webnovel

Korean Urban Horror Ep.01 Chapter 01

Peristiwa ini terjadi tiga tahun yang lalu, saat aku baru saja melepaskan diri dari penderitaan belajar untuk ujian kelulusan SMA dan mendaftarkan diri ke sebuah universitas. Waktu itu aku memutuskan untuk bermain sepuasnya dengan teman-teman sebayaku.

Karena masih musim dingin, maka bukan waktu yang tepat bagi kami untuk bermain di luar, kami pun akhirnya hanya menonton di bioskop, bermain di rumah ataupun bermain game online di warnet. Game yang biasa kami mainkan adalah Starcraft.

Aku selalu pergi bermain dengan tiga temanku, namun sebenarnya aku tidak cocok dengan dua orang dari mereka. Temanku yang berinisial M suka berkata kasar dan aku sangat tidak menyukainya. Ada lagi temanku yang berinisial D, ia sangat pintar namun karena sifatnya yang terlalu sombong ia tidak suka mendengarkan omongan orang lain. Hanya tersisa temanku yang berinisial R. Kami berdua memiliki sifat yang cocok dan aku sudah berteman dengannya selama tiga tahun sehingga aku sudah menganggapnya sebagai sahabat karibku, R bertindak layaknya seorang pemimpin di antara kami dan kami tidak bermasalah dengan hal itu.

Lalu pada suatu hari. Kami terbagi menjadi kelompok ketika bermain Starcraft di warnet. Tiba-tiba seorang anak kecil lewat dan menyenggol lengan M. Kebetulan, saat itu M hampir memenangkan permainannya dan karena senggolan tangan itu, ia jadi kehilangan satu kesempatan yang membuatnya gagal menang.

"Woi, sialan!"

M yang amat kesal bangkit dari kursinya, aku tadinya berpikir ia akan pergi ke toilet, tetapi rupanya M pergi menahan anak kecil yang mengganggunya dan memarahi anak itu. Saking kerasnya suara M, seisi ruangan warnet juga ikut jadi gaduh. Aku dan R berlari ke sana dan menghentikannya. D memukul anak kecil itu lalu memperingatkannya agar lebih berhati-hati lagi saat berjalan.

"Kamu kenapa sampai memukul dia!!"

R menegur dua orang itu dan menarik mereka ke tempat kami. Saat kami kembali ke tempat kami, aku menyempatkan diri melirik sekilas ke arah anak itu, ia berdiri memperhatikan kami dan akhirnya menghentikan permainannya lalu keluar dari warnet. Sorot matanya begitu tajam hingga membuatku seketika merasa ngeri.

Setelah kejadian itu, kami jadi tidak bersemangat untuk melanjutkan bermain game, dan tidak lama kemudian, kami keluar dari warnet. Saat keluar dari warnet, kami melihat orang-orang berkumpul di jalanan, bahkan polisi pun sampai datang dan memandangi sesuatu dengan sungguh-sungguh.

Kami yang ingin tahu akhirnya berjalan ke arah tersebut dan tak bisa tak terkejut dengan apa yang kami lihat. Anak kecil yang kami temui di warnet meninggal karena tertabrak mobil saat hendak menyebrang jalan!

Pengemudi mobil meneriakkan berbagai alasan, seolah-olah tidak mau mengakui kesalahannya.

"Anak ini! Jika ingin mati, ya mati saja. kenapa malah melewatkan zebra cross di samping dan malah meloncat ke mobilku!"

Apa? Jadi dia mengatakan bahwa si anak bunuh diri? Cekcekcek, paman pengemudi itu sepertinya ingin melempar kesalahannya sendiri terhadap anak tersebut, pikirku dalam hati.

Akan tetapi, kamu yang melihat pemandangan itu tidak bisa mengatakan apa-apa satu sama lain. Jika saja M tidak bersikap seperti tadi, maka anak itu pasti masih bermain game di warnet saat ini...

Mungkin saja semuanya berpikir demikian. Setelah hari itu, kami jadi tidak sering bertemu karena memikirkan anak kecil yang meninggal tersebut. Beberapa hari pun berlalu. Ada panggilan telepon dari R.

"Hei, M meninggal!"

"Hah? Kenapa tiba-tiba meninggal?"

"Dari cerita polisi, ia kecanduan bermain game online. Sepanjang malam hanya berada di depan komputer dan akhirnya meninggal karena kelelahan saat bermain"