webnovel

UPIK ABU DAN PANGERAN TAMPAN

Alara Dewi Renjani adalah seorang perempuan muda yang sudah memiliki tunangan. Dari kecil dia dan tunangannya sudah hidup berdampingan karena kedua orang tua mereka bersahabat tapi sayang tunangan Ara panggilan dari Alara seperti malu jika Ara berada di sampingnya. Ara berkali-kali berjalan mendekati Chen Jierui, pria keturunan China yang sudah dijodohkan dengan dirinya sejak kecil tetapi pria itu tidak berhenti menghinanya di depan umum. Ara selalu menangis jika dia berdiam diri di dalam kamarnya karena Ara tidak pernah membiarkan siapa saja mengetahui kalau dia terluka dengan perlakuan Rui kepadanya. Ara selalu menunjukkan kalau dia bahagia bertunangan sama Rui di deoan siapapun. Wajah cerianya selalu berhasil menutupi rasa sedihnya sehingga tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya dia rasakan selama ini. Mampukah Ara bertahan dalam lingkaran pertunangan yang membuatnya tidak bahagia? Atau Rui bisa berubah dan mencintai Ara seutuhnya?

kartikawulan · Teen
Not enough ratings
269 Chs

Pengganggu

Ara terpaksa menunggu Chen Jie Rui selesai dengan teman-temannya. Dia sedikit merasa kesal saat pria itu sepertinya mengabaikan keberadaannya di pesta Wang Zeming. Dena juga merasakan hal yang sama. Kedua saabat itu saling merenungi nasib masing-masing selama pesta berlangsung.

"Sebenarnya kita ini di sini sedang melakukan apa? Kenapa sepertinya mereka lupa jika kita juga ada di sini?" Tanya Ara pada Dena sambil meneguk wine yang sejak tadi menemani mereka berdua.

"Aku juga tidak tahu. Mereka hidup dalam dunia mereka sendiri. Sebenarnya kita kenapa bisa tersangkut di sini?" Tanya Dena balik.

Ara mengangkat kedua bahunya lalu kembali meneguk wine di tangannya. Ara merasa kalau dirinya terjebak di dalam pesta yang dia sama sekali tidak tahu isinya. Ara cukup bersyukur karena Dena juga berada di pesta ini, jika Dena tidak ada entah apa yang akan dilakukan Ara.

Melihat kesibukan Chen Jie Rui dengan sahabat-sahabatnya serta Cheng Ling dalam kelompok mereka membuat Ara mendengus. Kesal, marah, malu. Semua yang dia rasakan berkumpul menjadi satu malam ini.

"Apa kita datangi mereka saja? Mereka sepertinya tidak peduli dengan kita?" Tanya Ara kepada Dena.

Ara sudah mulai mabok karena wine yang dia minum cukup banyak. Perut yang kosong membuat Ara cepat sekali mabok dibandingkan dengan Dena. Apalagi pada dasarnya Ara tidak kuat minum, berbeda dengan Dena yang cukup kuat dengan alkohol.

"Sepertinya tidka perlu. Aku takut nanti kita akan malu kalau kita ke sana. Kamu masih mau ke sana?"

"Aku tidak tahu, tetapi mereka itu menyebalkan. Apa coba mau mereka? Kenapa mereka membawa kita ke sini dan setelah sampai sini mereka mengabaikan kita? Apa tidak menyebalkan coba?"

"Benar juga sih. Aku tidak mau mempermalukan diriku sendiri di pesta orang lain. Aku adalah wanita terhormat dan aku tidak mau semua menilai aku wanita rendahan." Jawab Dena dengan sombong.

"Benar-benar! Kita adalah wanita terhormat jadi tidak perlu mendatangi mereka sedang bersenang-senang. Mereka bisa kenapa kita tidak?"

"Sekarang saatnya kita bersenang-senang! Ayo kita menari!" Teriak Ara dengan penuh semangat.

Ara menarik tangan Dena menuju lantai dansa. Gemuruh tepuk tangan langsung menyambut Ara dan Dena yang mulai meliuk-liukkan tubuh mereka di sana. Gerakan dance Ara yang cukup terampil membuat Ara menjadi bahan perhatian di pesta Wang Zeming.

"Ayo, Dena! Gerakkan tubuhmu!" Ucap Ara dengan gembira. Pengaruh alkohol membuat Ara dan Dena lepas kendali.

Dena menari sama semangatnya dengan gerakan Ara. Kedua wanita ini dikenal sebagai wanita pendiam dan sekarang mereka berdua menjadi pusat perhatian di tengah pesta.

Chen Jie Rui melihat Ara menjadi tontonan banyak pria merasa kesal. Tangan Jie Rui mengepal kuat saat melihat apa yang dilakukan oleh Ara di pesta Wang Zeming.

"Bukankah itu wanitamu? Ternyata dia benar-benar menakjubkan saat mendengar musik. Aku sungguh salut dengan dia." Puji Chen Yang saat melihat gerakan luwes Ara dan juga Dena. "Wanita milik kalian berdua benar-benar menakjubkan."

"DIAM!"

"DIAM!"

Chen Yang terkejut mendengar teriakan Wang Zeming dan juga Chen Jie Rui. Chen Yang meringis, dia tahu kedua sahabatnya sedang menahan emosi karena kelakuan kedua wanita mereka.

Chen Jie Rui berjalan dengan langkah tegap dan rahang yang mengeras menghampiri Ara yang sedang asyik menari. Kerumunan yang cukup padat membuat Chen Jie Rui kesulitan mendekati Ara yang memang menjadi pusat perhatian malam ini.

Chen Jie Rui memberi tanda kepada Wang Zeming untuk menghentikan musik DJ yang sedang diputar. Tanda yang diberikan oleh Chen Jie Rui di tangkap dengan baik oleh Wang Zeming dan dalam hitungna detik musik berhenti.

"Ara! Ke sini!" ucap Chen Jie Rui sedikit berteriak.

Ara menoleh melihat ke arah Chen Jie Rui dan tersenyum, "Hai! Kenapa kamu ada di sini? Bukannya kamu sedang bersenang-senang dengan teman kamu?"

Ara melihat ke arah belakang Chen Jie Rui dan di sana dia melihat Cheng Ling menatap ke arahnya dengan tatapan permusuhan.

"Ara, ke sini aku bilang! Kamu masih bisa mendengarku bukan?"

Ara berjalan ke arah Chen Jie Rui dengan sempoyongan. Ara sudah tidak lagi memikirkan rasa malu seperti saat-saat awal dia bicarakan dengan Dena tadi.

"Jangan marah-marah, nanti kamu jadi jelek." Ucap Violet sambil mengusap rahang Jie Rui yang menatapnya dengan marah.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu benar-benar membuatku marah, Ara."

"Benarkah? Memangnya kenapa kamu marah, tampan? Jangan marah nanti kamu lekas tua."

"Berapa banyak yang kamu minum, Ara? Kamu membuatku kesal dengan tingkah kamu yang menyebalkan ini."

"Kalau begitu aku pulang. Siapa juga yang ingin datang ke sini? Aku juga tidak mau datang ke sini. Ayo, Dena! Kita pergi dari sini." Ucap Ara sambil menarik tangan Dena dengan cepat.

"Kamu mau kemana, Ara?" Tanya Chen Jie Rui sambil menahan tangan Ara yang berjalan meninggalkan Chen Jie Rui di pesta Wang Zeming.

"Kalian tidak akan pergi kemana-mana. Zeming tidak akan membiarkan kamu membawa Dena pergi dari sini. Dena adalah tamu Wang Zeming dan kamu tidak berhak membawa dia keluar dari tempat ini."

Ara merengut. Pria ini paling pintar berdebat. Semua yang Ara lakukan terasa salah di mata Chen Jie Rui. "Lalu mau kamu apa? Aku seperti kelinci peliharaan kamu dan kalau kamu bosan kamu bisa meninggalkanku begitu saja? Iya benar?"

Ara menatap tajam ke arah Chen Jie Rui. Dia tidak peduli jika di kampus nanti dia akan menjadi bahan perbincangan teman-temannya karena terlalu berani dengan Chen Jie Rui, pria yang menjadi idola di kampusnya.

"Lalu mau kamu apa? Kamu mau pertengkaran kita di tonton banyak orang di sini? Kalau iya, lakukan saja. Aku sudah tidak peduli kamu mau melakukan apa."

Ara mendengus. Dia semakin kesal dengan Chen Jie Rui. Pria itu berhasil membuat hatinya seperti rolles coaster yang naik dan turun secara bersamaan.

"Aku benar-banar membencimu, pria jelek."

Ara berjalan meninggalkan kerumunan, banyak sekali paparazi dadakan saat ini. Ara sudah tidak peduli, rasa sakit hatinya benar-benar sudah tidak bisa dia tahan lagi.

"Aaaa... lepaskan aku! Aku mau pulang!" Teriak Ara saat tubuhnya melayang ke udara dan saat ini berada di bahu Chen Jie Rui. Pria itu menggendong Ara seperti sedang mengangkut beras.

Semua mata terkejut melihat Ara berada di dalam gendongan Chen Jie Rui. Banyak yang berpikir jika adola semua wanita itu menjalin hubungan dengan Cheng Ling, wanita yang juga ada di pesta Wang Zeming ini, tetapi ternyata semuanya dibuat terkejut dengan kenyataan yang ada.