1 Eps 01

Maira Nouse panggil saja dia "mai", wanita cantik, baik hati, dan lugu. mendapatkan penderitaan dari ibu tirinya, 3th yang lalu ibunya telah meninggal mai serentak kaget dan syok air mata mai menetes dengan deras dan setiap harinya mai masih bersedih atas kehilangan ibunda tercintanya, dan sang ayah setiap harinya membujuk mai agar dia bisa mengikhlaskan ibundanya.

3th sudah berlalu ayah mai yang bernama syam kiltan nouse memperkenalkan kekasihnya dihadapan mai, hati mai begitu sakit melihat ayahnya begitu cepat melupakan ibundanya, lalu sang ayah menghampiri mai yang sedang duduk di sofa "sayang kenalin ini tante velsya jermi", kata sang ayah , mai bersalaman kepada velsya dan menunjukan senyumannya, " salam kenal tante, saya maira panggil saja mai" kata mai, "salam kenal juga sayang, kamu sangat cantik yaa dan wajah kamu juga mirip sama ayah kamu, oh ya anak tante juga seumuran sama kamu namanya Tiyasyah nugrai, dia tidak bisa datang kesini ada acara sama teman-temannya" kata velsya, " oh iya gak apa-apa tan " jawabnya, lalu sang ayah berkata " sayang ayah ingin berbicara serius sama kamu" kata sang ayah, mai pun mengerti dengan perkataan sang ayah cuman mai pura-pura tidak tau " ayah ingin bicara tentang apa??" kata mai, " ayah ingin menikah dengan tante velsya, tante velsya sangat baik dan juga perhatian sama ayah " jelasnya, "lalu ayah??" tanya mai, " apakah kamu mau menerima tante velsya masuk kedalam keluarga kita??" kata sang ayah.

mai serentak kaget mendengar perkataan ayahnya hati mai seketika rapuh ayahnya begitu cepat menginginkan menikah dengan velsya, mai hanya terdiam dan mai masih belum menjawab pertanyaan sang ayah, " sayang kenapa diam saja?? bagaimana apakah kamu mau??" kata sang ayah, mai masih terdiam dan belum menjawab pertanyaan sang ayah dibalik diamnya mai masih memikirkan baik-baik, " bagaimana ini aku masih belum bisa menghilangkan rasa sedihku, bahkan aku masih sayang sama ibu, kenapa ayah begitu cepat menerima wanita lain?, aku juga tidak boleh egois ayah juga membutuhkan seorang pendamping, jika aku menolak ayah menikah lagi maka ayah pasti merasakan kesedihan lagi dan pastinya ayah kecewa sama aku, sebaiknya aku menerimanya saja demi kebahagiaan ayah" batin mai, lalu mai hanya mengangguk dan menandakan kalau mai setuju, sang ayah begitu senang jika putrinya telah menerima velsya menjadi ibu barunya.

satu tahun kemudian keluarga mai sangat berbeda, dulu pertama kalinya ibu tirinya sangat perhatian kepada mai akan tetapi sifat mereka berubah bahkan saudara tirinya yang bernama tiyas sering berbuat hal buruk dan menfitnah mai agar sang ayah makin membenci mai, sang ayah juga sudah berubah sifatnya dulu sifat sang ayah begitu perhatian dan penyayang sekarang menjadi pemarah bahkan perhatian ke mai pun hanya sedikit, sang ayah hanya perhatian kepada anak tirinya dan istrinya saja.

pada saat itu ada kesalahan kecil mai tidak sengaja memecahkan guci kecil yang ada di ruang tengah dan ibu tirinya mengetahui itu langsung menampar mai, " apa kamu tidak melihat disaat bersih-bersih ha!!, yang kamu jatuh kan ini adalah guci yang paling mahal!!, bahkan kamu tidak sanggup membeli guci ini!" kata sang ibu tiri yang sudah menampar pipi mai, " maaf ibu mai tidak sengaja, maaf kan mai ibu" kata mai sambil menangis, " apa! maaf katamu!!, kata maaf tidak cukup bagiku sekarang aku akan menghukum mu atas perbuatan mu itu!!", kata ibu tiri sambil menarik lengan mai, ibu tiri menarik mai menuju ke kamar mandi lalu mai disiram dengan air yang ada dikamar mandi, baju, rambut semuanya basah, hingga ibu tiri menyiram mai sebanyak 10 kali raut wajah mai pucat dan tubuh mai begitu dingin.

setelah mai dihukum, mai berjalan lemas menuju kamarnya yang berada dilantai satu, lalu mai berganti pakaiannya dan menuju ke dapur memasak makan malam nanti, setelah masak semua orang turun dan menuju ke meja makan, mai duduk paling jauh dari keluarganya dan itu perintah dari sang ayah, disaat semuanya makan semua hening hanya suara sendok dan garpulah yang bersuara, tiyas mengeluarkan suaranya untuk bertanya kepada sang ayah, "ayah tiyas boleh tanya gak??" kata tiyas dengan nada manjanya, lalu sang ayah menjawab " boleh sayang kamu mau tanya apa??" kata sang ayah, " ayah boleh gak tiyas bekerja diperusahaan ayah, tiyas kan sudah lulus kuliah s1 dan juga tiyas gak mau yah nyari pekerjaan di kota takut kena panas dan pastinya tiyas sangat capek ayah" kata tiyas yang sedang meminta permintaannta, sedang kan sang ayah berfikir sejenak lalu sang ayah menyetujuinya " boleh sayang, besok kamu boleh bekerja di kantor ayah tapi kamu dibagian management yah sayang" kata sang ayah, tiyas pun merasa senang dan tiyas melihat mai dengan tatapan sombongnya. mai memang berbeda dengan tiyas mai hanya lulusan sma tetapi mai masih belum mencari pekerjaan buat dirinya, setelah makan mai membersih kan piring-piring yang ada di meja makan lalu mencucinya, setelah semuanya sudah kelar mai berjalan menuju kamarnya, dan mai duduk ditepi kasur sambil mengambil foto sang ibu, air mata mai jatuh dengan sendirinya lama kelamaan mai menangis dengan deras, " ibu kenapa keluarga kita seperti ini semuanya sudah berubah bahkan dulu ayah sangat sayang kepadaku malah menjadi benci kepadaku, bahkan aku juga diperlakukan buruk kepada ibu tiri, ibu mai sudah gak bisa menahan penderitaan ini ibu mai ingin ikut dengan ibu dan menemani ibu disurga" kata mai sambil memeluk foto ibundanya, tanpa sadar mai tertidur sambil memeluk foto ibundanya.

avataravatar
Next chapter