1 Dunia Yang Tak Diharapkan

Kota Ravenfield,Jum'at,13 Maret 2031,pukul 03:37 PM,di penghujung sore pada akhir musim gugur itu seorang pria berkulit hitam tampak tengah duduk bersantai bersandarkan sebuah kursi di hadapan meja layar komputer super canggih miliknya,dengan mata yang terpejam kalimat demi kalimat makian serta perundungan terus terlontar dari mulutnya.

Masih belum pasti apa yang tengah dilakukan pria itu dan dengan siapakah dirinya berbicara pada saat itu,sebab di dalam ruangan yang hanya bercahayakan bias dari layar komputer itu hanya ada dirinya seorang tanpa siapapun yang menemaninya ataupun berada di dalam ruangan yang sama dengannya pada saat itu.

Dengan ekspresi yang sinis pria itu tampak puas dengan apa yang dilakukannya,namun beberapa menit setelahnya secara tiba-tiba sesaat dia berteriak seperti sedang merasa kesakitan pada kepala,kedua tangannya sempat memegang erat kepalanya,merasa rasa sakitnya telah hilang dan kesenangannya belum harus dia akhiri,lagi-lagi dia kembali melontarkan makian dan perundungan seperti yang dilakukannya sebelumnya.

Tak sampai berselang lama rasa sakit pada bagian kepala kembali dia rasakan,namun kali ini rasa sakit itu terasa semakin menjadi-jadi dan secara terus menerus menghantam di kepalanya,tubuhnya yang merasa sudah tak sanggup lagi bertahan menahan rasa sakit itu pun roboh hingga membuatnya berkali-kali muntah,dengan suara parau pria itu pun terus meminta pertolongan.

Merasa rasa sakit itu semakin menyiksanya dengan sisa tenaga dan kesadaran yang masih dia miliki dia pun mencoba untuk bangkit dan keluar dari ruangan itu,dengan langkah yang sudah sempoyongan pria itu berusaha berjalan ke arah pintu ruangan yang tertutup,namun naasnya ketika dia hendak memegang gagang pintu tubuhnya malah oleng hingga membuatnya terperosok ke jendela yang berada di sebelah pintu yang saat itu tengah terbuka.

Suara teriakan histeris dari orang-orang yang pada saat itu berada di luar tempat itu pun dengan cepat merebak menyaksikan pria itu tewas bersimbah darah setelah jatuh dari ketinggian lantai 4 dari sebuah gedung apartemen yang berlokasi di pinggiran pusat kota Ravenfield,sontak hal itu memancing kerumunan warga di sekitar tempat itu untuk berdatangan melihat kondisi korban yang telah meregang nyawa.

Pada waktu yang bersamaan seorang pemuda tampak tengah melintas di seberang jalan dari lokasi kejadian,dengan tergesa-gesa pemuda itu segera berlari meninggalkan motornya yang terjebak kemacetan akibat kerumunan warga,sesekali dia menengok ke arah tempat kejadian namun seperti tak terlalu peduli dengan apa yang tengah terjadi dia terus berlari menerobos kerumunan warga dengan membawa sesuatu di tangannya.

"Tersisa 56 detik lagi,bisa gawat !",ucap pemuda itu sembari terus berlari.

Hingga sampailah dia di depan sebuah rumah yang menjadi lokasi tujuan dimana navigator dari ponsel pintarnya yang tersingkronisasi dengan Cybral mengarahkannya,dengan cepat pemuda itu menyentuh sebuah layar LED yang terletak di sebelah pagar rumah itu untuk mengaktifkan sesuatu,setelah itu melalui Cybralnya dia mengirimkan sebuah pesan elektronik kepada si pemilik rumah.

"Saya sudah sampai di lokasi dan sedang berada di depan pagar rumah anda.",tulisnya dalam pesan elektronik itu.

Tak berselang lama si pemilik rumah pun keluar dan menengok dari balik pintu lalu melangkah menghampiri pemuda itu,pemuda itu pun segera menyerahkan sebuah kotak karton yang dia bawa kepada si pemilik rumah,lalu dengan wajah yang terlihat sangat senang si pemilik rumah menerima kotak yang diserahkan oleh pemuda itu.

"Kerja bagus nak,16 detik lebih awal dari yang semestinya,kau hebat !",puji si pemilik rumah sambil menatap barcode yang terdapat pada luar kemasan untuk memindainya.

Seusai memindai barcode si pemilik rumah pun lalu membuka kotak karton tersebut untuk memeriksa kondisi isi dalam kotak karton tersebut,dan dia mendapati bahwa pizza pesanannya masih dalam keadaan utuh dan masih hangat.

"Terimakasih,pembayaran atas pesanan ini sudah ku konfirmasi,pertahankan kinerjamu nak !",kata si pemilik rumah.

Saat hendak memasuki rumahnya tiba-tiba si pemilik rumah pun berbalik arah dan kembali memanggil si pemuda yang baru saja akan beranjak dari sana.

"Kirimkan alamat dompetmu,saking laparnya diriku sampai-sampai aku hampir lupa untuk memberimu tips.",kata si pemilik rumah.

Awalnya pemuda itu berusaha menolaknya namun karena si pemilik rumah yang terus memaksa akhirnya dia pun mengirimkan alamat dompetnya,sesaat kemudian pemuda itu menerima sejumlah 0,2 XRP (Ripple Coin) di dompetnya,merasa tips itu terlalu banyak si pemuda sedikit keberatan untuk menerimanya namun si pemilik rumah terus meyakinkannya bahwa nominal itu layak dia dapatkan atas kerja bagusnya.

"Sebenarnya jumlah tips ini terlalu banyak,tapi terimakasih,maaf,saya permisi dulu.",ucap si pemuda pada si pemilik rumah sebelum dia beranjak dari sana.

Dia pun melangkah dengan nafas yang amat lega setelah berhasil mengirimkan pesanan pelanggan tanpa keterlambatan,selanjutnya dia menuju kembali ke lokasi di mana dia meninggalkan motornya saat sempat terjebak kemacetan tadi.

Memikirkan lokasi tersebut secara tiba-tiba rasa penasaran di dalam benaknya pun mulai mencuat sehingga membuat dirinya terus bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya tadi telah terjadi di apartemen itu,dia pun mempercepat langkah kakinya agar segera sampai ke sana untuk menjawab rasa penasaran itu.

Sesampainya di trotoar seberang jalan dari apartemen itu dia melihat garis polisi telah terpasang di lokasi,beberapa warga yang masih berada di luar pagar apartemen pun dihampirinya untuk mencari tahu.

"Permisi,jika boleh tahu apa yang sebenarnya telah terjadi di sini tadi ?",tanya si pemuda pada seorang warga yang ada di sana.

Orang itu menjelaskan bahwa ada seorang penghuni apartemen yang tewas setelah terjatuh dari lantai 4,kemungkinan dari penyebab kejadian masih dalam penyelidikan pihak kepolisian,merasa cukup mendapatkan jawaban untuk apa yang sempat membuat si pemuda bertanya-tanya akhirnya dia pun kembali ke motornya yang terparkir di dekat trotoar di seberang lokasi itu,kemudian dia pun pergi.

Di tengah-tengah perjalanannya dia sempat menghentikan laju motornya di dekat sebuah taman untuk melihat senja,sesaat si pemuda terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu yang sangat dalam,terlintas tentang memori masa kecilnya bersama mendiang sang ibu saat mereka bersama-sama menatap senja di taman itu,dengan memejamkan mata sembari menghela nafas yang dalam si pemuda lalu menghembuskannya dan tersenyum.

"Ibu...,kini aku telah tumbuh dewasa,ku harap ibu bisa melihatku.",ucap si pemuda sebelum kembali memacu motornya.

Hingga sampailah dia di depan sebuah kedai makanan cepat saji tempatnya bekerja paruh waktu seusai kegiatannya di kampus,kedai itu adalah milik pamannya yang bernama Joe yang merupakan adik mendiang dari sang ibu,setelah memarkirkan motornya di lokasi parkir di seberang kedai dia pun melangkah ke arah kedai bermaksud untuk menghampiri pamannya.

"Hey Declan ! Beristirahatlah nak,karena kau sudah berusaha dengan gigih hari ini !",kata sang paman dengan lantang dari dalam kedai kepada si pemuda.

Declan yang merasa senang bisa membantu sang paman pun tersenyum,beberapa langkah sebelum sampai ke kedai itu tiba-tiba Declan menghentikan langkah kakinya,seketika arah pandangan matanya teralihkan pada seorang gadis muda blasteran Asia-Eropa yang tengah duduk menyendiri di meja pelanggan nomor 13,Declan pun berjalan menghampiri gadis itu.

"Aizawa..?",sapa hangat Declan sembari tersenyum dan melambaikan tangannya kepada si gadis yang tampak seperti tak terlalu menghiraukannya.

Namun sebaliknya,si gadis justru hanya membalasnya dengan tatapan dingin yang tampak tak bersahabat tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Declan sehingga membuat Declan yang berusaha beramah tamah kepadanya seketika menjadi seperti sedang salah tingkah.

avataravatar
Next chapter