webnovel

1-2

Pagi ini Jio berinisiatif bangun lebih awal, pagi sekali ia sudah didapur untuk menyiapkan sarapan, kebetulan ia memang lumayan jago memasak

Terdengar suara pintu terbuka disusul langkah kaki membuat Jio menoleh sekilas "siapa yang bangun?" tapi ia masih tetap fokus dengan masakanya

Karna merasa tak sendiri Jio pun berbalik ke belakang, ternyata Azka sudah duduk di salah satu kursi meja makan

"ngagetin aja loe"ucap Jio lalu ia menyajikan makanan buatan nya di depan Azka

"wih enak banget ni baru bangun udah ada sarapan btw gue boleh minta susu gak"tawar Azka

"gue kan cowok bukan cewek"ceplos Jio dengan datarnya

"sumpah Ji, otak loe perlu di cuci biar bersih"ucap Azka

"canda elah"Jio tertawa garing

"sekarepmu"Azka melahap roti bakar yang tersaji

Jio berbalik ke pantry kebetulan di sana ada bubuk kopi susu dan gula yang tersimpan jadi ia tak perlu berjalan lebih ke lemari di dapur, tak lama kemudian ia menghampiri Azka dengan segelas susu ditanganya

"thanks ji"ucap Azka sambil mengunyah

"kalo kurang manis tambahin aja gula, ada juga di pantry"ucap Jio

"iye tempe, seru juga ya serasa di cafe"Azka melihat sekilas dapur dan pantry yang berdekatan memang seperti di cafe atau kedai kopi

Jio tak peduli lebih memilih melanjutkan memanggang roti bakarnya di dapur, saat sedang asik tak sangaja matanya melirik dinding kaca yang berfungsi membatasi taman dan juga ruang makan

Ia melihat pantulan kaca hanya ada bayangannya saja sedang memasak secara reflek Jio segera berbalik dan tak menemukan siapapun di meja makan, meja hanya terisi bermacam buah dan bunga yang diletakan pada tengah meja

Jio beberapa kali mengucek mata untuk memastikan penglihatnya namun sama hanya ada dia sendiri di ruangan itu, ia terdiam mencerna apa yang terjadi sampai seseorang menepuk bahunya

"napa loe, liat setan ya"ucap Hesa sambil melirik Azka bermaksud menyindir

Azka yang menyadari arti perkataan serta lirikan Hesa sontak protes

"liat setannya gak usah ke gue juga kali, masa ganteng gini dibilang setan" Azka menaruh jempol dan telunjuk di bawah dagu dengan eksis

"kenapa kak, muka loe keliatan pucet"ucap Joan khawatir melihat Jio diam dengan wajah pucat

"e-enggak kok"ucap Jio sedikit gugup, ia tak berani cerita karna takut dianggap menakuti yang lain

"loe bangun duluan, kenapa gak bangunin yang lain"ucap Niki

"gue mau nyiapin sarapan buat kalian"ucap Jio

"duh baik banget gak kaya rival gue" Niki melirik sekitar tak menemukan Setta "eh kemana tu rubah"

Yap, Setta memiliki mata yang tajam sampai teman temanya menyamakan dia dengan hewan Rubah

"dia masih dikamar, masih tidur kayanya sempet mimpi buruk"ucap Hesa

"taunya?"ucap Niki

"gue denger suara ketakutan dari kamar Setta, dia nginggo"ucap Hesa asal, padahal malam itu dia mendengar suara aneh tapi pintu kamarnya mendadak macet tak bisa terbuka jeda Hesa tidak bisa memastikan suara apa yang ia dengar

"loe sempet cek ke kamar Setta"tanya Satya

"gue emang denger tapi keburu tepar jadi gak sempet gue cek"alibi Hesa

"kamar Setta kan sebelah kamar gue dan gue gak denger apapun tuh"ucap Niki

"kan loe kebo, ada gempa juga gak bakalan bangun"ucap Azka meledek

"asem loe bang"ucap Niki

"dahlah mending kita mulai sarapan aja, keburu rotinya dingin"ucap Joan

~

Siang ini mereka berkumpul di ruang tengah untuk menonton film horor setelah mengemasi perlengkapan masing2 karna mereka pulang malam ini

"udah selesai ni guys film nya" ucap Azka

"mau nonton lagi atau gimana nih kak"tanya Niki

"terserah sih, gue mah ngikut aja"ucap Jio

"gue tertarik sama permainan yang mereka mainin"ucap Hesa tiba2

"yang matanya nya itu ditutup trus dia harus nangkep salah satu temenya dari suara tepukan tangan temen temenya"ucap Joan memastikan

"ya"singkat Hesa

"seru juga kayanya, gimana kalo kita main itu sekarang"Niki mengusulkan

"yoklah"ucap Azka

Di tempat lain

Setta baru saja terbangun dari tidur nya dan saat melihat jam ternyata sudah pukul 10 pagi, Ia mengucek matanya kemudian turun dari kasur untuk mencuci muka di toilet

Setelah beres ia berjalan di lorong sembari celingukan mencari yang lain "pada kemana ya, kok sepi"

Ia tak sengaja menemukan sebuah ruangan yang menurutnya cukup aneh, Karna tak mau penasaran ia pun memasuki ruangan itu

"Ruangan apa ini"

Di dalam ruangan itu tak ada satupun barang, hanya ada sebuah tv tabung yang menampilkan keberadaan mereka saat awal datang ke villa "hah, ini kan villa jadul masa ada cctv"ucap Setta heran

"apa gue coba cek aja ya"

Terdengar suara langkah kaki, Setta pun keluar namun ia tak menemukan siapa pun "tadi ada yang ke sini deh, apa gue salah denger"

Ia berjalan perlahan sampai seseorang menepuk bahunya "Setan"

Setta berbalik dan menemukan salah satu temanya lalu memukul lengan orang itu "berapa kali gue harus bilang kalo nama gue Setta bukan setan" ia memang sudah gemas sekali karna teman2 temanya sering memplesetkan namanya

Satya hanya tertawa, melihat ekspresi Setta yang menurutnya lucu dan inilah alasan terkadang yang lain sangat suka menjahili Setta

"Sat, kalian udah pada bangun kan"tanya Setta

"gak usah disingkat"ucap Satya membuat Setta memandangnya datar

"yang lain udah bangun, pada kumpul di ruang tengah"lanjut Satya

"kok gak bangunin gue"ucap Setta protes

"loe tidur pules banget, kata kak Hesa loe mimpi buruk karna dia denger loe ngigo ketakutan jadi dia ngelarang kita buat bangunin loe"ucap Satya

"loh kamar gue kan paling ujung, sebelah kamar gue cuma Niki tapi kok suara dari kamar gue kedengeran sampe kamarnya kak Hesa"ucap Setta heran

"Niki terlalu kebo"ucap Satya

"hm iya juga sih"ucap Setta

"ayo kita ngumpul sama yang lain"ucap Satya

"tunggu, anterin gue" Setta menahan lengan Satya yang akan pergi

"takut loe"ledek Satya

"dahlah ikut dulu" Setta menarik Satya untuk berjalan mengikutinya ke depan villa

"mau ngapain kesini"tanya Satya

Setta tak mendengarkan Satya, matanya masih terus menelusuri sekitar mencari keberadaan kamera tersembunyi

"kok gak ada ya"ia menggaruk kepala nya sendiri tak gatal

Setta lalu kembali ke ruangan sebelumnya masih bersama Satya, Saat disana ternyata tv tadi sudah mati, Setta menepuknya dengan harapan bisa hidup kembali Namun tv itu tetap mati, sampai akhirnya Setta memutuskan pergi besama Satya ke ruang tengah tempat yang lain berkumpul

~

Keempat orang ini sedang mengelilingi salah satu teman mereka yang matanya di tutupi kain putih

"mereka main game anak2 lagi kaya kemarin"Setta memperhatikan hal yang sedang dilakukan teman temanya

"yoi"singkat Satya

Mereka berdua segera bergabung dengan yang lain, mengikuti permainan yang sedang dimainkan

"loe kenapa kak?"ucap Jio pada Hesa yang memang kebagian jaga

Tak cuma Jio yang bingung tapi juga yang lainya bingung karna Hesa tiba2 membuka penutup mata dengan eksepresi yang tak bisa di jelaskan

"gak kok, kita lanjut aja"Hesa berakting seolah tak terjadi hal aneh

Mereka pun terus bermain sampai satu persatu sudah kebagian jaga

~

Sore ini Satya dan Niki sedang bersantai bersama di kursi berpayung dekat kolam

"ki, fotbar yuk"ajak Satya

"kuylah"

Mereka berdua berdua pun berfoto bersama

"bagus ni"ucap Niki sambil melihat hasil foto di kamera poselnya

"sekarang pake filter telinga hewan"usul Satya

"alay loe"sindir Niki

"ayolah sekali doang"

"hngggg okey"

Satu orang mendapatkan 2 filter yaitu di kanan dan kiri yang berarti seharusnya hanya ada 4 telinga di atas kepala mereka tapi yang terlihat dihp ada 8 telinga, dua di sebelah Satya dan dua lainya di sebelah Niki

Satya dengan reflek menurunkan hp nya

"dari kemarin gue ngerasa villa ini emang gak beres"ucap Niki

~

Tak terasa malam sudah tiba saatnya pulang, Mereka memasukan barang masing2 kedalam mobil

"ini udah semua kan"ucap Niki

"udah kayanya"ucap Satya

Mereka masuk ke mobil satu persatu

Joan yang melihat Hesa masih berdiri di depan vila lantas menghampirinya, Hesa diam sambil menatap lurus kedalam sana

"kak, ayo balik"ajak Joan

Bukanya menjawab ajakan Joan, Hesa malah menunjuk salah satu jendela di lantai dua, terlihat Setta yang menatap mereka kemudian berjalan mundur ke arah kegelapan

"loh Setta ngapain dia masih di dalem vila" Joan heran dan bergegas masuk namun lenganya ditahan Hesa yang menatapnya serius

"kalian lagi apa"

Azka menghampiri mereka karna dua orang itu tak ada padahal yang lain sudah bersiap di dalam mobil

"kita liat Setta masih di dalem, lantai dua"ucap Joan sembari menunjuk jendela yang dimaksud

"apa nih, kok nama gue di sebut"

Setta menghampiri sambil memakan kue mintchoco kesukaanya

"kok loe disini, t-terus yan-

Hesa segera membekap mulut Juan agar si teman tidak membocorkan apa yang dilihatnya

"kita liat hal yang gak seharusnya, kalian paham kan"ucap Hesa

"kalian liat tante kun atau bang poci"ucap Niki

Jio langsung menggeplak kepala temanya itu

"gak usah di perjelas sat"ucap Jio

"gue lagi yang kebawa"ucap Satya melirik mereka

"udah, mendingan kita pulang sekarang"ajak Hesa tentunya sembari mengalihkan topik