webnovel

VOLDER

Volume I: Eleanor Heather menyukai hidupnya yang biasa-biasa saja. Ia menikmati pekerjaannya sebagai akuntan sambil menyelesaikan cicilan pinjaman uang kuliah dan hidup berbagi apartemen bersama sahabatnya, Lana. Hingga suatu malam, pertemuannya dengan seorang pria aneh yang tiba-tiba menyerang dan menggigit lehernya membuatnya trauma untuk keluar sendirian lagi. Tapi itu hanya titik awal perubahan hidupnya. Saat Ia bertemu Nicholas Shaw, pengacara sekaligus pemilik Law Firm yang kebetulan sedang diaudit olehnya, hidupnya berubah drastis. Banyak hal gelap dan mengerikan tentang Nicholas yang Ia sembunyikan dari dunia. Walaupun begitu Eleanor tidak bisa berhenti memikirkannya, dan Nicholas Shaw tidak ingin melepaskannya begitu saja. Volume II: Untuk yang kedua kalinya dalam hidupnya... wanita itu berhasil kabur darinya. Gregory Shaw tidak pernah berpikir Lana akan meninggalkannya lagi. Dan kali ini Ia akan memburu wanita itu, bahkan hingga ke ujung dunia sekalipun. Bahkan jika hidup atau mati taruhannya.

ceciliaccm · Fantasy
Not enough ratings
415 Chs

Chapter 70

Hari ini hujan turun sangat deras.

Kami kembali menginap di rumah Nick dan Eleanor karena malam ini mereka sedang kencan setelah beberapa bulan mengurus si kembar tanpa jeda.

Jadi aku dan Lana mendadak bertugas sebagai baby sitter.

Kami membagi si kembar, Lana memegang Rosie dan aku membawa Elliot. Kedua anak itu menempel dengan kami hampir sepanjang waktu. Aku bahkan pergi ke toilet bersama Elliot di gendongan punggungku.

Awalnya Rosie bersamaku, tapi sepertinya Ia membenciku karena selalu menangis ketika kuajak bicara.

"Tentu saja Rosie tidak menyukaimu, Greg." kata Lana sebelum kami bertukar bayi. "Suara sok imutmu bahkan hampir membuatku menangis ketakutan."

Untungnya Elliot tidak keberatan dengan suaraku saat berbicara dengannya... karena Ia tertidur hampir sepanjang waktu.

Nick memang bilang Elliot dan Rosie punya jadwal bangun yang berbeda. Saat Rosei bangun, Elliot tertidur dan begitu juga sebaliknya. Karena itu Nick dan Ella cukup kewalahan beberapa bulan terakhir ini.

Makanan keduanya juga dibedakan. Elliot bisa minum darah dan asi, sedangkan Rosie hanya boleh diberi asi.

"Dasar monster kecil." gumamku sambil tersenyum saat melihat wajah mungil Elliot yang tertidur damai di boks bayi.

Aku kembali ke ruang baca untuk mengecek Lana dan Rosie yang kelihatannya bersembunyi di sana sejak tadi.

Samar aku mendengar suara lembut Lana yang berbicara pada Rosie. Sepertinya Ia sedang membacakan buku padanya. Kusandarkan bahuku di frame pintu sambil memandang keduanya. Kepala Rosie menyembul dari balik selimut yang membungkusnya, sementara Lana membaca setiap kalimat dengan suara merdunya yang halus.

Tiba-tiba aku merasakan hantaman emosi yang hampir membuat kedua lututku goyah saat melihat Lana bersama anak-anak.

Aku ingin melihat Lana memiliki anak juga... anakku sendiri. Wajahnya terlihat bersinar saat melihat Rosie tertawa. Mau tidak mau aku kut tersenyum saat melihat interaksi keduanya.

Mungkin suatu saat nanti kami bisa mengadopsi anak, atau mungkin aku akan menculik Elliot dari Nick dan Ella.

***

Ucapan Dostov minggu lalu masih menggangguku. Aku belum menceritakan apapun pada Nick, hingga hari ini Ia masih mengira Lana adalah Leechku.

Bagaimanapun juga saat ini bukan waktu yang tepat.

Dan aku tidak bisa membiarkan Nick membantuku untuk yang kedua kalinya... Apalagi sekarang ada Rosie dan Elliot yang harus dilindungi.

Lana baru saja menidurkan Rosie di boks bayinya saat Ia datang ke dapur mencariku.

Aku mendongak dari gelas wine darahku lalu memandangnya sambil tersenyum, "Apa Eliiot bangun lagi?" tanyaku.

Lana menggeleng lalu duduk di atas pangkuanku, tangannya melingkari leherku. Suara petir dan hujan yang deras terdengar dari luar. "Ella baru saja meneleponku, katanya di sana sedang banjir, jadi kelihatannya mereka tidak bisa pulang malam ini."

"Oh ya?"

Entah kenapa aku merasa Nick yang merencanakan kencan malam ini. Ia pasti sengaja memilih hari ini karena ramalan cuacanya yang memang sedang buruk... Jadi Ia dan Ella bisa kabur sebentar dari si kembar.

"Apa kau mau tidur sekarang? Selagi si kembar juga tidur?" tanya Lana sambil menguap.

"Lana..."

Lana menatapku dengan senyuman kecil di wajahnya. "Ada apa?"

"Apa kau mau anak juga?" tanyaku padanya dengan serius.

Senyumannya memudar dengan cepat. "Greg... Kau tahu aku tidak bisa punya anak. Dokter sudah memastikannya saat aku mengidap kanker rahim..."

"Aku tahu... tapi kita bisa mengadopsi."

Sepertinya Lana belum pernah memikirkan opsi itu. Ekspresi di wajahnya berganti dari sedih menjadi bingung lalu berganti lagi dengan ekspresi penuh harapan.

"Adopsi..." gumamnya.

"Tentu saja tidak sekarang. Kita bisa memulai saat kau sudah siap." lanjutku sambil mengecup pipinya.

"Aku ingin tiga." katanya tiba-tiba dengan senyumanan lebar.

Aku tertawa saat mendengar permintaannya. "Lana... sebaiknya kita memulai dengan satu dulu. Apa kau tidak melihat wajah lega Nick dan Ella tadi?"

"Oh, benar juga." Ia mengangguk setuju. Kedua tangannya menangkup wajahku dengan lembut. "Aku mencintaimu, Greg... Terima kasih sudah menyelamatkanku."

Menyelamatkan bukan kata yang tepat karena pada akhirnya Carleon lah yang mengubahnya menjadi Leech. Tapi aku tidak ingin memikirkannya sekarang.

Kukecup sekilas bibirnya yang sedang tersenyum. "Lain kali kalau kau ingin kabur kau harus mengingatnya... Aku akan selalu menemukanmu, bahkan hingga ke ujung dunia sekali pun."

Aku pergi ke kamar tamu setelah memastikan Elliot dan Rosie masih tertidur lelap. Lana sudah mendahuluiku sejak tadi.

"Apa kau sudah mengantuk?" tanyaku sambil menutup pintu di belakangku.

"Hmmm..."

Saat aku berbalik Lana sudah berada di balik selimut dengan kedua mata sayunya yang terlihat mengantuk. Ini adalah pertama kalinya kami merawat Elliot dan Rosie, ternyata memiliki bayi sangat menguras tenaga. Padahal orang-orang bilang bayi akan tidur selama dua puluh jam setiap harinya.

Aku mengikutinya masuk ke balik selimut lalu menarik pinggangnya agar merapat ke dadaku. Kucium lehernya perlahan hingga nafasnya yang sebelumnya teratur menjadi tersendat-sendat karena Lana tertawa geli.

"Apa kau tidak ingin latihan?" tanyaku sambil tersenyum di lehernya.

"Latihan? Latihan apa?"

"Latihan membuat anak?" balasku yang diikuti oleh suara tawanya.

Lana berbalik dalam pelukanku hingga kini menghadap ke arahku. Kedua matanya berkerlip dalam kegelapan. "Greg! Kau bilang kita akan mengadopsi?"

Kukecup bibirnya sekilas lalu mengangguk serius. "Kita memang akan mengadopsi anak, tapi tidak ada salahnya berlatih membuatnya juga kan?"

Kulanjutkan ucapanku dengan menarik tali gaun tidurnya hingga bahu telanjangnya terekspos.

Suara tawa Lana teredam oleh ciumanku, dan beberapa saat kemudian berganti dengan desahannya.

***

Dunia ini tidak sempurna.

Kadang kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.

Saat aku memburu Alice untuk merebut kekuatan Valkyrienya, aku gagal. Apa aku menyerah? Tentu saja iya, walaupun butuh beberapa tahun bagiku untuk menyadari kekuatan itu tidak ada gunanya.

Lalu saat aku ingin mengubah Lana menjadi Leechku, aku juga gagal. Apa aku akan menyerah?

Tidak.

Aku bersumpah akan mengejar Carleon dan membunuhnya dengan kedua tanganku sendiri.

Persetan dengan dunia yang tidak sempurna.

Kali ini aku akan mendapatkan apa yang kuinginkan.

—Volume II berakhir disini—

Halo manteman! Baiknya silahkan loncat baca ke chapter 92: Crossfire dulu yaa.

Karena kesalahan update dan tidak bisa diubah lagi, jadinya urutan membaca yang benar setelah ini dimulai ke chapter 92-121 baru dilanjutkan chapter 71-91. Sudah dilabelin yang ada tulisan 'Crossfire' di judulnya silahkan dibaca terlebih dahulu ;) tapi kalau mau lanjut seperti urutan chapter novel juga gpp, gak terlalu membingungkan kok alurnya, cuma chapter 92-121 berisi sedikit flashback penting dari kisah Alice dan Luke.

Selamat membaca, terima kasih! ;)