webnovel

Mimpi Menjadi Transenden

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Semua orang yang berada di atas punggung Lipan Black-Moon itu hanya bisa terkejut saat melihat Xiang Pang Yun berubah menjadi binatang buas besar berkaki empat dan bersisik hitam.

"Itu adalah binatang mutasi tingkat keenam. Binatang itu berbeda dari binatang ajaib biasa!" seru Si Chen. "Aku tidak menyangka bahwa Xiang Pang Yun bisa berubah menjadi binatang seperti itu."

Xue Ying berada dalam posisi yang mengerikan setelah menerima tiga serangan dari binatang itu.

"Tidak, jangan!" Qing Shi menjerit. Air mata turun membasahi pipinya, "Jangan!"

Xue Ying adalah orang yang paling dicintainya.

"Xue Ying!" Zong Ling dan Tong San juga panik.

"Cepat menyingkir, menyingkir, kita juga akan mati jika Tuan Muda mati." Bai Yuan Zhi merasa ketakutan melihat binatang besar bersayap dan berkaki empat itu. Kecepatan terbang binatang ajaib tingkat keenam itu bisa melampaui kecepatan lipan miliknya. Mereka harus segera melarikan diri, jika tidak, mereka semua akan mati.

Bai Yuan Zhi mengerti bahwa Xue Ying tidak akan memiliki peluang untuk mengembalikan serangan musuhnya setelah musuhnya menunjukkan wujud aslinya. Situasi seperti ini tidak akan memberikan Bai Yuan Zhi dan yang lainnya cukup waktu untuk bisa melarikan diri. Itulah mengapa mereka harus memanfaatkan kesempatan yang ada untuk meninggalkan tempat itu.

Lipan Black-Moon itu langsung bergerak dan melaju dengan kecepatan tinggi.

"Kakak, Kakak!" Air mata Qing Shi masih terus mengalir membasahi pipinya. Ia berdiri terpaku di atas lipan itu. Ia berharap agar keajaiban akan terjadi, dan kakaknya bisa selamat.

Tombak panjang itu menancap ke dalam bebatuan gunung, sehingga menghentikan tubuh Xue Ying yang terhempas. Tapi, binatang itu masih menyerangnya lagi.

Xue Ying mengerahkan kekuatannya untuk menghindar ke samping sambil menarik tombaknya dari batu.

Kedua mata merah binatang itu memancarkan aura membunuh yang mengerikan.

Bintang itu tiba-tiba mengepakkan kedua sayapnya yang lebar.

Tubuh besarnya menerjang ke arah Xue Ying, namun pemuda itu mampu menghindarinya. Xue Ying tidak bisa menghindari kekuatan berwarna merah darah yang mengikuti di belakang sayapnya. Kekuatan itu mendorong tubuhnya hingga membuatnya terlempar ke belakang.

"Aku…"

Serangan itu membuat Xue Ying mundur hingga ke pinggir Tebing Black Wind. Tubuhnya terombang-ambing, sementara pusaran angin besar itu masih terus menerpanya.

Perbedaan kekuatan mereka terlalu jauh.

Kekuatan Xiang Pang Yun semakin mengerikan setelah ia berubah menjadi wujudnya yang asli. Hembusan angin yang kencang dan kekuatan binatang itu membuat Xue Ying semakin sulit menghindar.

"Hahaha…" Binatang itu mengepakkan sayapnya dan melesat ke udara. Kepakan sayapnya membuatnya terbang dengan stabil meskipun angin hitam berhembus dengan kencang. Binatang terbang itu memang memiliki bakat alami dalam menggunakan angin.

Kekuatan yang dikeluarkan kepakan sayapnya sangat menakjubkan. Bahkan jika binatang itu terbang di tengah pusaran angin, ia masih bisa menahan tubuhnya agar tidak terhempas.

Dua petarung itu saling menatap.

Xue Ying tersapu ke belakang.

Binatang itu menghentikan serangannya. Jika ia terus menyerang, maka kemungkinannya untuk terhempas dan jatuh ke dalam Jurang Black Wind semakin besar. Ia tidak ingin berada dalam situasi seperti itu. Lagipula, jurang itu akan membunuh Xue Ying.

"Haha, Dong Bo Xue Ying, kau akan mati. Aku membiarkan adikmu dan yang lain untuk menemanimu agar kau tidak kesepian setelah kau mati nanti." Binatang itu mengepakkan sayapnya, melesat dan mengejar Lipan Black-Moon itu. Ia ingin membunuh semua orang yang menunggangi lipan itu.

"Qing Shi." Waktu terasa melambat. Xue Ying melihat lipan itu terbang dengan kecepatan penuh. Ia bisa melihat orang-orang yang berdiri di atasnya dengan jelas. Paman Zong terlihat cemas; Paman Tong dan adiknya, Qing Shi, terlihat seolah ingin turun dari atas punggung lipan itu. Kedua pamannya mencoba menahan Qing Shi.

"Kakak, Kakak—" Adiknya terlihat sangat kebingungan. Ia mengulurkan tangannya dan menatap lurus ke arah kakaknya yang tersapu angin menuju ke tengah pusaran di dalam jurang itu.

"Adik kecilku…"

"Adikku, Pebble."

Air mata mengalir di pipi Xue Ying.

Ketika orangtuanya masih ada, Qing Shi kecil selalu mengoceh sambil memeluk kakinya, "Kakak, peluk."

"Kakak jahat." Setelah digoda kakaknya, Qing Shi kecil akan berteriak.

"Aku ingin tidur dengan Kakak," Bocah berpipi tembam itu selalu tidur dengannya selama bertahun-tahun. Pakaiannya pasti selalu basah karena air liur adiknya.

"Kakak, yang setengahnya untuk Kakak." Bocah kecil yang rakus itu hanya mau berbagi makanan yang sangat lezat dengan kakaknya.

Seiring waktu berjalan, bocah kecil itu tumbuh dan pergi untuk belajar ilmu sihir.

"Kakak, aku sudah menjadi seorang penyihir," seru adiknya dengan penuh kegembiraan.

"Qing Shi sangat luar biasa." Xue Ying tertawa mendengar ucapan adiknya.

Ingatan-ingatan masa lalunya melintas di benaknya.

Terlepas dari betapa nakalnya dan keras kepalanya bocah itu, Qing Shi akan selalu menjadi orang yang terpenting dalam hidup Xue Ying. Ia bahkan rela untuk mengorbankan dirinya sendiri demi melindungi adiknya.

Tiba-tiba, tekadnya mulai membara.

Tidak ada seorang pun yang bisa membunuh adikku!

'Aku, Dong Bo Xue Ying, bahkan jika aku mati, aku akan keluar dari neraka!'

"Ah ah ah ah ah ah!" Xue Ying berteriak penuh amarah. Pada saat yang bersamaan, tombak pendek muncul di tangan kirinya. Hembusan angin kencang itu masih menerpa tubuhnya, dan dia tidak bisa mengejar binatang itu. Xue Ying pun hanya bisa mengandalkan tombak pendek itu, meskipun itu terlihat mustahil.

"Hong!!!"

Api amarah membakar ruang di dadanya. Amarah yang tak ada habisnya mengalir ke seluruh tubuhnya, seolah membuat seluruh tubuhnya terbakar.

Tiba-tiba, kobaran api muncul dan menyelimuti tubuh Xue Ying. Tombak pendek di tangannya juga dikelilingi kobaran api. Di antara hembusan angin hitam, kobaran api berwarna merah itu sangat terang dan terlihat mengerikan.

Xue Ying terlihat seperti dewa dalam kobaran api.

Hong!

Tubuhnya terbang ke belakang. Tiba-tiba, ia mengerahkah seluruh kekuatannya dan melemparkan tombak pendeknya yang terus melesat seperti meteor.

Binatang buas berkaki empat itu menoleh ke arah Xue Ying saat mendengar raungan pemuda itu. Ia melihat seluruh tubuh Xue Ying dikelilingi oleh kobaran api, dan tombak pendek seperti meteor itu melesat ke arahnya.

"Ini!" binatang itu terkejut. Ia langsung memikirkan cara untuk menghindari lesatan tombak itu.

Kaki dan cakarnya membuatnya cukup cepat untuk mempertahankan diri dari tombak yang melesat ke arahnya. Tombak pendek bak meteor itu terus melesat dan menembus dada binatang itu dan keluar di sisi tubuhnya yang lain.

"Matilah kau!" Xue Ying langsung melemparkan tombak yang kedua dan ketiga.

Hong! Hong!

Tombak yang kedua itu langsung menembus perut bagian bawah binatang itu dan meninggalkan lubang besar di sana. Tombak yang ketiga masih terus melesat dan menembus kepalanya.

"Myriad…Myriad Existences…" Binatang itu tidak mempercayai sosok yang dikelilingi kobaran api di depannya. Ia menyadari bahwa pemuda itu sebenarnya sudah lama berhasil menyatukan seluruh kekuatannya dan kekuatan senjatanya dengan sempurna.

Saat seseorang memahami keseluruhan teknik Dao, maka hal selanjutnya yang harus mereka lakukan adalah memahami misteri di balik Myriad Existences di dunia ini.

Berdasarkan pembagian kekuatan yang sudah ditentukan, Great Master tombak adalah seseorang yang sudah menguasai suatu teknik menombak.

Myriad Existences adalah langkah awal untuk memahami Transenden mengenai sifat bumi dan langit. Biasanya, seseorang akan mendapatkan pemahaman seperti itu ketika sudah menjadi Transenden. Untuk para Legend di seluruh Kekaisaran Dragon Mountain, termasuk para Legend yang sudah berusia lebih dari ratusan tahun, kira-kira hanya ada 50 orang yang bisa mencapai tahap tersebut.

Dong Bo Xue Ying berhasil menyatukan kekuatan tubuh dan senjatanya secara sempurna saat usianya masih 15 tahun. Setelah itu, ia membangun rumah bambu di balik gunung agar ia bisa memahami tentang semua hukum alam. Teknik menombaknya meningkat semakin pesat berkat menggunakan kekuatan dunia yang tersimpan di dalamnya. Ini adalah proses di balik pemahaman mengenai misteri langit dan bumi.

'Menyatu dengan Dunia' sebenarnya adalah tahap bagi para kultivator untuk lebih memahami sifat bumi dan langit. Teknik Qi yang Xue Ying gunakan juga membantunya untuk merasakan semua kekuatan yang masuk ke dalam tubuhnya.

Sebelum berhasil menyatu dengan dunia, seseorang masih bisa merasakan kekuatan alam, hanya saja kekuatan itu terasa tidak jelas seperti melihat sesuatu melalui selembar kain sutra. Namun setelah enam tahun berlalu, teknik menombak milik Xue Ying secara alami akan berubah.

Setelah enam tahun mengumpulkan semua kekuatan tersebut, kali ini, ia mengeluarkan seluruh kekuatannya, bersama dengan tekad, amarah, dan mimpi… Akhirnya, ia mencapai tahap Myriad Existences. Xue Ying baru memahami sedikit tentang rahasia di balik kekuatan kobaran api itu. Namun, ini adalah kekuatan mendalam yang berasal dari bumi dan langit, dan hanya 50 orang terkuat di dalam Buku Dragon Mountain yang bisa memahaminya. Kekuatan seperti itu sudah cukup untuk membunuh para pseudo-Transenden.

"Hu~~~" Tubuh Xue Ying bermandikan api. Kobaran api itu membawa energi untuk menghentikan gerakannya dalam pusaran angin hitam itu.

Namun, kekuatan itu hanya memiliki kekuatan sebesar 5.000 kg. Maka dari itu, saat ia melemparkan tombaknya, tubuhnya bereaksi, sehingga membuatnya mundur hingga ke pinggir pusaran angin hitam, yang kekuatannya lebih dari 5.000 kg sehingga sulit untuk mempertahankan tubuhnya. Pemuda jenius berusia 22 tahun yang tercatat dalam peringkat 50 besar dalam buku Dragon Mountain itu hanya bisa menunjukkan wajah ketakutannya, sebelum akhirnya jatuh ke dalam pusaran itu.

"Qing Shi." Xue Ying bisa melihat Lipan Black-Moon yang terbang dengan cepat itu. Melihat hal tersebut, senyum lega terlukis di wajahnya.

Selama adiknya masih bisa hidup, itu semua sudah cukup.

Hu.

Kekuatan hembusan angin itu membuat Xue Ying jatuh tanpa henti. Namun, ia masih akan terus mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, tersenyum ke arah lipan yang terbang jauh di langit itu, dan melihat orang-orang yang dikasihnya, yang membuatnya rela untuk mengorbankan dirinya sendiri.