webnovel

Bab 8 - Buku-buku Lama

<p>Fayre pulang kerja sendirian. Ia masuk menuju ruang tengah dan melihat pintu perpustakaan rumahnya itu terbuka sedikit. Fayre berusaha mengintip. Ia lihat Chad berada di sana sibuk memilih-milih bersama beberapa kardus buku yang jumlahnya lebih dari sepuluh kardus. Fayre tidak mau mengganggu Chad dan melanjutkan menaiki anak tangga menuju kamarnya untuk beristirahat.<br/><br/>Setelah mandi dan bersih. Fayre beranjak turun ke ruang makan untuk mengambil segelas air. Dari sana, Fayre mendapati ruang perpustakaan masih terang, Chad masih ada di sana rupanya. Chad tertidur di sofa ruangan itu. Tiga buah kardus yang terbuka masih belum dirapikan. Fayre mengamati buku-buku itu dan membuka beberapa darinya. Rupanya itu buku-buku saat Chad masih kuliah. Ia satu universitas dengan ibunya. Ada juga foto memperlihatkan yang memperlihatkan wajah ibu dan saudari-saudarinya saat masih muda. Ada satu foto terselip pada buku yang tebal. Di foto itu hanya terdapat Chad dan ibunya yang duduk berdua di suatu tempat makan. Di balik foto itu tertulis<br/>"Blind, for the first and last, sorry to be love".<br/><br/>Mulut Fayre yang tadinya menutup menjadi menganga setelah membaca tulisan itu. Ia tak menyangka jika pamannya itu mencintai saudara angkatnya sendiri, cintanya bertepuk sebelah tangan ataukah mereka saling mencintai dilihat dari kedua tangan mereka yang saling menggenggam di foto itu Fayre tidak tahu. Fayre juga menemukan sebuah surat cinta yang menyatakan Chad yang mencintai ibunya namun keadaan mereka tidak mungkin bersama dan Chad bisa menerima itu. Fayre berdiri melihat pamannya mulai bangun dan melihatnya.<br/><br/>"Chad!!! Kau dan ibu....??? " Fayre tak kuasa meneruskannya. Ia merasa dipermainkan oleh Chad. Chad pasti bisa merasakan ketertarikan Fayre kepadanya. Fayre tidak menyangka jika Chad memandangnya karena ia mirip ibunya atau menganggapnya hanya sekedar anak kecil dan bukan karena Chad menyukai Fayre sebagai dirinya sendiri.<br/><br/>"Fayre!!!" Ia melihat Fayre dengan foto itu di tangannya.<br/><br/>"Tidak seperti yang kau bayangkan, Fayre. Tidak pernah terjadi apa-apa antara aku dengan beliau. Itu makan siang biasa, berdua pertama dan sekali itu saja kami lakukan" Ucap Chad mengungkapkan kejadian di foto itu. Fayre meneteskan air mata kecewa menahan perasaan cinta yang tak mampu ia ungkapkan. Sedangkan Chad tidak tau di sisi mana ia harus berdiri. Sebagai pelindung Fayre atau sebagai laki-laki normal yang mencintai Fayre. Ia pun tidak mampu mengingkari perasaannya terhadap gadis itu yang entah tumbuh sejak kapan. Karena sejak ibu Fayre menikah dan terlihat bahagia dengan pernikahan mereka, sejak saat itu ia sangat takut memikirkan perasaannya itu. Ia membunuh gejolak itu perlahan tapi pasti.<br/><br/>Hingga si kembar lahir, Chad merasa ikut bahagia dengan kehadiran mereka. Fayre sejak balita selalu merasa nyaman di sisi Chad. Banyak kenangan saat kecil yang mereka bagi bersama. Bahkan rasa sayang Chad tumbuh jauh lebih besar ketimbang seperti kepada ibunya dulu.<br/><br/>Fayre berlari bergegas meninggalkan ruangan perpustakaan, air matanya tak sanggup ia bendung lagi. Rasa marah, kecewa, malu berkecamuk dalam benaknya. Chad segera menyusul Fayre. Dia mengejar, meraih dan memeluk tubuh Fayre dari belakang. Menyembunyikan wajahnya di punggung Fayre. Fayre merasa tengkuknya hangat karena nafas Chad. Ia sadari terlalu jauh perbedaan di antar mereka. jarak usia Fayre dan Chad sudah belasan tahun, apa lagi pola pikir dan lain-lainnya. Belum lagi hubungan keluarga antara keduanya. "Jangan berlalu pergi, jangan menjauh. Biar seperti ini. Entah berakhir seperti apa nanti, biar menemukan jalannya sendiri." Pinta Chad sambil memeluk Fayre semakin erat. Tangis Fayre tercurah lagi. Ia menangis tanpa suara. Seperti cintanya yang tidak bisa di gambarkan. Dan ia pun setuju dengan permintaan Chad, Fayre mengangguk dalam pelukan Chad.<br/><br/>Chad kaget dengan jawaban Fayre, ia membalikkan badan Fayre dan mengusap air mata Fayre yang mengalir deras. Mengecup kening Fayre, dan mengecup bibir Fayre dengan kecupan yang begitu dalam dan lama. Hanya itu yang bisa menenangkan keduanya sekarang. Walau Fayre sebenarnya masih malu, tapi entah ia tidak berontak diperlakukan seperti itu.<br/>.<br/>.<br/>.<br/>*) Jangan lupa Follow IG : MyAzra_Tyas<br/>untuk tahu judul Novel saya yang lain</p>

Next chapter