webnovel

Relakan,

"Yeayyy Lulus" sorak sorai memenuhi ruang kelas, semua siswa dinyatakan lulus ujian nasional, alangkah bahagianya Ega atas kelulusannya, sangking terharunya semua guru memeluknya,, Ega adalah gadis muda dari desa yang rupawan, cerdas dan polos. Tak heran jika semua guru menyukainya.

Dia tak sabar memberikan hasil ujiannya kepada sang ibu, sesampainya di rumah langsung dipeluk tubuh ibunya yang sudah menanti kedatangan putrinya itu.

"Bu, Alkhamdulillah Ega lulus dapat peringkat 2, sembari melepas pelukan ibunya dan memandang wajah ibunya

" Alkhamdulillah nak,, hebat kamu, jawaban sang ibu diiringi titikan air mata bahagia, merekapun berpelukan lagi.

Setelah menemui ibunya Ega mencari neneknya yang berada di dapur dan memberi tahu kepada sang nenek atas kelulusannya, diraihnya tangan dingin sang nenek yang habis mencuci piring itu.

"Nek, Alkhamdulilah Ega lulus, nilai Ega bagus dapat peringkat 2 nek,

" Alkhamdulillah nak hebat kamu, pertahankan peringkatmu ini ya nak, jawab nenek sambil bergetar bibir rentanya

akhirnya kedua wanita ini berpelukan saling menangis haru atas kelulusan Ega sang cucu kesayangan nenek.

Hari itu penuh dengan haru dan rasa syukur yang luar biasa seorang Ega, gadis pendiam dan polos untuk menyontek pun dia tidak akan berani.

Pagi yang indah ditemani kicauan burung, hawa pegunungan yang sejuk nan asri hampir tidak ada polusi yang mampu menembus rumah mungilnya. Dia begitu berbinar membayangkan akan melanjutkan sekolah nya ke jenjang SMA, dia mulai mencari sekolah yang akan dia pilih.

Kebiasan keluarga Ega selalu menyajikan teh panas dengan cemilan disetiap pagi.

"Ayo nek kita nge teh dulu sudah aku siapkan semua, kata Ega sembari menggandeng tangan neneknya,

" Iyaa nak, ayoo.... lho mana ibu mu lekas cari dan kita nge teh bersama, jawab nenek

"Ibu masih menerima telpon dari bapak nek, nanti jika sudah selesai pasti akan menyusul kita, jawab Ega penuh manja kepada nenek nya.

Ega memang sangat dekat dengan nenek nya sebab neneknya lah yang merawat Ega seorang diri sejak Ega berumur 18 bulan karena Ibu dan Bapak Ega pergi merantau ke kota, dan setelah Ega mulai sekolah Tk barulah ibu Ega resign dari pekerjaannya dan fokus merawat Ega.

" Nak, kamu mau melanjutkan SMA dimana? di tempat kita ini hanya ada satu SMA dan satu SMK kamu pilih yang mana?" tanya nenek

"Seperti nya Ega lebih memilih SMK saja nek, lulus sekolah bisa langsung dapat keahlian" jawab Ega

"Baiklah pesan nenek tetaplah tekun belajar supaya nilai mu tetap bagus dan tetap mendapat peringkat" nasihat nenek

"Siapp nek, Ega pasti melakukan yang terbaik, jawab Ega penuh percaya diri dan begitu sumringah.

Kedua wanita ini saling bercerita dan bercanda sembari menyeruput teh panas dan memakan cemilan yang tersedia, sesekali terdengar tawa mereka saling bersahutan.

" Nak....

Terdengar lirih suara ibu Ega memanggil nya

Pandangan Ega beralih kepada ibunya

"iya bu..." jawab Ega

Ibu Ega begitu ragu ingin melanjutkan bicaranya, terlihat begitu bingung dan cemas.

"Ada apa bu?" tanya Ega

"Nak maafkan ibu tapi bapakmu menyuruh kita untuk pindah ke kota, kau akan sekolah di kota dan ibu akan kembali bekerja dengan bapak mu, kata ibu sambil memegang pundak sang anak

" Lalu bagaimana dengan nenek? nenek akan ikut bersama kita kan bu?" tanya Ega

"Iya nak, nenek akan ikut bersama kita," terang ibu.

"Mbok ikutlah dengan kami, mari membangun hidup baru di kota supaya keaadaan kita bisa lebih baik lagi," ajak sang ibu kepada nenek Ega

"Tapi nduk, simbok tidak bisa ikut ke kota, simbok tidak akan nyaman hidup jauh dari kampung tanah melahiran simbok" jawab nenek kepada ibu Ega

"Nak, nenek tidak bisa ikut kalian, kalau ini sudah menjadi keputusan bapak dan ibu mu maka pergilah, nenek akan tetap tinggal di sini, nenek tidak bisa meninggalkan rumah ini... jawab sang nenek

" Kalau nenek tidak ikut, nenek hanya akan sendirian di rumah bagaimana mungkin kami bisa meninggalkan nenek? tanya Ega

"Jangan khawatirkan nenek, disini banyak saudara, nenek bisa meminta tolong kepada mereka jika terjadi sesuatu, jawab nenek menenangkan ega yang panik.

" Tapi nek,...." sahut Ega

wajah sumringahnya berubah menjadi kelam, menangis sejadi jadi nya harus meninggalkan nenek yang ia kasihi.

Nenek nya pun dengan berat hati harus merelakan cucu kesayangannya.

"Ya sudah mbok, jika simbok tidak mau ikut aku akan meminta tolong saudara yang dekat untuk selalu menengok simbok setiap hari, tolong ya mbok jaga dirimu selalu" pinta ibu kepada nenek.

"maafkan ibu nak, besok kita harus berangkat karena harus mencari sekolah mu dulu. terang ibu sambil memandang wajah putri nya yang mulai pucat pasi

" Maafkan kami ya Mbok harus meninggalkan mu sendiri" kata ibu kepada nenek sembari saling berpelukan dan menangis.

Malam itu merupakan malam terakhir mereka bisa berkumpul karena setelah itu entah berapa lama lagi mereka bisa bertemu, mereka memutuskan untuk tidur bersama di atas tikar berselimutkan kain jarik.

Tidak satu patah katapun keluar dari mulut Ega, ia membayangkannya saja seperti bingung antara tega dan tidak tega harus meninggalkan nenek sendirian, dan antara patuh kepada orang tua atau berbakti kepada nenek, sungguh Ega dalam dilema.

Keesokan harinya, saatnya ibu dan anak ini harus berangkat ke kota dengan bus, di persimpangan jalan nenek mengatar mereka,

"Nek tunggulah aku kembali, jagalah dirimu dan makanlah tepat waktu ya nek.." kata Ega sambil memeluk erat tubuh renta sang nenek.

" Kamu juga baik baik disana nurut kata ibu dan bapak mu ya nak", jawab nenek dengan air mata yang tak mampu dibendung.

Ega hanya mampu mengangguk, sambil sesenggukan dia mengatakan

"Setiap hari aku akan menelepon nenek, kita tetap bisa ngobrol meski tidak bisa bertemu"

Mereka berpelukan sebagai tanda perpisahan, dan Ega bersama ibu nya pun naik bus berangkat ke kota yang dituju.

Disepanjang perjalanan Ega tak henti hentinya menghapus air mata nya, membayangkan sang nenek tidur sendiri tanpa siapapun menemani, dalam hati Ega

"kenapa harus begini, kenapa harus pergi". Dimasa tua nenek kenapa harus sendiri, seharusnya akulah yang menemani nenek mengurus nenek, sama seperti dulu waktu kecil nenek lah yang mengurusku,

Maafkan aku nenek, maafkan cucu mu ini

Ya Alloh sehatkan nenekku, tegapkan tubuhnya jauhkanlah dari segala sakit apapun juga, hanya do'a yang mampu Ega panjatkan dalam setiap hela nafasnya.

Tapi Ega tahu bapak nya pasti punya niat baik sehingga Ega dan ibu nya harus pindah ke kota, itulah yang membuat dia tetap semangat dan tetap berfikir positif.