1 00. Prolog

Malam dengan terangnya Dewi rembulan di hiasi dengan jutaan gemerlap bintang tak seindah pada kenyataan. Kaki itu terus berlari dari kejaran makhluk tak kasat mata yang mengekor di belakang seakan ia telah menemukan mangsanya.

Hembusan nafas lelah keluar dari belahan bibirnya. Lelaki itu memicingkan mata nya yang terasa perih dan menjalar hingga kepala yang terasa sakit. Lelaki itu sudah tak mampu menahan berat kepala, dan deru nafas yang bersahutan hingga ia jatuh terlentang di balik pohon besar dengan kunang-kunang yang tengah terbang bebas menunggu fajar datang hingga tiba saatnya mereka mematikan cahaya indah di belakang ekornya.

Mata itu kian meredup bersamaan dengan nafas yang kini kian tenang, setenang angin malam yang menusuk tulang hingga ke dalam. Ia meringkuk bagai janin lalu terlelap, sampai nanti ia membuka matanya untuk kembali memulai hari.

00.

avataravatar