webnovel

Valvah

Trx terjebak kedalam peperangan yang berkepanjangan dan Berusaha mempertahankan kerajaannya dari setiap gempuran pasukan lawan setelah dia menyerang suatu kerajaan

Khoersa_Ersa · Fantasy
Not enough ratings
8 Chs

Semut di dalam toples

Seorang pria tua tengah berlarian memasuki istana.

"Tuan", ucap dia saat menemui Ethapia.

"Ada apa?", tanya Ethapia kepadanya.

"Gawat, raja. Semua tentara menjadi sangat gila. Mereka melakukan pembantaian masal di desa Wallahia"

"APA MAKSUDMU!?"

"Entahlah, tuan. Namun banyak sekali laporan yang mengatakan bahwa setelah sepulangnya mereka dari Medan perang, mereka mulai bersikap keji, dimulai dari membunuh binatang-binatang seperti anjing dan kucing yang berliaran di kota sampai rela membunuh seluruh anggota keluarga mereka sendiri. Kami juga tidak tahu apa yang sedang terjadi"

"Aku akan segera menemui Trx"

***

"Trx, ada apa dengan prajurit-prajurit?!", Ethapia mendatangi Trx yang sedang berendam di air panas.

"Apa maksudmu?"

"Setelah peperangan selesai, mereka mendadak menjadi gila. Ada apa ini. apakah ada yang kau tahu perihal ini, sedangkan kau bersama mereka saat di medan perang"

Trx terkejut, dirinya tersentak mendengar pernyataan itu. Dia sadar bahwa itu adalah ulahnya yang mencuci otak para prajurit. Kemudian dia beranjak keluar dari kolam.

"Tidak ada pilihan lain. Tangkap mereka semua, berikan hukuman mati kepada mereka. Mereka sudah bukan manusia lagi. Mereka telah kehilangan kontrol diri mereka sendiri"

"Ada apa ini?, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Lakukan saja apa yang ku katakan"

Setelah itu, Ethapia memerintahkan kepada seluruh masyarakat untuk bersatu menangkap para prajurit. Sungguh pun begitu, para prajurit sudah bertindak keji, sudah lebih dari lima desa yang mereka bantai. Ini sebuah kejahatan besar.

Hari-hari setelahnya menjadi mencekam, para prajurit yang semakin gila, membunuh dan memakan jasad korbannya, dan para warga yang bersatu melawan mereka. Kerajaan Ragna mengalami konflik yang cukup besar.

Karena kalahnya jumlah, para prajurit pun terdesak. Banyak dari mereka yang berhasil ditangkap dan dibakar hidup-hidup, sementara sebagian yang lain bersembunyi di lain tempat. Mereka sudah di cap pengkhianat negara.

***

Di sebuah goa yang begitu besar, para prajurit yang selamat bersembunyi didalam sana.

"Kenapa kita bersembunyi didalam sini, kita ini lebih kuat dari mereka, ayo kita keluar, dan serang mereka semua!!!", ujar salah satu dari mereka.

"Kau benar, mengapa kita bersembunyi, seperti pengecut saja....ayo kita keluar!" sorak prajurit yang lain yang dibalas sorak-sorai semangat para prajurit yang lainnnya.

"TIDAK!", ujar seseorang di bibir goa

Semua prajurit menoleh ke arah sumber suara itu. Perlahan-lahan muncul sosok pria berkepala botak.

Semua prajurit menghunuskan senjata mereka, bersiap menyerang pria itu.

"Tenang, aku datang dengan damai. Aku berada di pihak kalian"

"Apa maksudmu, botak?!", balas seorang prajurit.

"Kalian sudah di anggap pengkhianat oleh orang-orang kerajaan, dan kalian tidak punya tempat untuk berlindung, cepat atau lambat, kalian semua akan ditangkap, lalu dihukum bakar"

"Kami sudah tahu itu, dasar dungu"

"Aku datang kemari untuk memberikan penawaran kepada kalian"

"Penawaran apa?"

"Akan aku jadikan kalian semua sebagai tentara bayaran yang bernaung di tanganku, akan aku penuhi semua kebutuhan kalian, akan aku lindungi kalian, dan kalian aku jamin sejahtera"

"Memangnya siapa kau?!"balas si prajurit tadi sambil menodongkan pedangnya ke arah pria botak itu.

"Aku adalah Amsel. Aku adalah pimpinan umum dari organisasi Sechi muammalah yang dibuat oleh raja Trx sebagai sebuah ikatan kongsi dagang kerajaan valvah, Ragna, dan Ceisya. Aku memiliki banyak uang sebagaimana seorang saudagar biasanya, dan aku juga tahu dimana saja tempat perbendaharaan kerajaan Valvah maupun tempat perbendaharaan organisasi Sechi muammalah itu sendiri. Kita bisa merampok itu semua, kita bawa uang-uang itu dan menjadi kaya. Bagaimana menurut kalian. apakah kalian bersedia menjadi tentara bayaran?"

Semua prajurit tertegun.

"Bagaimana kawan-kawan, penawaran ini sangat menguntungkan!", ujar salah satu prajurit kepada teman-temannya.

Semua prajurit yang lain pun menerima penawaran itu. Maka pada malam harinya, Amsel bersama prajurit-prajurit itu mulai melakukan perampokan besar-besaran ke perbendaharaan kerajaan dan organisasi Sechi muammalah. Emas, perak, dan segala perhiasan lainnya di jarah oleh mereka sampai hanya menyisakan sedikit saja. Pergerakan mereka sangat cepat dikarenakan Amsel sudah sangat hafal dengan denah-denah perbendaharaan itu.

Perbendaharaan-perbendaharaan itu sendiri terletak tepat di dalam kerajaan Valvah, di ujung kota sebelah Utara.

Setelah matahari terbit, Trx begitu terkejut mendapatkan laporan tentang perampokan semalam. Tak hanya dia sendiri saja yang ke gegeran, Ethapia dan Runi juga. Perbendaharaan kongsi dagang mereka habis terjarah yang mana uang-uang itu untuk mengganti modal-modal perang kemarin.

"Aku tidak bisa berlarut dalam masalah ini. masih banyak lagi urusan yang harus aku kerjakan. Rakyatku membutuhkan bahan-bahan pokok untuk musim dingin yang sebentar lagi akan tiba", kata Trx kepada Ethapia dan Runi di ruang kerjanya di istana kerajaan Valvah. Memang benar, sebentar lagi musim dingin akan tiba, semua orang harus segera bersiap-siap menghadapinya nanti. Dari pada terus memikirkan masalah pengkhianatan itu, Trx lebih mengutamakan kesejahteraan rakyatnya.

Namun pada malam harinya, Trx diam-diam pergi ke klan Degila dengan menaiki kudanya.

***

Sesampainya Trx di sana, dia di sambut dengan dingin oleh mereka. Orang-orang di klan itu menatap sangat sinis ke arah Trx.

"KAU!", teriak si kakek tetua itu sembari berjalan tergopoh-gopoh ke arah Trx.

Trx terdiam.

"DIMANA PEJUANG-PEJUANG KAMI?!", tanyanya.

Trx terdiam sejenak sebelum kemudian dia turun dari kudanya.

"Sayang, harus ku katakan. Para pejuang kalian telah gugur di medan pertempuran, tetapi berkat mereka Manzor kalah di dalam peperangan", jawab Trx dengan nada yang begitu lirih, walaupun penyebab asli dari kematian semua pejuang di karenakan oleh dirinya, dia yang menjadikan para pejuang itu sebagai umpan untuk bisa menyerang balik, dia mengorbankan nyawa mereka semua hanya demi kemenangan. Dia adalah bedebah yang nyata.

"LANTAS DIMANA BAGIAN HARTA RAMPASAN UNTUK KAMI!?" tanya si kakek tetua. "Jangan bilang kau ambil se-enaknya!", si kakek melanjutkan.

"Tidak!, sebenarnya kami ingin memberikan bagian harta rampasan itu epada kalian, namun karena semalam terjadi perampokan ke perbendaharaan kerajaan, maka semua harta rampasan itu habis terjarah"

"Tapi aku punya sesuatu yang bagus untuk kalian"

Si kakek menatap tajam.

"Apa?"

"Mengingat kerajaan Manzor sekarang hancur ekonominya karena kalah perang, kalian bisa memperkeruh kondisi mereka dengan sedikit menciptakan permusuhan di dalamnya. Ada dua etnis di dalam kerajaan Manzor, yaitu etnis Folke dan etnis Orce. Akan aku utus beberapa orang dari kalian untuk mengadu domba mereka. Setelah mereka saling menyerang satu lain, dengan mudahnya kalian menyerang mereka. kalian bisa menjarah harta-harta yang ada di perbendaharaan kerajaannya. Bagaimana?"

"Tidak!, penuh resiko", balas si kakek tetua dengan tegas.

"Apa kau yakin ingin menolaknya, akan aku sediakan semua perlengkapannya, aku yang nantinya memberikan persenjataan, aku yang nantinya memberikan pakaian khususnya, aku yang nantinya memberikan arahannya, kalian hanya melakukan apa yang ku katakan, tidak perlu memikirkan bagaimana strateginya, dan apabila rencana ini berhasil, maka kalian akan menjadi klan yang tidak lagi terikat oleh kerajaan apapun, kalian bebas membayar upeti, kalian hidup dengan kebebasan, dan kalian akan menjadi klan yang berhasil menghancurkan kerajaan elite seperti Manzor, itu sebuah kesempatan emas bagi kalian, yakin kalian tidak mau memanfaatkan kesempatan ini. Sungguh, aku tidak membutuhkan kalian, kalianlah yang membutuhkan ku. Bisa saja aku lakukan ini dengan prajurit-prajurit ku sendiri, tapi tidak. Aku ingin kalian sendiri yang membalaskan dendam kita semua, kalian tentu ingin membalaskan nyawa-nyawa pejuang kalian yang tewas di tangan mereka, bukan?. Kita punya musuh yang sama, aku membantu kalian, kalian pun membantu diriku. Ayo, balaskan dendam kalian kepada mereka, sungguh menyenangkan membalaskan dendam dengan tangan sendiri. Maka itulah aku memberikan kesempatan ini kepada kalian, wahai kawan-kawan ku".

Si kakek tetua itu terdiam. Kemudian Trx mengulurkan tangannya.

"Baiklah, akan kami porak-poranda kan mereka", ucap si kakek sembari menjabat tangan Trx