webnovel

Acara Reuni yang Luar Biasa.

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Shen Cheng berjalan kaki di hari malam yang gelap. Ia mengenakan kamisol hitam, celana pendek, dan sepasang sandal jepit yang paling sederhana. Meskipun ia hendak pergi ke acara reuni kelas atas, ia sengaja tidak berdandan dan merias dirinya. Namun, mengenakan pakaian biasa seperti ini tetap tidak menyembunyikan lekuk tubuhnya yang sempurna.

Shen Cheng termasuk jenis wanita yang membuat mata pria memerah pada pandangan pertama hingga bola mata mereka seolah-olah hendak keluar saat menatap tubuhnya. Semua orang yang bertemu dengan Shen Cheng untuk pertama kali, biasanya memilih untuk tidak melihat penampilannya karena tubuhnya benar-benar terlalu seksi dan menarik perhatian. Tentu saja, wajahnya pun tidak buruk. Menggunakan kata-kata 'cantik dan menawan seperti peri' untuk mendeskripsikan Shen Cheng juga pasti tidak berlebihan.

Ketika Shen Cheng masuk pintu restoran yang berputar, seorang pria yang tampan berjalan melintas di sampingnya. Ia tidak memedulikan pria itu dan terus melangkah pergi. Namun, pria itu justru tiba-tiba berhenti dan berbalik. Pria itu ingin menghentikan Shen Cheng, tapi tidak sempat karena Shen Cheng sudah menghilang dari pandangannya.

Rambut Shen Cheng bergerak lembut tertiup angin, lalu ia mengangkat bibirnya yang tipis hingga membentuk sebuah lengkungan yang indah dengan lesung pipi di samping bibirnya. Hidungnya yang mancung sangat tegak dan tinggi, seperti salju di gunung dengan kontras cahaya. Alis matanya ramping, ditambah lagi matanya yang begitu dalam dan menawan. Bulu matanya yang panjang dan lentik sedikit bergerak, lalu senyuman hangat terbit di bibirnya hingga wajahnya bersinar cerah. Saat sekelompok teman lama Shen Cheng melihatnya yang berjalan di kejauhan, mereka sontak takjub.

"Eh, eh, eh! Cepat lihat! Cepat lihat! Yang di sana itu Shen Cheng, kan?"

"Mana? Mana? Mengapa aku tidak melihatnya?!"

"Di sana, yang memakai kamisol itu…"

"Tidak mirip!"

"Dia datang! Dia datang!"

"Iya, itu betul dia. Itu pasti adalah Shen Cheng!"

Sangat jelas, sekelompok teman lama itu benar-benar sudah tidak akrab dengan Shen Cheng yang berada di depan sana. Beberapa teman perempuan yang mendengar kata-kata Xia An'an masih benar-benar berpikir bahwa Shen Cheng yang sekarang itu norak dan jelek. Sekarang, mereka langsung tercengang setelah melihatnya. Jika yang seperti itu termasuk jelek, apa mereka tidak harus segera pergi dan operasi untuk penampilan mereka?

Pria benar-benar adalah binatang yang berpikir dengan tubuh bagian bawahnya. Baru saja Shen Cheng datang, para teman lelaki langsung berdiri untuk menawarkan pelayanan mereka. Mulai dari memindahkan kursi, menyajikan teh dan air, hingga menyanjungnya. Xia An'an merasa marah sampai wajahnya menjadi hijau. Ia benar-benar ingin memarahi para pria bodoh itu!

Setelah Shen Cheng menyapa mereka, ia duduk dan tersenyum dengan lembut. Dari awal hingga akhir, ia sama sekali tidak melihat Xia An'an yang duduk di seberangnya. Hanya dengan tersenyum seperti ini, Shen Cheng sudah membuat hati beberapa pria terbang ke mana-mana.

Kepribadian Lin Xiaomiao berkebalikan dengan Shen Cheng. Meskipun ia tidak terlalu menyukai Shen Cheng, ia tidak akan menunjukkannya. Ia hanya berdiri, lalu mengangkat gelas anggur dan berkata, "Shen Cheng, kamu telah membuat kita tunggu begitu lama. Kamu harus hukum diri minum tiga gelas!"

Baru saja Lin Xiaomiao menyelesaikan kata-katanya, beberapa pria yang duduk di samping mereka secara cepat menuangkan anggur merah ke gelas sendiri.

"Aku akan minum untuk Shen Cheng!"

"Aku saja!"

"Jangankan tiga gelas, bahkan jika tiga puluh gelas pun aku juga akan meminumnya!"

Beberapa pria dewasa berebut kesempatan dan seolah-olah takut tidak bisa menunjukkan maskulinitas mereka di depan Shen Cheng. Melihat itu, Xia An'an menjadi tidak senang dan berkomentar, "Mengapa waktu tadi aku dihukum minum anggur, aku tidak melihat kalian begitu bersedia?"

Beberapa teman sekelas perempuan di samping ikut menyahut, "Iya! Tadi An'an juga dihukum minum beberapa gelas…"

Mendengar mereka berkata begitu, Lin Xiaomiao melirik mereka dan berkata sambil tersenyum, "Kalian ini cemburu, ya? Kita semua adalah teman sekelas dulu. Buat apa ribut begitu!"

Semua orang yang mendengar Lin Xiaomiao hanya bisa berhenti meramaikan keributan ini.