webnovel

Dia Pasti Akan Memahami Kita

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Shen Fanxing benar-benar tidak mempedulikan perkataan Shen Qianrou. Ia tetap tidak berbicara dan berdiri dengan punggung tegak tanpa bergerak sama sekali. Shen Fanxing memang seperti ini. Ia tidak perlu mengatakan sepatah kata pun dan kebungkamannya bisa menginjak rata orang yang di hadapannya.

Shen Qianrou diam-diam mengepalkan giginya karena ia merasa terhina setelah diabaikan oleh Shen Fanxing. Namun, sekarang Su Heng berada tepat di sampingnya Tak lama kemudian, lift tiba dan Shen Fanxing melangkah masuk ke dalam lift sambil menjinjing tas dengan tegas. Su Heng dan Shen Qianrou yang berdiri di belakangnya juga memasuki lift.

Shen Fanxing mengulurkan tangannya dan menekan tombol lantai 21, tempat Departemen Pengembangan. Ia tidak repot-repot bertanya pada kedua orang yang berada di belakangnya karena ia tidak berkewajiban untuk peduli pada mereka. Ia mulanya berniat untuk bertemu Su Heng dan langsung menyampaikan perihal pengunduran dirinya. Namun, setelah ia melihat Shen Qianrou, ia bahkan tidak ingin mengatakan apapun lagi.

Orang seperti Qianrou selalu saja ingin menarik perhatianku dan nanti malah menambah drama untuk dirinya sendiri! Pikir Shen Fanxing. Jika sekarang ia memberitahu Su Heng tentang pengunduran dirinya, ia akan sulit menghindari Shen Qianrou yang tidak mungkin tidak akan mengerahkan tipu muslihatnya. Untuk apa aku memberikan Shen Qianrou kesempatan untuk membuatku jijik sendiri? pikirnya lagi.

Mata Shen Qianrou menggelap saat ia menyadari bahwa Shen Fanxing hanya menekan tombol lift untuk dirinya sendiri. Ia pun melangkah maju dan menekan tombol lantai tertinggi, yakni lantai 36, sambil menyunggingkan senyum mengejek di bibir merahnya tepat di depan Shen Fanxing. Lantai 36 adalah area personal Su Heng dan tidak ada yang diperbolehkan masuk tanpa izin Su Heng sendiri. Namun, sekarang Shen Qianrou bisa keluar masuk dan berkeliaran di lantai 36 sesuka hatinya.

Shen Qianrou mengira Shen Fanxing akan terganggu. Namun, saat ia menatap Shen Fanxing, kakaknya itu masih menunjukkan wajah yang seperti itu tanpa perubahan ekspresi sedikit pun. Shen Qianrou menggertakkan giginya, lalu berjalan ke sisi Su Heng dan berkata dengan lembut, "Kak Heng, bukankah nanti akan diadakan rapat internal tingkat tinggi? Karena Kak Fanxing sudah datang…"

Ekspresi Su Heng membeku dan ia langsung melihat punggung Shen Fanxing. Ia terdiam sejenak, lalu perlahan berkata, "Karena dia sudah datang, tidak ada alasan baginya untuk tidak hadir."

Lift terus bergerak naik hingga sampai di lantai 21 sebelum Su Heng sempat menyelesaikan perkataannya. Namun, Shen Fanxing merasa tidak perlu tinggal lebih lama dan langsung berjalan keluar dari lift. Konsistensi Shen Fanxing dalam berperilaku dingin membuat Shen Qianrou harus menahan amarah yang membuncah di dadanya. Ia merasa seolah-olah baru saja meninju kapas karena perkataannya tidak berhasil mempengaruhi Shen Fanxing sama sekali dan kini ia tidak dapat melampiaskan kemarahannya.

Su Heng melihat punggung Shen Fanxing dengan perasaan yang panik. Shen Fanxing seakan sudah melepaskan semua perasaannya untuk Su Heng, memutuskan untuk tidak mempertahankannya, dan tidak mau memaafkannya. Sepertinya Shen Fanxing tidak ingin menyisakan sedikitpun celah di antara mereka berdua. Ada perasaan yang berat dan mengganjal di hati Su Heng, sama seperti kemarin di rumah sakit. Ia merasa seperti benar-benar kehilangan sesuatu.

"Kak Heng, apa yang harus aku lakukan agar hati Kak Fanxing merasa lebih baik…? Aku sangat sedih melihat Kakak seperti ini..." tanya Shen Qianrou yang berdiri di samping Su Heng dengan suara pelan dan gemetar.

Shen Qianrou terdengar seperti sedang tertekan, namun berusaha tetap terlihat kuat dan sabar meskipun tidak berdaya. Su Heng merasa kasihan melihat Shen Qianrou seperti itu sehingga ia mengulurkan tangannya untuk memeluk Shen Qianrou. Jari-jarinya mengangkat dagu Shen Qianrou dan menyeka air mata di sudut mata wanita itu. Namun, ekspresi Shen Qianrou malah menjadi semakin sedih.

"Setelah Kakak kembali dari luar negeri tiga tahun lalu, ia jarang pulang dan hanya melihat Kakek tiga atau empat kali. Sekarang tidak ada orang yang menjaganya di sisinya… Aku sangat takut dia tidak bisa melewatinya sendiri..." ujar Shen Qianrou.

Empati Shen Qianrou membuat Su Heng merasa semakin kasihan. Perkataan Shen Qianrou langsung menusuk hati Su Heng karena ia juga sedang memikirkan hal yang sama. Shen Fanxing memiliki hubungan yang tidak baik dengan keluarganya dan sekarang tidak mau menghadapi Su Heng dengan baik-baik. Apakah Shen Fanxing bisa... Jika benar-benar sendiri? pikir Su Heng.

"Tunggu sebentar lagi hingga amarahnya reda, lalu aku akan berbicara dengannya lagi. Kamu jangan khawatir, Shen Fanxing adalah orang yang selalu berpikir dengan logika. Setelah beberapa waktu, dia pasti akan memahami kita," kata Su Heng.

Shen Qianrou yang sedang terisak-isak segera menggosok hidungnya. Ia pelan-pelan menganggukkan kepalanya lalu menjawab dengan suara lembut yang terdengar sedih, "Semoga benar-benar bisa."