webnovel

Trying to rewrite in the world of novels

[Upload satu bab setiap hari] Bercerita tentang seorang penulis novel yang di kirim ke dunia novel buatannya sendiri, setelah membaca email yang berisikan tantangan (yang sebenarnya di awali sebagai sebuah permintaan) dari seorang pembaca novelnya, untuk melanjutkan novel buatannya [only one]......yah, dari sini kita sudah melihat betapa buruk penamaannya. tapi mari kita lupakan itu, dan kembali ke topik pembicaraan. — permisi tuan penulis apakah kamu bisa melanjutkan novelmu yang berjudul [only one]? —tidak... Satu bulan kemudian.. —bolehkah aku memintamu untuk menuliskan ulang novel [only one]? —tidak... satu bulan kemudian.. —apakah kau sudah berniat melanjutkan novel [only one]? —tidak... hal itu terus berlanjut hingga beberapa bulan, sampai suatu saat karena sudah cukup muak, sang penulis pun menjawab pertanyaan itu tidak dengan sebuah penolakan melainkan sebuah saran —mengapa kau tidak me-remake ataupun menulis ulang cerita nya sendiri saja? —....itu ide yang bagus... tetapi aku hanyalah seorang pembaca yang tak mengerti cara menulis...tapi.... seperti nya aku memiliki ide bagus.. —baik... selama itu membuat mu puas..? sang penulis merasa lega bahwa dia Tidak lagi harus berurusan dengan fans yang merepotkan itu lagi. tapi dengan cepat rasa lega itu musnah. —tapi mungkin aku membutuhkan sedikit bantuan mu tuan.. —... terimakasih tapi aku tidak tertarik sama sekali.. tanpa pengetahuan si penulis dia sudah terseret ombak...

MRVallet · Fantasy
Not enough ratings
7 Chs

06. perkenalan

" Hmm.. ku rasa itu memang masa yang cukup sulit "

" Yahh.. sebenarnya mungkin hal ini tidak akan sesulit sekarang jika aku menjualnya dari awal "

" Mungkin kau benar, tapi bukan kah kau hanya berusaha melindungi warisan orang tua mu? "

" Nah.. mungkin terlihat seperti itu dari luar, tapi secara tidak langsung aku telah mengekspos kamera itu kepada para rentenir "

"...."

Saat ini aku sedang berbicara dengan seorang keturunan Tionghoa, sambil meminum secangkir teh. dia adalah si pemilik toko barang antik yang aku temui, namanya adalah Ming Hao (Catatan penulis: entahlah.. aku hanya mengambil nama ini dari internet). seperti yang kalian lihat, dia sedang mencoba menghibur ku. tapi pada akhirnya itu tidak akan berhasil, maksudku.. itu bahkan bukan kesalahan ku, ini merupakan perbuatan pemilik tubuh ini sebelumnya — Febrian. tapi mengapa aku yang harus membereskan nya?.

Yah.. meski aku mengeluh, itu tidak akan mengakhiri semuanya. tapi, jika harus aku jujur, sebenarnya aku adalah orang yang mudah marah. tapi khusus untuk hari ini... aku merasa lebih mudah untuk mengendalikan emosiku, itu merupakan perasaan yang cukup menyenangkan — karena aku merasa kepalaku menjadi cukup ringan.

" Yahh.. siapa sangka itu adalah kamera yang sangat dicari banyak orang "

" Hahaha.. yahh, kamera itu bahkan sudah cukup langka sebelum 'bencana pertama' terjadi. "

" Hahaha....hah... "

Tidak.. bukan itu masalahnya, yang membuat ku bingung adalah siapa orang yang mau membeli kamera jelek itu. bukankah kita sekarang berada di tahun 2090-an??, maksudku.. ini adalah dunia modern dimana kau bahkan bisa menggunakan sihir!!, bukankah seharusnya ada banyak kamera dan handphone yang dapat mengeluarkan hal-hal seperti hologram?.

' Ada juga hal-hal yang membuat ku bingung. ini adalah tentang bagaimana cara orang tua Febrian yang dapat merahasiakan kamera itu dari para kolektor, bukankah ini adalah barang yang di cari banyak orang? '

" Yahh.. kurasa aku harus pergi sekarang, hari sudah gelap dan masih banyak yang harus aku lakukan. kalau begitu aku pamit undur diri, terimakasih atas teh nya. "

" Tunggu dulu nak.. apakah kau yakin akan melakukan nya?. bukankah lebih baik jika kau menyimpan nya saja dan menjual beberapa perhiasan sebagai gantinya?, lagi pula aku cukup yakin jika kau memberi mereka sedikit uang mereka akan berhenti mengejar mu. "

aku mengerti perasaan nya, kamera ini memang mahal tapi itu tidak sampai pada tingkat benar-benar sangat mahal. justru pada kenyataannya ini masih murah jika dibandingkan dengan biaya peralatan yang biasa diperlukan seorang pahlawan.

dan karena hal itu juga yang membuat ku sedikit bingung. mengapa para rentenir itu sampai mencoba untuk membunuh Febrian?, yaa.. kecuali jika mereka memang di suruh oleh seseorang.

Yah.. kurasa itu cukup masuk akal, tapi siapa yang ingin membunuhnya?. di dalam ingatan Febrian, aku tidak dapat melihat adanya seseorang yang benar-benar bermusuhan dengan Febrian sampai ingin membunuhnya.

Saat aku sedang memikirkan hal itu, pak Hao mulai memperhatikan wajah dan kepala ku dan berkata.

" Ngomong-ngomong nak, mengapa kau mencukur rambut mu sampai botak seperti itu? "

"...."

Aku tidak dapat berkata apa-apa pada pertanyaan nya, maksudku.. aku tidak sengaja memotong pitak rambutku dengan gunting. jadi aku mulai memotong rambutku menjadi botak, karena itu adalah potongan yang paling mudah yang dapat aku pikirkan saat itu.

Sekarang aku sedikit menyesal, tapi aku tidak bisa mengatakan hal itu kepadanya. jadi tepat saat aku sedang mencari alasan, pak Hao berbicara lebih dahulu.

" Apa itu karena stress?, jika memang begitu, maka aku memperkenalkan teman ku yang pernah mengalami hal sama sepertimu. mungkin dia bisa membantu... "

" Tidak, tidak.. aku tidak apa-apa, aku memotong nya seperti ini karena aku suka, itu seperti kepalaku menjadi lebih sejuk, jadi kau tidak usah khawatir. dan juga aku menjual barang itu bukan hanya karena berurusan dengan para rentenir itu, tapi juga karena aku tidak bisa membuang uang ku hanya untuk merawat barang-barang antik tersebut. "

Setelah aku mengatakan itu, aku dapat melihat bahwa wajah nya mulai santai. haa..

sungguh pria yang baik.

' Sepertinya aku harus dengan cepat menyelesaikan pembayarannya. ini tidak akan lama, karena tidak ada tenggat waktu nya lebih baik aku selesaikan dengan cepat. yah, kurasa aku akan memberikan sedikit 'tip' kepada mereka, mungkin itu akan membuat mereka diam untuk sesaat. '

Aku sudah mendapatkan bayaran dari menjual barang antik kepada pak Hao, sekarang aku memiliki sekitar 800.000 F, itu sudah lebih dari cukup untuk melunasi hutang. dan dengan begitu aku akan memiliki sisa 200.000 F, itu memang banyak, tapi tidak cukup banyak untuk menjalankan rencana ku kedepannya.

Yahh.. aku memang masih punya kamera jadul itu untuk di lelang, tapi meski begitu, itu juga masihlah kurang. jadi sepertinya aku harus memikirkan lagi rencana ku kedepannya.

" Baiklah, kurasa sudah cukup sampai di sini. jadi.. sekali lagi, terimakasih atas teh nya pak, dan kalau begitu aku pamit undur diri "

" Ya!, sama-sama, datanglah lagi ke sini kapan-kapan! "

" Ya!, terimakasih!! "

Dengan begitu aku pergi keluar dari toko barang antik tersebut.

Hari sudah gelap tapi masih ada yang harus aku urus.

Meskipun aku kurang yakin, tapi dengan begini maka seharusnya aku sudah menyeselesaikan masalah hutang tersebut.