1 Saling Mencintai

"Kaihan, kamu di mana?" tanya seorang gadis sembari meraba-raba area sekitar.

Gadis itu mencari keberadaan kekasihnya, tetapi ia tidak bisa melihat karena matanya tertutup oleh kain hitam yang sengaja diikat oleh kekasihnya–Kaihan.

Sementara itu, Kaihan sedang bersembunyi. Ia ingin memberikan kejutan kepada kekasihnya karena kekasihnya tengah berulang tahun.

Kaihan melangkah mendekati kekasihnya dan ketika berada di dekat kekasihnya, Kaihan memeluk kekasihnya dengan penuh kehangatan.

"Siapa kamu?" tanya kekasihnya yang bernama Anatasha Bunga Yanohara.

Kaihan tidak menjawab dan tetap memeluk tubuh Natasha, sedangkan Natasha berusaha untuk memberontak karena dia masih belum menyadari jika orang yang memeluk dirinya adalah Kaihan.

"Lepaskan aku!" pinta Natasha.

Natasha mendorong tubuh Kaihan, lalu mengeluarkan kekuatan sakti yang dia miliki. Seketika tubuh Kaihan terhempas karena tidak mampu menandingi kekuatan kekasihnya.

"Kaihan!" teriak histeris Natasha saat mengetahui pria yang ia lukai adalah kekasihnya sendiri.

Natasha berlari untuk menyelamatkan kekasihnya, tetapi saat dirinya berada di hadapan kekasihnya. Kaihan sudah tergeletak di atas tanah, tubuhnya penuh dengan luka karena serangan yang diberikan oleh Natasha sangat kuat bagi pria lemah, seperti Kaihan.

"Kaihan, bangun!" Natasha menepuk pipi Kaihan, tetapi Kaihan tidak kunjung sadar.

"Sayang, maafkan aku. Aku tidak sengaja membuatmu terluka, aku mohon bangunlah ..." lirih Natasha.

Natasha tertunduk, ia benar-benar merasa bersalah kepada kekasihnya. Bahkan air matanya mengalir dengan sangat deras, dia takut jika kekasihnya tiada karena ulahnya.

"Jangan menangis, sayang. Aku baik-baik saja dan masih di sini bersama dengan dirimu," ucap Kaihan sambil menggenggam tangan Natasha.

Natasha membuka matanya, lalu menatap wajah Kaihan yang penuh dengan luka karena ulahnya.

"Baik dari mana? wajah kamu penuh dengan luka begitu masih bilang, 'aku baik-baik saja' dasar siluman buaya darat!" gerutu Natasha.

"Aku bukan siluman! Aku itu Pangeran ... Pangeran yang terbuang," balas Kaihan.

"Kamu tidak terbuang, hanya terasingkan saja karena ulah dari saudara tirimu," ucap Natasha.

"Iya, tapi kenapa kamu malah pilih aku? seharusnya kamu pilih saudara tiriku, supaya bisa hidup senang dan menjadi, Putri kesayangan." Kaihan menatap Natasha dengan ekspresi bingung, ia tidak mengerti kenapa Natasha lebih memilih dirinya dibandingkan saudara tirinya yang sangat kaya raya.

"Yang aku butuhkan bukan harta maupun tahta, melainkan cinta. Percuma memiliki banyak harta, tapi hidup menderita. Selama ini aku berjuang demi mendapatkan kebahagiaan yang tidak pernah aku dapatkan dari Ayah dan Bundaku," sahut Natasha.

Natasha tersenyum kecil, sedangkan Kaihan hanya terdiam. Dirinya merasa bersalah kepada Natasha karena berpacaran dengan dirinya, Natasha harus bermusuhan dengan Ayahnya.

"Maafkan aku, Nata. Aku sadar jika aku adalah kekasih yang paling tidak berguna, seharusnya kamu tidak memilih diriku ..." lirih Kaihan.

"Kamu tenang saja, selama masih ada kakak-kakak aku. Hubungan kita akan terus berjalan dan Ayahku tidak akan berani untuk mengganggu cinta kita," balas Natasha.

"Semoga Tuhan menyatukan kita." Kaihan menatap Natasha sekilas, lalu bangkit dari posisi duduknya dan meraih tangan Natasha.

"Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada untukmu hingga akhir hayatku ..." janji Kaihan.

Kaihan merangkul tubuh Natasha sembari melangkah meninggalkan tempat tersebut, keduanya berjalan menuju rumah Natasha yang berada sedikit jauh dari tempat tersebut.

"Kita mau ke mana?" tanya Natasha.

"Ke rumah kamu, aku ada urusan dengan kedua kakakmu ..." balas Kaihan.

"Oh, begitu ya." Natasha mengerucutkan bibirnya, ia kecewa karena kekasihnya tidak memberikan kejutan yang sesuai dengan harapannya.

"Jangan sedih, setelah kita menikah aku akan mengajak kamu ke tempat yang kamu suka." Kaihan mencoba untuk menghibur Natasha, tetapi Natasha malah berlari dan pergi meninggalkannya.

"Natasha!" Kaihan berusaha untuk mengejar Natasha. Namun, langkahnya terhenti tiba-tiba karena ada orang yang menghalangi jalannya.

"Apa kabar Kaihan? lama tidak bertemu, sepertinya hidupmu semakin bahagia setelah merampas Natasha dari pelukan aku," tanya pria itu sambil menyindir Kaihan.

"Astaga, kenapa iblis, sepertimu selalu muncul di saat yang tidak tepat? kamu punya kekuatan teleportasi, ya?" keluh Kaihan.

"Kamu pasti takut denganku karena seluruh harta milikmu telah aku rampas," ucap pria itu sambil tersenyum licik.

"Bagiku harta bukanlah segalanya, satu-satunya yang membuat aku masih bertahan hidup adalah Natasha dan aku tidak pernah dendam denganmu walaupun kamu memfitnah diriku," balas Kaihan.

Kaihan kembali melanjutkan langkahnya walaupun adik tirinya masih berada di belakangnya, ia tidak peduli dengan perlakuan kasar dari keluarga dan adik tirinya.

"Kamu adalah perebut kekasih orang! Jika tidak ada dirimu, gadis bodoh itu pasti masih bersamaku!" ucap adik tirinya.

Langkah Kaihan terhenti seketika, lalu ia membalikkan posisi tubuhnya dan melangkah mendekati adik tirinya.

"Bukankah kamu yang menduakannya? Aku tidak pernah merebut Natasha, aku hanya menolongnya saat ia melakukan percobaan bunuh diri dan itu semua karena dirimu!" bentak Kaihan.

Kaihan sudah dipengaruhi oleh emosinya, ia tidak terima dengan sebutan yang dilontarkan oleh adik tirinya untuk Natasha.

"Jika kau ingin mati, lawanlah aku. Jangan kau bawa-bawa Natasha dipermasalahan kita, apalagi sampai menjelekkan dirinya!" tantang Kaihan.

"Baiklah, aku terima tantanganmu!"

Tanpa basa-basi, adik tirinya langsung memukul wajah Kaihan. Namun, Kaihan tidak merasakan sakit sedikitpun karena emosinya sudah berada ditingkat tertinggi.

Kaihan memiliki kemampuan yang istimewa yaitu saat emosinya sudah berada ditingkat tertinggi, dirinya tidak bisa merasakan sakit.

"Kau tidak bisa melukaiku!" Kaihan membalas serangan adik tirinya secara bertubi-tubi, bahkan adik tirinya tidak memiliki celah untuk membalas serangan Kaihan.

"Aku akan mengakhiri hidupmu!" sumpah Kaihan sambil mengambil ancang-ancang untuk menebas kepala adik tirinya itu.

Namun, belum sempat Kaihan menebasnya, adiknya sudah lebih dahulu memperlihatkan tragedi yang sedang menimpa Natasha.

"Apa yang kau lakukan kepada Natasha dan kedua kakaknya?" tanya Kaihan.

"Aku hanya ingin membunuhnya, supaya kamu tidak bisa memiliki Natasha!" balas adik tirinya yang bernama Jian.

"Apa katamu? kamu benar-benar ingin aku bunuh!" Kaihan melayangkan pedangnya ke arah adik tirinya, tetapi adik tirinya masih bisa mengelak serangan Kaihan.

"Daripada kamu membunuhku, mending kamu ucapkan selamat tinggal kepada kekasihmu," ujar adik tirinya.

"Tidak! Natasha tidak mungkin tewas hanya karena itu," bantah Kaihan.

Adik tirinya tidak menjawab, lalu pergi meninggalkan Kaihan sendiri karena urusannya telah selesai.

Dia hanya ditugaskan untuk menahan Kaihan, supaya Kaihan tidak menyelamatkan Natasha saat tragedi itu terjadi.

"Natasha tidak mungkin kalah, dia jauh lebih kuat dariku dan tragedi ini tidak bisa membunuhnya." Kaihan mencoba untuk berpikir positif walaupun hatinya terasa tidak tenang karena takut jika tragedi itu benar-benar terjadi.

"Aku harus berpikir positif, Natasha pasti baik-baik saja. Tapi aku akan tetap mengecek kebenarannya," batin Kaihan.

Kaihan menarik napas, lalu mengembuskannya secara perlahan agar pikirannya kembali tenang.

Setelah pikirannya tenang, Kaihan kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah Natasha yang berada cukup jauh dari sana.

avataravatar
Next chapter