1 1. Awal Masalah

Akhir pekan yang seharusnya menyenangkan, akan menjadi awal cerita kehidupan rumah tangga yang tidak pernah dibayangkan Azkia Grizelle. Takdir membawanya menjadi istri tuan muda yang berkuasa di negeri ini.

*********

Seorang gadis dari keluarga cukup berada, namun tetap dipandang sebelah mata oleh ibu dari kekasihnya. Azkia yang tinggal bersama ayah kandung, ibu dan adik perempuan tiri. Perlakuan mereka terhadap Azkia yang membuat wanita paruh baya itu tidak menyetujui hubungan dengan anaknya.

"Aku tahu kamu anak Hendrawan, Ayahmu memiliki perusahaan cukup besar." Menghela napas. "Tapi kamu itu seperti putri yang tidak dianggap di keluarga itu. Kamu saja kuliah mencari biaya sendiri, dan sekarang kamu bekerja di hotel orang menjadi karyawan biasa, saya malu dengan teman-teman arisan saya jika mempunyai menantu seperti kamu. Kalau Bella adik kamu yang jadi calon menantu, saya terima dengan senang hati," ujar ibu kekasihnya dengan senyum mengejek.

Azkia yang duduk di depan ibu dan kekasihnya, di food court mall terbesar di negeri ini. Dia sedang menundukkan kepala, menggenggam erat jemari tangannya sendiri agar tidak gemetar. Dia sejak tadi menahan isak tangisnya dengan menggigit bibir bawahnya.

Hinaan yang sedari tadi keluar, akhirnya berhenti di kalimat itu. Sang kekasih hanya diam tidak sedikit pun terlihat membela Azkia, dia lebih memilih menuruti ibunya, sudah cukup lama dia mempertahankan hubungan ini, namun apa daya ibunya lebih berkuasa.

Dia hanya memandang dengan wajah penuh rasa bersalah, sedari tadi meminta ibunya untuk berhenti menghina tetapi tidak digubris.

"Maaf." Dengan suara bergetar akhirnya keluar dari mulut Azkia, dia menundukkan kepala sekali untuk memberikan hormat terakhir kali, dan langsung bergegas pergi. Hatinya sudah tidak kuat mendengar yang lebih menyakitkan lagi.

Dia tidak menghiraukan panggilan kekasihnya yang meminta maaf, fokusnya mengusap air mata yang terus menetes sambil berlari kecil menuju pintu keluar mall. Sampai akhirnya...

Bruukk...

******

Tuan muda Deffin Wirata yang terkenal dingin, arogan, dan semua harus terjadi sesuai keinginannya. Namun ada yang tidak diketahui oleh publik, dia memiliki sifat posesif, dan alergi terhadap wanita, dia menganggap itu kutukan dari nenek dan ibunya.

Dia dibesarkan oleh kakek yang suka bermain dengan wanita penghibur.

Ibunya meninggal setelah melahirkannya, membawa luka dalam akibat sang suami yang menurun sifat ayahnya sang player. Lalu tidak lama ayahnya meninggal karena kecelakaan dalam keadaan mabuk sepulang dari rumah kupu-kupu malam.

Sempat merasakan diasuh neneknya, sang nenek yang juga orang kaya berniat akan mengasuh Deffin sendiri, karena tidak ingin kelak Deffin akan mengikuti jejak kakek dan ayahnya.

Ketika Deffin genap berusia 2 tahun, sang nenek yang baru resmi bercerai dari sang kakek, karena kematian anak semata wayangnya tidak ada lagi yang menjadi alasan bertahan, beliau berniat membawa pergi Deffin kecil, namun dilarang oleh sang kakek, ancaman akan membunuh anak itu sampai dia di bawa keluar, membuat sang nenek mengurungkan niatnya.

Deffin yang selalu dimanjakan dengan kemewahan, dia juga tumbuh terbiasa dengan kekerasan dari sifat kearoganan sang kakek, semua sikapnya meniru sang kakek kecuali bermain wanita dan meminum alkohol dia langsung mual berdekatan dengan dua benda itu, paling dekat jaraknya harus 1 meter.

Sang kakek yang mempunyai kerajaan bisnis, dan orang paling berkuasa di negeri ini, semua geng mafia juga bertekuk lutut atas kuasanya. Di usia Deffin yang ke 25 tahun kakeknya meninggal dengan mewariskan seluruh kekayaan jika dijejerkan separuh lebih negeri ini. Ditambah kekayaan dari sang nenek yang setahun kemudian menyusul.

Sudah 2 tahun ini Deffin hidup tanpa keluarga, ibu yang seorang yatim piatu semakin menambah ketidakpunyaan keluarga di kehidupan Deffin.

Hanya pengawal dan pelayan setia yang menemaninya tinggal di rumah megah ini.

***********

Deffin dan Sekretaris Roy sedang di mall milik Wirata group, dibelakangnya beberapa pengawal mengikuti, akan mengikuti acara undangan peresmian pembukaan toko terbesar di mall ini yang diadakan koleganya.

Deffin yang sedang sibuk berbicara dengan Roy tentang bisnis, dan para pengawal yang juga sibuk menoleh kanan kiri, tidak menyadari ada seorang gadis yang berlari kecil sambil menangis.

Dan bruukk...

Untung tidak ada yang sampai terjatuh, Deffin yang dengan sigap menangkap tubuh gadis yang menabraknya yang hampir terjungkal ke belakang. Karena tubuh yang kurus dan tinggi badan yang hanya sebahu Deffin, tidak sebanding dengan tubuh kekar dan tinggi Deffin.

Deg..deg..deg..

Suara jantung Deffin ketika tanpa sengaja agak memeluk tubuh Azkia, Deffin sangat menikmati wajah cantik imut gadis di depannya. Meski mata bengkak dan hidung memerah karena menangis tidak mengurangi kecantikannya.

Pengawal yang langsung menarik Azkia mundur 1 meter dari Deffin membuatnya tersadar dari kekaguman itu.

Sedangkan Azkia yang bingung. Namun, segera sadar dan meminta maaf lalu berlari keluar.

Deffin langsung menoleh, pandangannya mengikuti langkah gadis itu.

"Tuan muda apakah baik-baik saja?"

tanya sekertaris Roy sambil menyodorkan sapu tangan yang sudah ditetesi aromaterapi, yang akan menghilangkan rasa mual Deffin ketika tanpa sengaja berdekatan dengan wanita.

Menolak sapu tangan itu. "Aku baik-baik saja, cari informasi tentang gadis itu, pulang dari sini harus sudah ada laporannya." Sambil melanjutkan melangkah.

"Baik, Tuan muda." Lalu Roy dengan cepat memberikan instruksi anak buahnya, untuk mendapatkan informasi secara detail tentang gadis yang menabrak tuan mudanya.

"Mungkinkah dia jodoh Tuan Muda," gumam Roy.

melihat tidak ada reaksi mual dari tuannya, semoga saja memang benar, dia mengerti di sudut hati tuannya dia ingin normal layaknya orang yang lainnya, bisa memiliki keluarga bahagia.

*******

Gedung Wirata group

Sore hari di lantai paling atas, Deffin yang sibuk menandatangani berkas diganggu dengan suara ketukan pintu dari Sekretaris Roy.

Setelah menyuruhnya masuk, Sekretaris Roy memberikan amplop yang berisi informasi tentang Azkia. Deffin membacanya dengan tersenyum, senang apa yang di butuhkan terpenuhi.

"Besok pastikan perusahaan Hendrawan diambang batas kehancuran. Aku akan datang untuk melamar Azkia, aku yakin setelah apa yang di alami tadi, dan sikap keluarganya, dia tidak akan menolak pernikahan ini, dan pecat Azkia dari hotel, jangan ada satupun yang menerimanya bekerja meski toko terkecil pun. Awasi terus, dan tugasmu harus merealisasikan apa yang aku pikirkan," perintahnya tegas kepada Roy.

"Baik, Tuan Muda." Menundukkan kepala lalu keluar dari ruangan Deffin. Meski sudah terpikirkan tapi tetap membuat Roy terkejut, karena secepat itu tuan muda ingin memiliki Azkia. Dia berjalan sambil mulai sibuk dengan ponselnya, mengintruksikan anak buahnya agar melakukan siasat sesuai rencana yang sudah terpikirkan.

Sedangkan Deffin di dalam ruangan nya tersenyum lebar. "Aku akan mendapatkanmu, dan tak 'kan kubiarkan selangkah pun kau jauh dariku," gumamnya.

***

avataravatar
Next chapter