1 La Parte 1 Lelaki pertama

Soy Sona Oktavia, tengo 16 años ahora (aku Sona Oktavia, umurku 16 tahun saat ini), aku anak tunggal dari tuan Robert Alwan seorang businessman kaya dan bisa dikatakan cukup muda, bersama dengan pasangannya nyonya Della Sophia dia adalah designer tercantik dan juga terkenal. Tak salah jika aku mempunyai wajah yang cantik, yah, itu semua turunan dari orang tuaku tercinta, mereka menurunkan wajah mereka padaku sehingga lengkap sudah kecantikan yang ku punya.

         Saat ini aku bersekolah di SMA Swasta yang sangat terkenal di Indonesia, Star High School. Semua siswanya berasal dari keluarga  kaya, cantik dan tampan, bukan sekedar itu, otak mereka juga harus sangat cerdas, agar mereka tidak di permalukan oleh sekolah lain. Aku adalah salah satu pemimpin tim vokal yang ada di sekolahku, jangan tanya berapa banyak penggemarku, mereka bisa ku buat mimisan bila melihat pesonaku

        Aku punya 6 orang teman dekat yang sangat cantik juga, kami berasal dari keluarga pebisnis, keluarga kami saling menjalin bisnis keluarga. Teman-temanku itu adalah Dila, Lara, Vio, Katie, Mo dan Queen. Kami bertujuh, di pandang semua orang, pendapat kami selalu diterima, kami bagaikan presiden disana yang patut disegani, sehingga kami sering berlagak sok jagoan, tak ada yang marah atau balik menyerang sedikitpun

          Aku Sona, bisa membuat 100 dari 100 orang mencintaiku dalam 1 hari, misi ku hari ini hanya membuat laki-laki memesankan makanan untukku tanpa aku perlu mengantri, aku hanya memerlukan 10 laki-laki untuk itu, dan yups, lagi-lagi aku berhasil. Tapi aku tak melakukannya setiap hari, karena aku tidak suka merayu sama sekali

         Meskipun begitu, aku juga hebat di pelajaran sosiologi, yah aku memilih jurusan IPS, orang tua ku pun sangat menyetujuinya, di karenakan mereka ingin aku melanjutkan perjuangan mereka, untuk mengurus perusahaan mereka, sedangkan mommy, yah dia sudah menurunkan bakatnya padaku, aku sudah bisa menggambar sejak SD, walaupun gambar mommy lebih bagus dariku

          Jangan tanyakan kenapa aku tidak memilih ekonomi, karena aku juga sudah belajar ekonomi dari daddyku, setiap hari selalu ada orang yang datang untuk mengajariku ekonomi, biasanya sih 3 kali seminggu, masing-masing 1 jam, dan selama itu otakku di putar oleh pelajaran ekonomi itu

         Aku juga senang berhuru-hara, misalkan berburu make up, berburu dress, berburu aksesoris, berburu sepatu dan lainnya, karena semua fasilitas di berikan oleh orang tuaku, aku punya kartu kredit dan mobil, jadi aku bebas sesuai keinginanku, aku juga sering pulang jam 10 malam, orang tuaku juga baru pulang pada jam itu, dan mereka tak memarahiku sama sekali

          Terkadang ada beberapa pertanyaan yang sering timbul di otakku, "sebenarnya, mereka sayang aku ngga sih?", Pertanyaan yang cukup kekanakan, tapi itu wajar, dilihat dari sikap mereka yang selalu pulang malam, mereka hanya menyapaku di pagi hari dan kemudian menghilang, hingga pagi datang lagi. Aku pun tak pernah di perhatikan, mereka menitipkan ku pada seorang pembantu, itu sama sekali tidak bisa diterima akal sehatku

   "Ku tatap burung yang terbang bersama, kulihat semut yang beriringan, ku dengar angin bersautan, semuanya bersama dan saling peduli, aku? Sendiri menatap kesunyian, menepis segala mimpi dan menyetarakan keadaan, bersitegang melawan arus, menyatakan kepedihan"

Oh indahnya bila aku hanya tinggal seperti anak pegawai negri sipil itu, mereka tak perlu bekerja keras dan selalu menghasilkan uang untuk anaknya, mereka juga bisa berkumpul bersama layaknya quality time yang ku rindu, tapi mau bagaimana lagi semua sudah terjadi berandai pun tak ada gunanya lebih baik aku menikmati kehidupan ini sebelum aku mati dan ditenggelamkan dalam tanah bersama cacing, ular, belatung atau hewan apa pun di dalamnya

Hari ini adalah hari yang sangat buruk entah apa yang ada di pikiran kedua orang tua muda ini sampai-sampai dia mengejutkan ku pagi ini dengan berita yang baru saja pertama kali ku dengar, berita itu bukan hanya mengejutkan tapi juga menjengkelkan bagaimana tidak? Nih denger

"Selamat pagi putriku sayang" ujar daddy

"Ya, dad, what happened? Can i help you?" ujar ku

"Ya, hmm, i want you to be close with my friend's son, can you?"

"Are you kidding me dad? You want make me die early?"

"No darling, please i hope you can do it, you are my only princess, please"

"Mom, you dont help me?"

"Come on darling, help your dad"

Sona menggelengkan kepala lalu berjalan keluar dari rumah untuk menuju sekolahnya, dia pergi dengan mobil kesayangannya yang merupakan hadiah ulang tahunnya yang ke 15, kala itu dia memintanya pada orang tuanya dan orang tuanya membelikan itu padanya, dia menimbang permintaan daddynya itu, dia berpikir bahwa ini baru saja perkenalan mungkin saja anak teman daddynya itu tidak akan bisa dekat dengannya

Sona berpikir berulang-ulang kali menjelang ia tiba di sekolah dan seketika timbul lah niat jahat Sona, dia berpikir untuk menjadikan anak teman ayahnya itu sebagai babunya dan teman-temannya namun tetap harus bisa ramah padanya dan selalu meminta bantuan itu secara halus namun memaksa, ya ini ide yang paling bagus untuk saat ini, semoga rencana Sona berhasil tanpa gangguan

Malam itu pun tiba Sona dan keluarganya kedatangan tamu di rumah kesayangan mereka, teman daddy Sona datang bertamu ke rumah Sona, ia juga membawa keluarganya disana terlihat ada 2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki, daddy memanggil Sona untuk bergabung dengan para tamu tersebut dan Sona pun mengikutinya

Sona menatap satu persatu dari tamu tersebut mulai dari kepala hingga kaki mereka, yang mana tatapan itu seperti tatapan mengintimidasi dan membuat para tamu tersebut tidak nyaman, daddy Sona menegur anaknya dengan memukul lutut Sona agak keras sehingga Sona menghentikan tatapan yang mengintimidasi tersebut, mereka berbincang-bincang satu sama lain sedangkan Sona sibuk mendengarkan obrolan orang-orang tersebut, sebenarnya Sona ingin mengambil gawainya tapi mommy tidak mengizinkannya pergi dari tempat itu

Disisi lain ada satu orang laki-laki yang terus mencuri pandang ke arah Sona, siapa lagi kalau bukan anak teman daddynya itu, yah penampilannya cukup tampan lebih mirip seperti style playboy bermartabat, laki-laki itu menatap Sona berkali-kali mulai dari rambut hingga kaki Sona yang membuatnya cukup takjub, ia sudah berusaha memberi isyarat pada Sona agar Sona melihat ke arahnya, sayangnya Sona tidak sudi melihat laki-laki yang bukan seleranya

avataravatar
Next chapter