webnovel

1-7

Ia sedang bersantai menikmati angin malam yang lewat dari jendela kamarnya "gue baca buku yang mana ya sekarang"

Ia berdiri lalu menghampiri rak buku kecil miliknya

Pintu kamar terbuka menampakan seseorang yang lalu masuk ke ruangan tersebut

"loe" ia menatap sosok itu dengan datar

'surprise, loe gak kangen sama gue'

"emang loe siapa, kita juga udah gak ada urusan lebih baik loe pergi karna gue gak mau ketemu lagi sama loe"ucap si anak

'loe bener tapi loe sendiri yang ngebuka masalah sampe gue harus ber urusan lagi sama loe'ucap si sosok

"gue kan udah menang, dan kalian udah bebasin gue buat lakuin apapun yang gue mau"ucap si anak

'ya, tapi tidak dengan mengganggu permainan yang berlanjut kembali'ucap si sosok

"gue gak mungkin bisa diem aja ngeliat orang2 gak bersalah harus jadi korban"ucap si anak

Perkataan si anak tentu membuat si sosok marah, ia langsung mendorong si anak ke tembok lalu mencekiknya dengan kuat

'ok, loe harus terima konsekuensinya' sosok itu menatap tajam si anak

'loe harus kita lenyapin supaya gak ada lagi hama di permainan ini'

~

Pagi ini Hesa melihat kembali sticky note yang ternyata sudah ada pesan balasan

-Kasih tau salah satu temen loe dan minta bantuanya-

Ia membalas

-Gak mungkin, gue sama yang lain bisa mati kalo itu terjadi-

Tok tok tok

Ia segera pergi menuju pintu, saat dibuka ternyata si rekan osis

"pagi ayang"Bara tersenyum sambil mengenakan wig yang ntah didapatkan darimana

Hesa auto menoyor kepala Bara, padahal masih pagi tapi sudah disuguhkan penampakan tak mengenakan

"begitu sadis cara mu, memperhatikan diriku"Bara bernyanyi seperti seorang istri yang di sakiti suaminya, semacam ftv koreasiar

Hesa hanya menatap datar plus malas, ia akan menutup pintu namun ditahan Bara

"santuy, gue sebenernya dateng buat ngajak sarapan karna emak gue ngasih makanan lebih lagi" Bara memperlihatkan kotak makan yang di bawanya

~

Geng thirteen sedang berjalan bersama di koridor menuju kelas, saat itu Hesa tak sengaja berpapasan dengan July tapi Hesa tentu tak bisa menyapanya karna pasti teman temanya nanti akan curiga

Joan menghampiri Hesa yang tertinggal karna terus diam sambil melihat ke belakang "kenapa kak"

"e-enggak"ucap Hesa

Mereka berdua berjalan menyusul yang lain

"anak itu keliatan pucet banget kaya lagi sakit"

~

Saat jam istirahat

"ni pesenan kalian" Niki dan Satya membawa nampan berisi makanan yang di pesan teman2 nya

"yo, makasih"

Mereka pun menikmati makananya

"guys, kalian ada yang kena teror lagi gak" tanya Jio

Semua kompak menggeleng

"mungkin si setan villa udah males nerror kita, lebih baik sekarang cari ide tempat buat konten berikutnya"ucap Setta

"oh iya ya, fans kita juga emang udah pada nunggu"ucap Joan

"enaknya kemana kira2"ucap Azka

"gue sih lagi pengen nikmatin pemandangan alam, ngedaki gunung maybe"ucap Satya

"itu terlalu berbahaya buat yang belum pernah ngedaki sama sekali, kita perlu di bimbing sama yang ahli"ucap Hesa

"camp aja kalo gitu, gue tau hutan yang deket sama sungai"ucap Niki mengusulkan

Mendengar itu Hesa langsung terdiam merasa khawatir teringat cerita Mina tentang temannya July

"wah kayanya seru juga tuh"ucap Azka

"gue setuju"ucap Jio

Seseorang tersenyum miring tanpa mereka sadari

~

Mereka semua berkumpul di parkiran saat jam pulang

"guys kayanya gue gak akan pulang bareng kalian"ucap Hesa

"kenapa loe"ucap Jio

"biasalah ada urusan"ucap Hesa

"oh yaudah"ucap Azka

Mereka semua pulang dengan kendaraan masing2 sedangkan Hesa kembali masuk ke sekolah,

Di koridor ia kembali bertemu July, Hesa menghampirinya

"July"

Perempuan itu terus berjalan seperti tak mendengar panggilan dari Hesa

"tu anak kenapa" meskipun bingung, Hesa memilih mengikuti July

Sesampainya di taman belakang, July berbalik lalu tersenyum pada Hesa "Maaf aku baru bisa ngobrol sama kakak disini"

"Emang kenapa di tempat sepi gini"Hesa berekspresi

"Aku cuma gak mau kakak nantinya dianggap gila"ucap July

"Hah"Hesa tak paham

"Sebenernya aku gak bisa bantu kakak tapi gak usah khawatir karna udah ada rencana lain"July tersenyum

"Rencana lain apa?"ucap Hesa

"Kak"Niki berjalan menghampiri Hesa

"Loe ngapain sendirian disini"ucap Niki heran

Hesa menoleh pada July, anak itu sudah menghilang

~

Hesa mengendarai mobilnya dengan perasaan tak tenang mengingat perkataan July saat di taman tadi "apa anak itu udah meninggal"

Ia memelankan mobilnya di suatu jalan, lalu turun sambil memperhatikan foto di hpnya "alamatnya udah bener"

Dengan sedikit ragu, Hesa melangkahkan kakinya ke depan rumah "tapi ini sepi banget, mana gelap lagi"

Ia maju lalu mengetuk pintu

Tok tok tok

Sudah lima belas menit tapi masih tak ada jawaban "tu anak emang lagi gak dirumah kali ya, gak ada tetangga yang lewat juga disini"

Ceklek

"eh pintunya gak kekunci, masuk gak ya" setelah beberapa saat berpikir akhirnya Hesa memutuskan untuk masuk

Hesa merasa heran karna rumah tersebut kosong seperti tak berpenghuni "keluarganya kemana ya, apa dia tinggal sendiri"

Seluruh lampu rumah itu mati untung saja sekarang masih siang jadi tidak terlalu gelap

Hesa melihat salah satu pintu tertutup "apa kamar itu, kayanya cuma itu yang belum gue buka" Ia berjalan perlahan kemudian membuka pintu ruangan

Saat dibuka, terlihatlah seorang perempuan yang tergantung di langit2 kamar

Brukk

Hesa reflek terjatuh kebelakang menyaksikan pemandangan tersebut

Meskipun Hesa sudah memperkirakan July memang sudah tiada namun ia tak menyangka dugaanya benar dan tak mengira juga akan menemukan July dengan keadaan seperti ini

Hesa segera keluar, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan tapi tanpa sengaja menabrak seseorang di halaman rumah

"kak Hesa, loe ngapain disini?"

"A-azka"

Suara nya masih gemetar untuk menjelaskan hal yang sebelumnya ia lihat, untung saja Azka langsung paham tentang situasi sulit yang mungkin sedang di hadapi kakak kelasnya ini

Ia merangkul Hesa "kita ke taman bentar di sekitaran sini, kebetulan gue baru mampir dari market"ucap Azka sembari menunjukan kresek berisi barang belanjaan nya

~

Hesa menutup botol minum pemberian Azka, mereka berdua duduk di bangku taman sambil menikmati angin yang berhembus

"loe kenapa kak"

Hesa terdiam sejenak, memutuskan pilihan untuk bercerita atau tidak namun akhirnya memilih untuk tidak bercerita

"gak apa2"ucap Hesa

"loe kaya lagi ada masalah"ucap Azka

"biasalah anak kelas dua belas banyak tugas ditambah lagi gue member osis"Hesa berdalih

"oh iya juga"ucap Azka

Ia membuka salah satu snack, tak lupa menawarkannya juga pada Hesa

"kak, loe ngerasa aneh gak sih sama Setta"ucap Azka, ia memang melihat sedikit perubahan pada Setta

"aneh apa"ucap Hesa pura2 heran

"sikapnya aneh, terkesan buatan bukan real kaya biasa"ucal Azka

"maksud loe?"ucap Hesa

"mirip seseorang yang nyamar jadi Setta"ucap Azka

"ternyata loe bisa ngerasain juga"ucap Hesa

"loe ngerasa gitu"ucap Azka

Hesa mengangguk

"Setta jadi aneh setelah kita balik dari vila"ucap Hesa

"iya, bahkan waktu kita semua kena terror malah dia sendiri yang enggak"ucap Azka

Hesa tersenyum sambil melirik ke arah Azka yang sedang minum "apa loe bisa bantu gue"

~

Hesa berbaring di kasur sambil terus ke pikiran soal sisi lain, ia tiba2 teringat "eh iya tadi gue nulis sticky note"

Ia segera melangkahkan kakinya ke meja belajar dan melihat sticky note yang tergeletak

-Cuma satu orang yang menurut loe punya peran sebagai detektif, semua udah dapet peranya masing2-

"hah detektif, peran?"

Hesa tentu heran dengan jawaban dari Kyungmin, memangnya apa? Kenapa semua bisa ada peran seperti dalam sebuah permainan

Belum selesai berpikir, Hesa melihat tulisan di kertas tersebut berubah

-Kak azka, dia orang yang cukup peka dan dia juga curiga sama kakak terkait banyaknya kejadian kebetulan kakak nolong yang lain-

"Azka emang agak beda buktinya dia bisa sadar tentang keanehan Setta, hm apa mungkin di detektifnya"

Hesa kembali melihat kertas namun tak ada perubahan, ah mungkin saja Kyungmin sudah pergi makanya ia tak memberikan jawaban lagi