webnovel

Sahabat Rasa Saudara

Hari ini, Shierya Bagaskara keluar dari kelasnya. Tidak ada pelajaran karna memang sudah usai, hanya pengumuman kelulusan saja.

"Alhamdulillah..." Hanya itu yang terucap dari bibir gadis mungil itu, walau hatinya bergelora ingin mengucapkan beribu-ribu ungkapan syukur, namun hanya kalimat syukur itulah mewakili seluruh gemuruh hatinya. Pengorbanannya serta usahanya tidak sia-sia. Dia berhasil menyelesaikan sekolahnya dengan baik, bahkan dengan nilai yang baik, Shierya mendapat juara pertama di kelasnya, bahkan untuk nilai umum, Shierya juara pertama di sekolahnya. Dia ingin segera pulang, dan mengabarkan kepada orangtuanya bahwa dia berhasil.

"Ayah dan Ibu pasti bahagia.... " Ucapnya dalam hati.

"Ini semua untuk Ayah dan Ibu..." Sambungnya.

Ria, begitulah dia biasa dipanggil, setelah keluar kelasnya, banyak temen-temennya menyapa dan menyampaikan ucapan selamat kepada Ria. Bahkan para guru yang kebetulan berpapasan dengan Ria juga memberi ucapan selamat. Sampai akhirnya dia berada di depan sekolahnya pun, masih ada teman yang mengucapkan selamat padanya sambil ngobrol bersama karena menunggu angkot menuju ke rumahnya.

Dia adalah Adriana Salsabila. Salsa biasa dia dipanggil, anak dari pengusaha tekstil di Solo, ayahnya memiliki beberapa toko di pasar-pasar besar di kota itu, pasar Klewer salah satunya. Pasar Klewer yang notabenya sebagai pasar tekstil terbesar di kota Solo ini, lokasinya juga berdekatan dengan keraton Surakarta, pasar ini juga menjadi rujukan para pedagang kain/ terksil dari Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan kota-kota lain di Jawa.

Salsa tumbuh dengan materi yang melebihi cukup sebetulnya, hanya saja, karna Ayahnya sibuk mengurus usahanya, dia kurang mendapatkan perhatian. Ibunya sudah meninggal sejak Salsa kelas 3 SD karena sakit jantung. Bahkan hari-hari Salsa banyak dihabiskan di rumah Ria. Ayah Salsa pulang hingga larut malam, bahkan sering keluar kota. Oleh sebab itu, Ayah Salsa sering menitipkan putrinya ke Ibu Ria. Tentu saja Ibu Ria tidak keberatan, Putrinya juga anak tunggal, selalu sendirian dirumah, dengan adanya Salsa tentu bisa menjadi teman bermain, toh begitulah tetangga, saling membantu. Begitulah awal mula Ria dan Salsa akrab, teman rasa saudara. meskipun bukan lahir dari darah yang sama,. mereka tumbuh bersama.

Bagi Salsa, Ibu Ria mampu mengisi kekosongan hati karna ketidakadaan sang ibu. Sifatnya yang penyabar dan penyayang serta bijak dalam memperlakukan Ria dan Salsa, meskipun bukan anak kandungnya dia tak pernah pilih kasih. Salsa begitu menyayangi Ibu Ria. Bahkan kadang Salsa lebih manja ketimbang Ria jika di depan Ibu Ria.