1 Bab 1 Gajian!

Trx Rek 13579: SETORAN TANPA BUKU Rp. 1.850.000

Alira menutup ponselnya dengan senyum penuh kebahagiaan. Hari ini ia baru saja menerima gajian ketiga setelah gajian pertama ia dapat di awal bulan dan gajian kedua di minggu kedua.

"Alira sarapan dulu sayang!"

"Iyaa Ma!"

Namanya Alira Queeny Prasetya putri dari Bapak Prasetya dan Ibu Aryani. Biasa dipanggil Al. Gadis yang terkenal periang dan mudah bergaul di sekolahnya.

"Di makan dulu sampai abis. Mesin motornya sudah Mama panaskan di depan," ujar sang mama menyodorkan sepotong roti dengan selai cokelat di atasnya.

"Makasih Mama cantik," Alira tersenyum sebelum ia memasukkan roti ke dalam mulutnya.

"Nanti berangkat les sama siapa, Al?" tanya mamanya yang sedang menyelesaikan masak.

"Sama temen. Nanti Alira pulang sebelum maghrib kok," sahut Alira.

"Di kamar Mama ada tas warna cokelat. Punya siapa itu?"

Alira terkekeh. "Punya Mama dong. Alira kemarin nemu di jalan."

Aryani tampak menggelengkan kepala. Mendekati putrinya sambil membawa segelas susu hangat.

"Kalau ada uang lebih itu buat ditabung, jangan semuanya dihambur-hamburkan," ucap Aryani pada putrinya.

"Iya Mamaaa," jawab Alira.

Sepotong roti yang tadi Alira pegang sekarang sudah habis dimakan olehnya. Alira beralih meminum susu yang sudah disiapkan oleh mamanya. Menghabiskan hingga tetes terakhir.

"Alira berangkat dulu, Ma. Assalamualaikum," alira menyalami tangan kanan mamanya kemudian berlari keluar rumah.

"Waalaikum salam. Hati-hati bawa motornya!"

Alira mengacungkan kedua jempol tangannya. Setelah itu Alira mulai menaiki motor mungilnya lalu melajukannya menuju ke sekolah.

Dari rumah sampai ke sekolah membutuhkan waktu dua puluh menit jika menggunakan kecepatan normal. Tapi biasanya Alira sampai sekolah tidak sampai lima belas menit setelah ia keluar dari rumahnya.

"Alira!"

Suara cempreng nan melengking menyapa Alira saat Alira baru saja memarkirkan motornya. Siapa lagi kalau bukan Gea. Teman sebangkunya sejak SD.

"Udah ngerjain PR, kan, Al?" tanya Gea saat Alira berada di hadapannya.

"Bilang aja mau nyontek. Nggak perlu kelamaan pake nanya-nanya," kekeh Alira sambil mengeluarkan buku tulis dari dalam tasnya.

"Uwu! Baik banget sih temen gue," Gea merangkul Alira erat-erat.

"Gausah gini juga kali!" Alira melepas paksa pelukan dari Gea. "Berasa nggak waras banget."

"Ih. Bukan gitu. Gue waras dunia akhirat. Lo lupa kalo gue punya pacar yang gantengnya minta ampun?" Gea mulai memarkan pacar barunya.

"Oscar biasa-biasa aja sih menurut gue. Sekedar ganteng doang," sahut Alira mulai berjalan ke kelasnya.

"Mata lo katarak, Al? Seganteng Oscar lo bilang biasa aja?" heran Gea.

"Soalnya ada yang lebih ganteng dari Oscar, Ge" kata Alira.

"Siapa? Denis? Menurut gue sih enggak. Denis wajahnya lebih ke manis soalnya kulit dia keclokatan gitu," Gea kembali berujar.

Alira menggeleng. "Semua cowok itu ganteng. Dan definisi ganteng setiap orang itu beda-beda."

Jujur. Alira juga penganut bucin cogan. Tapi cogan yang Alira maksud itu seperti artis-artis pemain film. Alira juga bisa bucin pada laki-laki di dunia nyata, tapi biasanya hanya Alira pendam saja. Ada hebohnya, tapi tidak seheboh Gea.

"Idih! Tanggal dua puluh tiga, Al!" seru Gea saat melihat layar ponselnya.

"Gajian lagi dong eluu."

Alira tersenyum lebar. "Alhamdulillah. Bisa nambah tabungan buat kuliah."

"Keren banget sumpah, Al. Lo bener-bener cewek inspiratif buat kaum-kaum rebahan kayak gue," puji Gea.

Sebagai teman dekat Alira, Gea cukup paham jika Alira sangat gigih melakukan pekerjaan sampingannya saat ini. Demi mencapai impiannya untuk bisa melanjutkan kuliah, Alira bekerja keras untuk mengumpulkan uang supaya tidak membebani ibunya.

"Dapat job dari siapa aja, Al? Ada yang baru nggak?"

"Ada, tapi cuma satu," jawab Alira. "Yang lainnya udah job dulu-dulu."

Jika kalian bertanya apa pekerjaan sampingan Alira, akan Alira jawab sebagai penulis. Alira juga menerima tawaran untuk menjadi ghost writer. Atau dengan kata lain sebagai penulis bayangan untuk karya yang diunggah di platform berbayar.

Alira akan menulis cerita atas nama orang lain, setelah sebelumnya sudah melakukan beberapa kesepakatan. Nama Alira tidak akan dicantumkan dalam cerita tersebut, tapi Alira akan mendapatkan royalti dari tulisan yang sudah ia buat. Ide dan hak cerita sepenuhnya dari sang pemilik cerita, tugas Alira adalah mengembangkan ide yang sudah ada.

"Kalo otak gue seencer elo, udah pasti gue ikut nyari loker kayak gitu," kata Gea.

"Makanya," Alira duduk di atas bangkunya. "Jadilah bucin yang berduit. Biar bisa berguna tuh otak yang isinya cuma cogan-cogan khayalan doang."

"Gitu banget deh nyindirnya," keluh Gea. "Emang lo ngidam apa sih, Al. Kok lo bisa pintar, bisa cari duit juga. Enggak kayak gue gini."

"Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan, Ge. Ada kok yang gue nggak bisa tapi elo bisa," ujar Alira mulai menyalakan mode bijak.

"Disyukuri dan dijalani aja. Skenario dari Tuhan itu lebih baik dari apa yang kita rencanakan."

Gea mengangguk. "Kuping gue berasa anget gini kalo denger lo tausiyah."

"Emang dasar ya. Nggak ada cocok-cocoknya gue jadi cewek kalem," kekeh Alira.

"Gausah jadi kalem, Al. Entar gue nggak ada temen ngebucin lagi," sahut Gea bercanda.

"Pengin banget dapat pacar ganteng kaya raya kayak oppa oppa Korea!" seru Alira mengingat drama yang semalam ia tonton.

"Besok cari kerjaan di sana aja, Al" kata Gea.

"Engga deh. Kalo gue kerja jauh-jauh, entar nyokap gue sendirian di rumah," Alira tersenyum sendu.

Saat ini Alira hanya tinggal bersama mamanya. Lima tahun lalu papanya meninggal karena serangan jantung. Karena tidak ingin merepotkan keluarga yang lain, mamanya Alira mulai membuka bisnis catering kecil-kecilan. Sejak saat itu, Alira mulai mencari pekerjaan sampingan supaya tidak begitu merepotkan mamanya.

Awal mula Alira tertarik dengan dunia tulis menulis adalah saat ia tidak sadar menuliskan cerita hidupnya di buku tulis. Saat itu salah satu temannya tidak sengaja membaca. Dan memberikan saran pada Alira untuk menyalurkan cerita tersebut ke media online.

Tadinya Alira tidak begitu tertarik. Tapi setelah diberi penjelasan oleh temannya dan mulai Alira coba, ternyata hasilnya tidak begitu buruk.. Ada beberapa komentar dari pembaca yang membuat Alira termotivasi untuk terus menulis. Ada kebahagiaan lain yang Alira rasakan.

Terlebih saat Alira tau jika hobinya tersebut bisa menghasilkan uang. Alira semakin semangat untuk mencobanya. Dan hasilnya, Alira bisa mengurangi tanggungan mamanya dengan tidak meminta uang saku di setiap harinya.

Semua yang Alira dapatkan saat ini berawal dari nol. Dari Alira tidak tau menau soal kepenulisan. Dari Alira yang belum banyak dikenal orang. Dari kesabaran dan ketelatenan Alira.

Dan semua kerja keras Alira mulai terbayar sedikit demi sedikit.

***

24092021 (09.47 WIB)

avataravatar
Next chapter