webnovel

Shen Fanxing Selamanya Menjadi Pecundang yang Paling Kalah

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Manajer Departemen Personalia Grup Su adalah seorang pria paruh baya bernama Liu Qi. Wajah Liu Qi yang mulanya terlihat jengkel langsung membeku sejenak ketika ia melihat Shen. Setelah itu, ia cepat-cepat mendorong Shen Fanxing untuk berjalan ke luar dan memanggil wanita itu dengan nama panggilan yang berbeda

"Aduh, Nenek Gu, rapat internal tingkat tinggi hari ini akan segera dimulai. Mengapa Anda masih mendatangi saya di sini? Cepat, cepat pergilah ke ruang rapat."

"Manajer Liu, saya datang mencari Anda karena ada sesuatu—"

"Apapun itu tidak lebih penting dari rapat kali ini. Kita harus pergi rapat dulu. Setelah rapat, baru kita bicara."

Shen Fanxing mengerutkan kening, tetapi ia tidak bisa menolak lagi. Sebelum pengunduran dirinya diverifikasi, ia masih memegang salah satu jabatan tingkat tinggi di Grup Su sehingga ia tentu saja harus menghadiri rapat. Namun, wajahnya tiba-tiba kembali berubah menjadi dingin saat ia masuk ke ruang rapat dan melihat Shen Qianrou. Sejak kapan Shen Qianrou ikut menjadi bagian dari manajemen tingkat tinggi Perusahaan Su? pikir Shen Fanxing. Mata indah Shen Qianrou melayangkan tatapan mengejek pada Shen Fanxing yang hanya bisa dimengerti oleh mereka berdua. Ia menutup bibirnya rapat-rapat, lalu melirik Shen Qianrou dengan dingin sambil berjalan menuju tempatnya.

Shen Fanxing yang sudah sering menghadiri rapat selalu duduk di kursi yang sama. Ia selalu memilih kursi di dekat dengan jendela yang tak jauh dari kursi Su Heng. Dulu, ia memilih kursi itu untuk pertama kalinya secara acak. Tetapi, seiring berjalannya waktu, kursinya tidak pernah ditempati oleh siapapun meskipun orang-orang lain selalu berpindah tempat. Shen Fanxing berjalan menuju kursinya dan melewati para rekan tingkat tinggi lainnya sambil menerima sapaan mereka. Ada yang menyapanya dengan formal dan ada pula yang menyapanya dengan santai, tetapi tidak ada satupun sapaan yang menunjukkan kurangnya rasa hormat.

Sebenarnya banyak yang mempertanyakan dan bahkan meremehkan Shen Fanxing ketika ia baru bergabung dengan Grup Su. Mereka sempat berpikir bahwa membiarkan Shen Fanxing masuk saat kondisi Grup Su waktu itu mungkin jatuh kapan saja adalah sebuah keputusan yang terpaksa diambil setelah menemui jalan buntu, seperti menggunakan kuda yang sudah mati untuk menyelamatkan kuda yang masih hidup. Tiada yang menyangka bahwa Grup Su masih benar-benar bisa perlahan kembali naik ke jalan yang benar.

Mereka ingat dengan sangat jelas bahwa setelah Shen Fanxing masuk ke perusahaan ini, ia langsung membujuk Presiden Su untuk mengadakan konferensi pers dalam rangka mengakui kesalahan, meminta maaf kepada masyarakat, dan juga berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan. Grup Su benar-benar hampir gulung tikar, tetapi Shen Fanxing masih tetap teguh dengan pendiriannya untuk memenangkan hati publik. Usahanya tidak berhenti pada memberi kompensasi dan meminta maaf, tapi ia juga melanjutkannya dengan mengikuti Presiden Su membujuk satu per satu investor sekaligus menarik investor baru. Semua hal ini terlalu sulit dan terlalu berisiko hingga tidak ada yang bahkan berani berpikir untuk benar-benar melakukannya, namun ternyata Shen Fanxing berhasil melakukannya.

Setelah insiden itu, Shen Fanxing memimpin dan mengembangkan parfum Wei Ni atas nama Grup Su. Parfum ini sempat menjadi produk terkini yang sangat digandrungi dalam lingkaran tren mode. Setelah tiga tahun, parfum ini masih menjadi produk dengan penjualan yang paling stabil di Grup Su hingga sekarang. Berbagai inovasi yang Shen Fanxing kerahkan satu demi persatu membuktikan kemampuannya sebagai pemimpin humas sekaligus kemampuannya sebagai perfumer. Mulai dari diremehkan dan dipertanyakan sampai sekarang diyakini kinerjanya, semua kekaguman dan rasa hormat yang ia terima benar-benar hasil dari kerja keras yang tulus dari dalam hati.

Shen Qianrou berdiri di samping Su Heng dan matanya memancarkan rasa keengganan dan kebencian yang kuat. Ia menggertakkan gigi kuat-kuat hingga hampir menggigit hancur giginya sendiri. Namun, ia masih memiliki sedikit kesombongan dalam hati meskipun ia sedang merasa enggan dan cemburu. Ia pun membatin, Tidak peduli mau Shen Fanxing melakukan apa bagaimana lagi, pasti selalu aku yang akan tertawa paling akhir! Dari dulu sampai sekarang, selalu hanya aku!