webnovel

Keramaian

"Tunggu dulu!"

...,

Rifqi langsung menghadang Xena, bukan bermaksud untuk menghentikan pergerakannya, masalahnya mereka baru saja kabur dari tawuran tidak ada yang menjamin kalau siswa tadi sudah tak mengejar mereka lagi, dan ia tak bisa ambil resiko.

"Ikut aku," kata Rifqi berjalan duluan. Emperan toko yang tengah ramai pengunjung itu seakan menjadi tempat kamuflase yang alami bagi mereka.

"Sedang apa? Ayo." kata Rifqi lagi sebab melihat Xena malah tidak bergerak.

"Kamu belum bisa pulang sekarang, biar ku antar sampai tempat aman," ucapnya lagi.

Xena baru ingin menolak sebelum Rifqi memandangnya dengan serius apa susah nya sih mengikutinya.

Dan ketika itu baru Xena sadari di sekitarnya jadi begitu ramai.

Jantungnya berdegup cepat, ia tak suka keramaian. Ini berbeda dengan yang ada di mal tadi, orangnya ramai namun berjarak, namun sekarang ia berada di tengah-tengah, beruntung Rifqi berjalan pelan sebab ia diam-diam menunggui Xena, langkahnya langsung terhenti ketika menyadari ada yang berbeda dengan Xena.

Ia tak berhenti karena ingin, tapi karena sesuatu sebab gadis itu hanya diam mematung.

Jadi ia segera mendekat ke arah Xena.

"Hei, kau kenapa?" tanyanya.

Namun Xena masih diam saja tanpa menjawab.

"Kau sakit? lapar? atau mau sesuatu?" tanya Rifqi lagi.

"Terlalu ramai," bisik Xena dan hampir saja Rifqi tak mendengarnya.

Jadi setelahnya ia diam sejenak, Meski tak tahu penyebab pastinya, keramaian ini jelas membuat Xena tak nyaman.

tanpa berpikir panjang ia memegang tangan Xena sambil berteriak.

"Air panas! Air panas!"

Sontak kerumunan orang tadi langsung membuka jalan hingga mereka bisa leluasa berjalan dan Xena hanya menoleh bingung dengan apa yang tengah Rifqi lakukan, sebab ini pengalaman baru baginya. Biasanya ia hanya akan menunggu sampai kerumunan itu memencar sendiri.

DNA beberapa orang yang menghindar ketika melihat ada dua anak sekolah yang bergandengan tangan hanya bisa mengerutu sambil bilang bucin.

Dan akhirnya mereka selamat dan kini tengah duduk di salah satu kursi di kedai es krim.

"Mau es krim rasa apa?" tanya Rifqi.

"Cokelat." jawab Xena.

Beruntung saja Xena tak seperti wanita kebanyakan yang ketika ditanyakan malah bilang terserah.

Tak lama dua es krim pun berhasil ia dapatkan.

Sesekali Rifqi melirik Xena.

Saat itulah ia tiba-tiba teringat kejadian yang ambigu. Waktu ia ketahuan merokok.

"Soal kejadian di belakang gudang olahraga—"

"Aku sudah melupakannya."

"jangan bilang pada siapa pun."