1 Cemburu

"[nama] boleh aku bicara sebentar" panggil Hajime.

"Ah iya ada apa?"

"Aku cuma mau bertanya posisiku di pangung lagi".

Saat ini kau sedang mengurus geladi untuk live Tsukiuta berikutnya. Dan yang paling sering mendatangimu untuk bertanya adalah Hajime. Kau tidak heran dengan tingkah Hajime. Karena sifat perfeksionisnya dia tidak akan membiarkan ada kesalahan. Lebih sulit meyakinkannya tidak melakukan kesalahan daripada memberitahu kesalahan yang dia lakukan. Karena dia tidak melakukan kesalahan apapun. Malah bisa dibilang sempurna. Tapi itu tidak membuatnya berhenti mendatangimu.

Lain dengan leader Six Gravity, Shun Leader Procellarum mendatangimu hanya untuk menggodamu.

"Hime apa kau melihatku?" kata Shun.

"Ya tentu saja" jawabmu.

"Dan bagaimana menurutmu?" tanyanya.

"Ya sempurna seperti biasa" .

"Ayolah Hime hanya itu?" tanya Shun berbisik di telinga kananmu.

Tindakannya yang tiba-tiba itu membuatmu terperanjat. Kau langsung menjauhinya tiga langkah sambil menutup telinga kananmu.

"Memangnya kau mau apa lagi?!".

"Hmm... mungkin seperti 'Shun-sama sangat keren dan berkilau. Aku jadi semakin jatuh kedalam pesonamu' begitu" kata Shun sambil memberimu kedipan.

"Semuanya berusaha sangat keras aku sangat terkesan dengan kalian semua" jawabmu sambil melangkah pergi.

"Wah aku tak akan membiarkanmu kabur sebelum aku mendengarmu mengatakannya Hime" kata Shun memelukmu dari belakang.

Wajahmu yang masih panas malah bertambah panas. Ketika kau tidak tau harus melakukan apa Kai memisahkan Shun darimu.

"Sudahlah Shun, [nama] sedang sibuk" kata Kai.

"Eh... tapi aku yakin Hime tidak keberatan" kata Shun.

"Tidak. Aku sangat keberatan" jawabmu.

"Wah, jarang sekali aku ditolak" kata Shun dengan nada sedih tapi tersenyum dan berbalik.

"Maaf [nama] kelihatannya Shun tidak bisa berhenti menganggumu" kata Kai tersenyum sambil memegang belakang lehernya.

"Ah tidak apa-apa. Bukan masalah besar kok" jawabmu.

"Sudah kubilang dia tidak keberatankan?" kata Shun dibelakang Kai.

"Shun!!!".

Shun hanya tertawa dan mendekatimu.

"Hime kau harus berhati-hati dengan gagak yang menyembunyikan kukunya oke?" bisik Shun.

"Eh?" Shun tidak merespon 'eh-mu' dan berjalan melewatimu.

"Hajime aku baru ditolak oleh Hime... maukah kau menutup luka hatiku?" kata Shun berlari ke arah Hajime. Kau hanya memandanginya.

"Aku akan kembali bekerja. Terimakasih Kai, semangat ya" katamu.

"Ah [nama] tunggu..." panggil Kai.

"Ya?" tanyamu berbalik memandangnya.

"Uum... kau juga berusahalah tapi jangan memaksa dirimu oke?".

"Iya kau juga" jawabmu

Setelah kau pergi dan Kai masih di tempat

'AAAAHHH!!!!' –Ya kalian berdua berteriak dalam hati-

'Sial hanya begitu???' batin Kai

'Kenapa aku pergi begitu saja!!!' batinmu

Kau tidak tahu kenapa, tapi kau merasa akhir-akhir ini kalian berdua sangat canggung. Padahal biasanya kalian bisa berbicara panjang lebar. Kai selalu bertanya bagaimana keadaanmu. Kalian akan saling memberi masukan sampai ada yang memisahkan kalian. Kau penasaran kenapa bisa seperti ini. Awalnya kau berpikir 'Apa yang berubah?' 'Apa ada sesuatu yang aneh denganmu? Atau Kai?' Kau sempat mengira kalau Kai mungkin sedang gundah karena sesuatu. Kau ingin bertanya tapi tidak tahu bagaimana. Akhirnya kau memutuskan menanyakannya setelah live selesai. Kau tidak mau memberi beban pikiran pada siapapun saat ini.

Ditempat lain Kai tidak bisa berhenti membayangkanmu beberapa waktu lalu dengan Hajime dan Shun. 'Kenapa aku tak bisa bicara seperti biasa?' batinnya frustasi. Dia mulai mengingat lagi saat dia melihatmu seharian ini. Koi dan Kakeru membantumu membawa kotak peralatan tapi setelah itu kalian mengobrol cukup lama bahkan tertawa. Rui dan Yoru yang menemanimu saat kau istirahat. Dan masih banyak event yang terjadi hari ini.

Dan Kai, dia hanya memandangmu dari jauh. Setiap kali melihatmu tertawa dan menikmati waktumu tanpa dirinya didekatmu membuatnya tidak enak. Seakan kau tidak apa-apa tanpanya.

Kai tidak marah atau apa. Dia juga tidak menyalahkanmu. Rasa sukanya padamulah yang membuatnya begini. Kai tidak tahu harus berbuat apa. Dia ingin selalu ada disisimu. Dan disaat bersamaan ketika didekatmu dia tak tahu harus berbuat apa. Tapi tak ada yang lebih menyakitkan ketika melihatmu dekat dengan yang lain.

"Kai-san, waktunya latihan" panggil Iku.

"Ah ya" jawab Kai.

'Aku harus kuat' kata Kai dalam hati.

Dia tak boleh lemah saat ini. Kai tidak mau yang lain khawatir padanya hanya karena masalah asmara. Dia tak bisa membiarkan masalahnya menghalangi semuanya. Ya dia harus menjadi Fuduki Kai yang bisa selalu diandalkan.

avataravatar
Next chapter