webnovel

Bagaimana Bisa Kamu Tega Meninggalkanku Sendirian?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Aku, Shen Fanxing, akan jujur jika ingin melakukan satu hal, baik itu baik maupun buruk! Aku lebih suka jika orang-orang jahat terus terang dan tidak melakukan kejahatan mereka secara sembunyi-sembunyi. Orang-orang jahat yang main belakang sama saja seperti dua sisi dari tiga pisau yang licik, apalagi jika mereka memancing fitnah!"

Wajah Su Heng tiba-tiba tampak sedikit membeku. Ia langsung menunduk untuk menatap Shen Qianrou yang menangis di pelukannya dengan wajah yang tampak lemah dan sedih. Keraguan sesaat melintas di matanya. Dengan pengetahuan Su Heng tentang Shen Fanxing...

"Kak Heng, akankah wajahku menjadi cacat…? Apakah aku masih bisa berakting di masa depan…? Aku tidak tahu… Jika aku tidak bisa mencari makan dengan berakting, apa lagi yang akan aku lakukan…? Huhuhu…"

Mata Su Heng segera menunjukkan bahwa ia merasa sakit hati. Ia menyampirkan rambut Shen Qianrou yang basah di bahunya dengan lembut dan berkata dengan sangat lembut, "Tidak akan cacat. Kamu bisa terus berakting. Kamu pasti bisa meraih mimpimu menjadi ratu film."

Hah... Shen Fanxing mencibir dalam hati, lalu berbalik ke tempat tidur dan duduk. "Jika berpamitannya sudah selesai dan malah ingin memamerkan cinta, lebih baik menyingkir saja ke tempat lain."

Su Heng mendongak dan menatap Shen Fanxing dengan tatapan yang benar-benar asing, seakan-akan ia belum pernah melihat Shen Fanxing yang seperti ini. Ia akhirnya, membungkuk, memegang Shen Qianrou yang menangis dalam pelukannya, kemudian berjalan keluar dari ruang rawat inap.

Shen Fanxing bangkit dan menutup pintu ruang rawat inapnya yang tidak ditutup. Hanya ia seorang yang tersisa di ruangan itu dan ia benar-benar terisolasi dari luar. Ia bersandar di pintu dan menutup matanya untuk mendinginkan temperamennya yang keras kepala. Yang tersisa hanyalah kelelahan dan kelemahan. Mengapa ada orang yang dapat bertahan hidup dengan begitu banyak ambisi?! pikirnya tidak mengerti. Ia tidak ingin lagi memakan sisa makanannya di kabinet dan Ia hanya bersandar di tempat tidur, lalu memandang langit yang cerah di luar jendela dengan acuh tak acuh.

Shen Fanxing tidak menyadari hal ini di masa lalu, namun sekarang ia tiba-tiba merasa kesepian. Dalam kesendirian ini, seluruh tubuhnya terasa dingin. Su Heng... Bagaimana bisa kamu tega meninggalkanku sendiri…? Setelah semua orang meninggalkanku, kamu malah menjadi orang terakhir yang juga meninggalkanku. Betapa kejamnya kamu? Ketika aku kira aku masih memilikimu, kamu justru meninggalkanku… batinnya. Ia tak lagi bisa membendung kesedihan hatinya. Ia hanyalah seorang manusia biasa dan hatinya tidak terbuat dari besi maupun baja. Ia bisa merasakan kebencian, perasaan yang tak tertahankan, emosi, dan keinginan dalam hatinya. Ia juga bisa merasa sedih dan bahagia. Seberapa kuat ia bisa bertahan?

Angin yang sejuk masuk melalui jendela dan menerpa Shen Fanxing. Rasa dingin itu membuat tubuhnya sedikit bergetar hingga membuyarkan lamunannya. Kemudian, ponsel di sebelah tempat tidurnya berdering. Semua barang yang ia bawa di kapal tempo hari, mulai dari ponsel sampai jaket dan tas, sudah berada di ruang rawat inapnya. Entah siapa yang begitu berbaik hati membawakan semua barangnya, tapi ia tidak merasa perlu memikirkannya. Ia juga tahu bahwa panggilan itu pasti dari Xu Qingzhi, satu-satunya teman akrabnya.

Saat Shen Fanxing melihat kontak yang tertera di layar ponsel, ternyata benar itu adalah Xu Qingzhi. Lagi pula, hanya nama itu yang ia miliki di daftar kontak ponselnya. Ia menghela napas sejenak sebelum menjawab telepon, "Ya, Qingzhi?"

"Mm… Maaf, Fanxing. Dua hari ini aku tidak bisa meninggalkan perusahaan sampai tidak sempat pergi melihatmu…"

"Aku tahu. Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku baik-baik saja sekarang. Karena aku baik-baik saja saat itu, sekarang juga aku akan baik-baik saja," kata Shen Fanxing dengan penuh pengertian.

Xu Qingzhi memiliki perusahaan kosmetik dan sebelumnya ia mencari agen pabrik untuk memproduksi kosmetiknya. Namun, berbagai masalah sering muncul mulai dari formula produk, harga, potongan bahan produk, hingga kualitas produk. Karena berbagai situasi buruk yang berbeda terus terjadi, ia menjadi sangat marah dan memutuskan untuk mendirikan pabrik produksinya sendiri. Shen Fanxing jelas mengerti kondisi Xu Qingzhi karena saat ini adalah waktu paling sibuk di perusahaannya.

Xu Qingzhi terdiam beberapa saat, lalu berkata, "...Kudengar, Su Heng… Dia..."