan Negara yang disalurkan, serta kegiatan Lainnya baik pelayanan umum yang bersifat manual maupun digital.

Pembangunan yang merata di sertai kelangsungan dari pada efek terhadap masyarakat yang menjadi penghubung percepatan etos kerja juga mendapat banyak pihak untuk segera di lanjutkan.

Pemberdayaan yang Mementingkan Keterbatasan Usia, Pendidikan, Latarbelakang, dan Perihal Keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam Mendapat Kelayakan Kemampuan Mata Pencaharian menjadikan Kesimbangan yang stabil dalam kehidupan Masyarakat.

Dari tahun 2039-2040 periode Kedua Kepemimpinan Presiden Bagus Dirgantara dan Periode Pertama Mahamenteri Narendra Sanggrama menjadi Kalangan Muda diantara Putera terbaik Bangsa lainnya yang memiliki usia diatas rata-rata berhasil membangun Ekonomi yang Kuat, Angka Melek Huruf yang selalu meningkat, Jaminan Sosial yang pasti, membuat Narendra Sanggrama mendapat julukan Apresiasi sebagai Mahamenteri Muda yang Kuat karena Rakyat dan Negaranya yang kuat dalam menjalankan fungsi Pemerintahan.

Sehingga pada tahun pertama kepemimpinan Narendra Sanggrama di kenal sebagai "Masa Persiapan Revolusi".

PAHLAWAN NEGARA

Tepat pada Tahun 2040 sampai 2041 banyak Negara di Manca Negara sudah Memiliki kemajuan Teknologi yang sangat sulit di saingi oleh Bangsa Nusantara, Indonesia yang masih pada tahap Persiapan Revolusi membuat Narendra Sanggrama duduk di kursi panas karena kegelisahan terhadap hal tersebut.

Populasi Penduduk yang selalu bertambah, angka kematian yang menurun dan pertumbuhan manusia yang semakin padat adalah tantangannya.

Melalui Mandataris yang di Keluarkan Presiden, Bagus Dirgantara mempermudah jalan Mahamenteri semakin bertindak sesuai program yang mendukung kemajuan bangsa.

Dengan Kerja Sama Narendra Sanggrama bersama Negara Maju Lainnya seperti Rusia, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Turki, Jepang, Jerman, dan Inggris membuat kesepakatan baru.

Setiap Tenaga Kerja yang bekerja di luar negeri harus dapat mengikuti program penyaluran belajar teknologi yang diterapkan oleh Negara-Negara yang sudah bersepakat.

Devisa Negara harus surplus demi menambah pemasukan Negara melalui Tenaga Kerja yang dikirim ke luar negeri sehingga apabila sudah mampu menerapkan Tenaga Ahli Negara Indonesia tidak lagi menjadi Asisten Rumah Tangga di Negara Luar.

Tenaga Kerja Luar Negeri yang berasal dari Indonesia dengan Kesepakan Kerja Lima tahun periode pertama akan diapresiasi dan mendapat gelar"Pahlawan tanpa Jasa" yang nantinya Narendra Sanggrama atas nama Mahamenteri Indonesia memberikan Apresiasi tersebut dan memberikan Modal bagi mereka untuk membuat sistem kepelatihan kerja di dalam negeri agar menjamin sumber daya manusia yang unggul melalui bendera merah putih.

Pada Masa ini Rakyat bersuka cita dan mengenalnya akan sebutan "Pahlawan Mahamenteri Muda Indonesia".

TRANSMIGRASI LINTAS DUNIA

Karena sejak dini Narendra Sanggrama sangat kurang menyukai kaum tionghoa, maka Mahamenteri Muda ini enggan berperang yang yang akan banyak memakan jutaan nyawa berjatuhan.

Jalan Berpikir yang damai dan bijak akan membawa pada Era Pembaharuan dan Perubahan bagi Bangsa untuk menekan Pemerataan Kesejahteraan Rakyat Pribumi.

Rakyat Pribumi sudah selayaknya dapat mengelola sendiri hasil bumi tanpa peran serta kaum minoritas yang dapat mencampuri politik dan pemerintahan dalam Negeri.

Tenaga Kerja yang tadinya sudah bekerja di Luar Negeri Kembali di tarik dengan Alasan harus segera menerapkan sistem pemberdayaan tenaga kerja dalam negeri yang lebih handal dalam Teknologi guna mengelola hasil alam sendiri.

Semua Tenaga Kerja tersebut tetap dikirim kembali dengan Kaum Tionghoa dan di sebar di Negara Manca Negara agar Pemenuhan Tenaga Kerja dalam Negeri dapat dinikmati Kalangan Pribumi Lokal pada Umumnya.

Setelah semua di rasa bersih akan kaum minoritas yang berkembang dan hidup di wilayah Indonesia, Narendra Sanggrama mengubah haluan menyisipkan kepada kaum tionghoa untuk bekerja terhadap Mahamenteri sebagai Opertor pengembangan Judi Digital di Dunia Internasional.

"Satu Tepuk Dua Nyamuk" begitulah harapan sang Mahamenteri dengan segaka pengaruhnya, Ia juga berharao dapat "Mendayung diantara Dua Perahu".

Dimana Satu sisi pembersihan kaum minoritas sudah tercapai, hingga beralih pada hasil pekerjaan kaum tersebut untuk dapat menjadikan pemasukan Negara melalui Judi Digital dengan Berdalih sebagai Tenaga Kerja Indonesia yang Mendorong Devisa Negara.

Narendra Sanggrama sangat berkeyakinan bahwa Prostitusi yang memperdagangkan kaum wanita sangat memilukan karena Bobroknya sistem pemerintahan dan Ekonomi yang Buruk.

Disamping itu, Prostitusi dapat menghilangkan Citra Negara Timur yang sangat Ramah dan Beretika Budaya Santun serta Berbudi Luhur.

Sebagaimana Negara Maju yang mendapat banyak Pemasukan dari Perjudian, Narendra Sanggraka sebagai Mahamenteri sama sekali tidak meresmikan bentuk perjudian di Negara sendiri untuk mengurangi kemiskinan karena perjudian dalam Negeri.

Di Negara yang Lintas Internasional dengan Peradaban Digital, Sah-sah saja apabila mendapat hasil pemasukan dari Luar Negeri sekalipun dari bisnis yang dirinya sendiri Pelopori guna Kemajuan Bangsa.

Apabila Pasokan Tenaga Kerja dalam Negeri dapat di Isi dengan Populasi Penduduk Pribumi, Maka secara Otomatis Tingkat Kriminalisme karena Faktor Ekonomi dapat terselesaikan dengan Bijak, Prostitusi akan semakin Menurun karena sudah memiliki banyak persamaan hak dan kewajiban antara kaum laki-laki dan wanita dalam memperoleh pekerjaan sebagaimana layaknya negara timur yang ramah dan terjaga budaya kesusilaan demi menjaga harkat dan martabat Negara Indonesia.

Masa ini di sebut Narendra Sanggrama seperti "Seperti Layaknya Hujan Membasahi Bumi seketika Muncul Pelangi".