webnovel

Tamu Undangan

Liburan panjang, Sangatlah menjemukan bagi orang-orang yang sudah biasa memiliki rutinitas biasa,sama seperti aku dan teman lainnya,yang biasa belajar dari pagi hingga sore, sekarang hanya bisa bersantai ria dirumah,tak luput pekerjaan rumah , sambil menunggu keluarnya ijazah biar bisa merantau menggunakan ijazah tersebut, walaupun sebenarnya sekarang ijazah tidak penentu bagi kita untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. begitulah aku dan Kartina yang sering bersama apalagi selama libur ini,aku selalu jarang kelihatan dirumah Karena selalu pergi ke rumah nya untuk sekedar bercerita dan menghilangkan rasa jenuh .tiba - tiba mulai membahas suatu topik yang sudah lama aku aku lupakan tiba-tiba kartina yang ngomong gini kamu dengar tidak gosip yang sekarang. Aku menjawab dengan spontan emang gosip apa ?

Kartina ngomong kata mereka bahwa ustad Putra datang ke kampung kita bersama ustad Daniel . dengan wajah heran ngapain bapak itu kesini ?

terus Kartina ngomong katanya ustad itu melamar si Sani deh. dengan wajah terkejut astaga benar ?,,,Kartina ngomong iya benar loh katanya siap hari raya langsung pernikahan .

dengan mencuatnya pernikahan antara mantan wali kelasku dengan teman ku di kampung. dan diiringi juga dengan desas desus tentang diriku mengapa aku tidak menerima lamaran ustad itu padahal aku adalah orang yang pertama kali ustad itu lamar . ntah mengapa berita itu tersebar begitu cepat di kampung Padahal aku sendiri sudah menyimpan menutup rapat kejadian tersebut. bagaimana aku menanggapi dari ibu-ibu ...tahulah ibu-ibu gimana bicaranya kenapa nggak terima lamaran itu ? padahal ini kaya, ada kerjaannya, ya bla bla bla lainya. ya aku hanya menanggapinya dengan spontan dengan respon yang bagaimanalah normal biasanya. ya aku berpikir kalau aku menikah dengan pak ustad itu bagaimana dengan remaja aku ,bagaimana menuliskan masa remaja aku dengan hal-hal yang bermanfaat. k dan aku masih mempunyai niat untuk melanjutkan pendidikan ya .

tepat di seminggu setelah hari raya lebaran ustad itu melangsungkan pernikahan dengan temanku teman 1 SD teman satu MTS di rumah mempelai wanita iya kenapa tidak aku ikut ber parsitipasi untuk menghadiri acara tersebut dan setelah Dzuhur aku bersama teman-teman aku pergi ke acara pernikahan tersebut. karena rumahku dan rumahnya tidak terlalu jauh mungkin hanya sekitar 10 menit sampai ke sana .

dan sampai di rumah tersebut kami mendapati mempelai wanitanya Karena itu waktu Zuhur dan dalam waktu Zuhur itu mempelai laki-laki itu harus melakukan adat dalam adat tersebut pada masa itu dan kami pun mengucapkan doa-doa samawa terhadap teman ya karena dia adalah teman satu lokal kami dahulu dan tak lama setelah itu kami pun biasa seperti para undangan lainnya melakukan sesi foto dengan wanita. setelah itu kami pun pergi keluar dan menyalami mempelai wanita tak lama . setelah itu ada acara mebat yaitu melakukan silaturahmi bersama para pemuda/i mempelai wanita dengan para pemuda/i mempelai laki-laki. setelah itu kami bertemu dengan guru waktu di Aliyah , dan kami pun pergi dengan mobil bapak itu ya kan berasa anak kesayangan .sedangkan yang lainnya naik Honda atau naik mobil bus . tak hanya sampai disitu saja kami diberi THR dibelikan makanan dalam mobil sungguh pengalaman yang begitu menyenangkan . tak lama setelah pulang dari daerah asik sepulang dari acara itu kami pun kembali ke acara pernikahan bapak tersebut.

setelah acara pamitan yang namanya mempelai wanita pergi ke rumahmu lelaki melakukan pamitan setelah keluar satu persatu mempelai wanitanya dan mantan wali kelas kami itu atau ustad kamu itu pun keluar dan kami pun menyalaminya ya karena kami tidak bertemu tadi dengan mempelai laki-laki dan shanya mempelai wanita saja dan kami pun bertemu ustad Kami mengucapkan samawa doa-doa lainnya. ustadz pun menjawab terima kasih dan ketika aku menyalam ustadz , ustadz berkata kamu kapan menyusul dan disitu masih Ada satu lagi adik bapak ? aku hanya tertawa dan berkata pak aku masih belum mau menikah, aku masih harus melanjutkan pendidikanku. aku merasa sangat malu atas kejadian itu apalagi bapak itu menunjuk adiknya yang dia ingin jodohkan kepada aku.

setelah acara pernikahan itu selesai kami pun pamit pulang dan teman-temanku juga pamit pulang.

dari selang beberapa hari dari pernikahan tersebut malamnya aku sedang uring-uringan tak tahu harus berkomunikasi dengan siapa dan akupun memutuskan menekan sebuah nomor, ya nomor itu adalah nomor dari seorang anak santri tapi aku nggak kenal aku cobalah untuk menelponnya dahulu setelah, acara perkenalan yang begitu panjang sekali ternyata dia adalah adik dari ustaz mantan wali kelas ku yang baru saja menikah, hanya saja nomornya kemarin dipinjam oleh temannya. begitu lucu sekali aku sempat berpikir apakah memang itu jodoh ?

akhhh khayal ku Dan aku pun memutuskan hanya kebetulan saja.