webnovel

Senyum

Jam terakhir dan guru tidak masuk. Ketika semua semangat sudah turun sampai ke dasarnya.

Ruang kelas yang semula menjadi area belajar kini telah disulap jadi tempat tidur dadakan.

pintu ditutup dan semua murid sepakat untuk tak berisik.

Kursi-kursi di dekatkan dan di sanalah mereka tiduran.

Ada pula yang sibuk membahas pertandingan bola dini hari, itu biasanya dilakukan oleh murid lelaki, ada pula yang sibuk membahas gosip terbaru, sementara murid pandai sibuk berkutat dengan buku pelajaran.

Yang paling cemas tentu saja ketua kelas.

Echa dan Sasa sibuk mencoba beberapa alat make up yang mereka beli kemarin, berbekal dari video tutorial yang di tonton. Agar tak ketahuan guru jika masuk nanti, mereka memilih area paling sudut di hadang oleh beberapa bangku.

Xena sendiri tadi sibuk membaca bukunya, tapi langsung ditarik oleh Echa. Akhirnya ia berada di tengah dua sahabatnya yang asik memoles bedak.

"Kamu nyoba pakai ini ya," bujuk Sasa pada Xena, Sasa tengah memegang lipstik berwarna soft pink, warnanya tak terlalu mencolok.

Tanpa berpikir Xena langsung menggeleng pelan.

Ia tak pernah memakai hal semacam itu, punya saja tidak, satu-satunya alat make up yang ia punya hanya pelembab.

"Pakai dikit aja, lihat aku deh, cantik kan?" Kali ini Echa nimbrung sambil memperlihatkan bibirnya yang nampak manis.

"Tidak usah, kalian saja," ujar Xena masih bersikukuh di ikuti oleh senyum masam dari Echa dan wajah kecewa dari Sasa.

"Dikit aja ya, janji deh gak banyak." kata Sasa lagi masih belum mau menyerah.

Dekat dengan Sasa dan Echa membuat Xena memerhatikan sifat mereka.

Echa yang gampang emosi namun peduli, Sasa yang kekanakan namun sabar luar biasa, satu hal lagi ia tak gampang menyerah.

"Pakai lipstik ga bakalan bunuh kamu kok, percaya sama aku," sela Echa lagi gemas.

"Serem banget," sahut Sasa.

"Ga bakalan bikin kamu rabies deh," kata Echa meralat.

Walau tak satu pun yang bagus perumpamaanya, tapi jadilah.

Xena akhirnya menyerah.

"Baiklah, Sedikit saja ya."

Ingin rasanya mereka bersorak rasanya sebab sudah bisa membujuk Xena.

Xena sendiri sih mengiyakan agar ini cepat selesai.

Sasa pun mulai memoles pelan lipstik itu ke bibirnya Xena, Xena hanya diam saja.

Tangan Sasa begitu mudah memolesnya.

"Jahat sekali, bagaimana mungkin hasilnya berbeda sejauh itu," kata Echa berkomentar.

Wajah Xena sebelumnya nampak pucat kini jadi lebih bersinar, padahal ia hanya mengunakan lipstik itu saja.

"Dia cantik ya," sahut Sasa santai.

Sasa kemudian ingat sesuatu dan langsung mengeluarkan ponselnya.

"Ayo foto selfie," katanya mengajak.

"Oh, benar juga, ayo!"

Echa langsung mendekat dan merangkul Xena, kini posisi Xena berada di tengah.

"Satu dua tiga, senyum."

Satu jepretan dan mereka melihat hasilnya.

Xena menatap kamera tanpa ekspresi sedikit pun.

"Hei, kubilang senyum,' kata Echa kesal.

"Caranya?" balas Xena.

"Astaga."

Echa kemudian memeragakan caranya tersenyum dan Xena mengikutinya.

Tapi otot wajahnya nampak kaku hingga jadi terkesan aneh.

"Bukan kayak gitu," kata Sasa lagi.

"Coba bayangin hal yang bikin kamu bahagia deh."

Xena mencobanya, namun tidak ada hal yang membuatnya bahagia.

Rasanya agak hampa.

"Apa itu?"

"Yang bener aja." gumam Echa langsung menatapnya lesu.

"Nah gini deh biar mudah, coba bilang, cheese."

Xena pun mengikutinya, itu jadi lebih baik di bandingkan dengan tadi.