webnovel

Misi Terselubung

Keempatnya kini sudah menyelesaikan makan siangnya.

Untuk itu keempat nya kini tampak santai satu sama lain sambil berbicara ringan, tapi tentu saja tidak dengan Mr. K ia justru memejamkan manik nya sambil melipatkan tangannya di dada dan merebahkan badannya di sofa.

Ia tak suka berbincang mengenai hal hal yang menurut nya tak penting bagi dirinya.

Berkali kali Clara menyenggol lengan Mr. K agar merubah sikap nya, namun ia tetap dengan pendiriannya memejamkan maniknya.

Ddrrt

Ddrrt

Sebuah pesan singkat kini masuk ke handphone Clara.

Mendengar bunyi pesan masuk tersebut Clara segera membuka pesan tersebut.

"Kakak ..." lirih Clara pelan.

Sontak ketiganya menolehkan kepalanya ke arah Clara.

"Ada apa ?" tanya Mr. K yang kini telah membuka manik nya menatap Clara.

"Kakakku ... dia dirawat di rumah sakit" ucap Clara lemah.

"Di rawat dimana ?" tanya Mr. K

"Ini..." ucap Clara sambil menyodorkan handphone nya agar Mr. K dapat membaca nya sendiri.

Mr. K menganggukan kepala nya.

"Aku akan mengantarmu kesana" lirih Mr. K tegas.

Clara memutarkan manik nya, dan menatap Mr. K lekat.

"Kau gila ?!" ucap Clara dengan nada meninggi.

Semua yang ada disana tampak tercekat dibuat nya.

"Mengapa kau menyebutku gila Clara ?" tanya Mr. K lembut, yang justru membuat Prof. Hans, maupun Chris semakin tercengang.

'Ini benar kakak ku ?' monolog Chris dalam benak yang seakan tak percaya.

Clara menghela nafasnya pelan, dan mengontrol emosi nya yang tadi seolah meledak.

"Kau lupa bahwa keadaan mu juga tak baik ? bagaimana mungkin kau yang mengantarkan ku ke rumah sakit itu" ucap Clara pelan dengan tatapan nya yang lekat pada Mr. K.

Mr. K memejamkan manik nya sejenak sebelum membalas perkataan Clara.

"Aku baik baik saja, hanya ruang gerak ku yang sementara terbatas, tapi tak apa aku yakin hanya mengantar mu saja aku tidak apa apa" ucap Mr. K.

Clara menggelengkan kepalanya pelan, dan mengarahkan pandangannya pada Chris sejenak seolah meminta bantuan.

Chris yang menyadari hal itu, segera mengajukan dirinya pada Mr. K untuk menemani Clara.

"Aku akan menemani ka Clara ke rumah sakit itu" ucap Chris.

Mr. K terdiam sejenak, seolah berfikir keras mempertimbangkan keputusannya.

Mungkin memang Mr. K terlihat seolah sangat protective pada Clara, namun hal itu Mr. K lakukan hanya semata ia tak ingin ada orang yang mencelakakan Clara, terlebih Clara yang saat ini berada dalam penjagaannya, walaupun sebenarnya dirinya sendiri jauh dari kata kondisi yang prima dan baik dalam menjaga Clara.

Mr. K merogoh handphone nya sejenak pada kantongnya, dan mengetikkan pesan singkat pada seseorang.

Tak butuh waktu lama, pesan yang dikirimkan Mr. K pada seseorang kini telah masuk balasannya dalam notifikasi pesannya.

"Baiklah kau boleh pergi bersama Chris ... sekitar ..-" ucap Mr. K seraya menjeda sambil melirik jam yang melingkar di tangannya.

"15 menit lagi ... dan kau hanya dapat menjenguk kakak mu maksimal 30 menit ... aku tak ingin mengambil resiko" ujar Mr. K yang terdengar dingin dan tegas tanpa menatap Clara.

Clara yang mendengar hal itu hanya terdiam tanpa menyanggah apapun dari apa yang dikatakan oleh Mr. K, ia sadar pasti jauh dilubuk hati Mr. K tak suka akan keputusan itu.

Ya sejujurnya memang berat bagi Mr. K mengambil keputusan seperti itu, di satu sisi ia memahami perasaan Clara, namun di sisi lain ia juga harus memperkirakan konsekuensi buruk yang sewaktu waktu bisa menimpa Clara.

"Baik .... terimakasih Kev" ucap Clara sambil mengusap lembut tangan Mr. K.

"Hng" dengung Mr. K singkat.

"Kau ini ..." lirih Prof. Hans sambil menggelengkan kepala nya pelan.

***

Seorang pemuda tampak melangkahkan kaki nya menuju tempat dimana Anthony di sembunyikan.

"Cih..."

Anthony berdecih saat mendapati pemuda itu semakin mendekat ke arahnya yang masih dalam posisi terikat.

"Sepertinya kau tak suka sekali denganku" ucap pemuda itu santai.

"Ck ... pertanyaanmu sepertinya tak layak ku jawab" ketus Anthony.

Pemuda itu memutarkan manik nya malas, sambil meraih dagu Anthony agar menatap dirinya.

"Berapa bayaran yang kau dapatkan ?" ucap pemuda itu dengan senyum sinis nya.

Anthony tak membalasnya melainkan memalingkan wajah nya ke arah lain.

"Seperti nya bos mu tak peduli akan dirimu ..." ucap pemuda itu menyeringai.

Anthony diam seolah mencerna perkataan pemuda yang sedari tadi mengajaknya bicara.

"Oh iya ... aku hanya mendapatkan pesan yang harus disampaikan padamu ...-" ucap pemuda itu seolah menggantung kalimatnya.

Seolah tak peduli, Anthony berpura pura memejamkan maniknya.

"Apa kau tau siapa dalang utama selain bosmu itu ?" lirih pemuda itu dengan penuh penekanan pada setiap katanya.

Anthony yang masih tetap pada posisi nya memejamkan manik nya, kini pikirannya mendadak seolah berfikir keras dengan apa yang di katakan oleh pemuda yang ada di hadapannya.

'Dalang utama ? apa maksudnya ? bukan kah bos memang dalang utama ... tapi tunggu .. mungkinkah orang yang bos telefon waktu itu ?' monolog Anthony dalam benak sambil mengingat kejanggalan kejanggalan yang sekilas terbesit di otaknya.

Pemuda yang masih membaca raut wajah Anthony kini tersenyum tipis, dan menyeletuk pelan ke hadapan Anthony.

"Ck ... sepertinya kau tak tahu bahwa bos mu itu hanya kaki tangan seseorang, dan kurasa bosmu saat ini tak peduli padamu karena ia diancam oleh atasanmu lagi .... jadi apa kau tak penasaran dengan bos mu itu ?" ujar pemuda itu seakan membuat Anthony geram.

Anthony yang sedari tadi diam dan memejamkan maniknya, kini membuka manik nya dan menatap pemuda itu dengan tatapan serius.

"Apa maumu ?"

"Mudah .... kau hanya perlu bekerja sama denganku .... Ah .. lebih tepatnya atasanku"

Anthony memutarkan maniknya malas.

"Katakan apa yang perlu kulakukan ? dan .... mengapa kau memberikan negosiasi ini padaku ... kau tak takut jika nanti nya aku membunuhmu ataupun kelompok dan orang yang kau jaga dari ku ?"

"Nanti atasan ku langsung yang akan memberi instruksi padamu... aku hanya sekedar memastikan konfirmasi dari mu.. Ku yakin kau tak dapat melakukan nya jika atasanku sudah memberitahu kartu as nya" ucap pemuda itu.

"Jika kalian memang sudah mempunyai kartu as dan akan mengancamku ... untuk apa negosiasi ini ? .... menyebalkan" lirih Anthony.

Pemuda itu tersenyum, dan mengendikkan bahunya pelan.

"Kami bukan penjahat, kami hanya ingin beretikad baik" ucap pemuda itu pelan, lalu beranjak keluar dari tempatnya yang berada di hadapan Anthony.

Tak lama setelah keluar dari ruangan itu, pemuda tersebut langsung memberikan pesan singkat pada David atasannya.

"Mission Clear, Anthony mau di ajak bekerja sama"

————-

Leave comment and vote 😊

Next chapter