1 0.1

"Jadi gimana?" Ucap seorang lelaki sekitar 40 tahun kepada pria lainnya yang duduk dihadapannya bersama sang istri

"Tanyain anak anak dulu dong, Fer." Balas pria itu

"Gimana keputusan kalian, Tasya, Haechan?" Pandangan semua orang tertuju pada kedua sepasang remaja yang saling duduk berdampingan disebelah mereka

"Tasya sih terserah dia aja." Jawab gadis bernama Tasya itu dengan acuh. Dalam hati dia sangat yakin cowok disampingnya itu tidak akan mengatakan iya. Mengingat beberapa hari lalu ia mengancamnya lewat sebuah sms

"Haechan setuju." Tasya terkejut bukan main. Ia menatap cowok bernama Haechan disebelahnya itu dengan tatapan tidak percaya

"Oke, jadi sepakat ya semuanya. Semoga perjodohan ini menjadi berkah buat kita semua." Tutup ayah Tasya, Ferry

Tasya berdecak kesal, ia mengambil tasnya kemudian berdiri dari kursi

"Mah, pah, om, tante. Tasya duluan, sakit perut." Tasya langsung berlalu dari meja restoran yang ditempatinya tadi. Semua orang kebingungan dengan tingkah Tasya. Baru saja Ferry ingin mengejar, Haechan terlebih dahulu menahannya

"Biar saya aja, om. Saya yang ngantar dia pulang, permisi." Setelah pamit, Haechan mengejar Tasya yang sudah berada diparkiran restoran

"Tunggu." Haechan meraih tangan Tasya. Tasya berbalik dengan wajah kesalnya dan menghempaskan tangan cowok itu

"Kesel gue sama lo, kan udah gue bilang jangan terima perjodohan ini. Kalo gini gimana jadinya." Ucap Tasya dengan sangat kesal, dia meluapkan semua kekesalannya pada Haechan

"Lo nyuruh gue buat gausah terima perjodohannya, terus tadi kenapa lo bilang terserah ke gue?" Tanya Haechan

"Karna kalo gue nolak gaenak, makanya gue nyuruh lo buat nolak. Ah, pengen banget gue maki maki lo." Tasya sangat kesal, ia sampai tidak perduli jika mereka jadi pusat perhatian diparkiran sekarang

"Yaudah si, udah terlanjur. Gausah ngegas ke gue." Balas Haechan tidak perduli

"Udah terlanjur lo bilang?" Amarah Tasya sudah naik ke ubun ubun. Rasanya ia ingin sekali mencakar wajah cowok didepannya itu

"Denger ya, Macan. Atau siapa pun nama lo. Gue gakenal lo, dan lo juga gakenal gue. Pokoknya gue gamau tau, lo harus batalin perjodohan ini. Karna ini semua gara gara lo." Tasya pergi meninggalkan Haechan. Haechan cukup terkejut karena Tasya baru saja berteriak padanya

"Gila tu cewek." Gumam Haechan

"Tapi cantik." Sambungnya dan dengan santai berjalan kearah mobil miliknya

~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Yaudah, Sa. Dia udah bilang setuju, lo terima aja."

"Lo tuh ya, bukannya dukung gue. Lo malah dukung dia. Gada gunanya gue curhat." Ucap Tasya kesal. Sepertinya hari ini adalah hari buruknya

"Heh, udah udah." Lerai seorang cewek

"Jadi mau lo kita gimana, Sa? Kita juga gabisa bantuin lo."

"Ah tau, pusing gue." Tasya menenggelamkan wajahnya diatas bantal. Rambutnya sudah acak acakan sejak tadi

"Sa. Gue denger ya dari novel novel, dijodoh jodohin kek gini tuh happy ending tau."

"Ga semuanya happy ending, Som." Sahut Siyeon

"Halo teman temanku yang baik hati dan tidak sombong. Sorry ya telat. Jadi, gimana gimana?" Seseorang baru saja masuk ke kamar Siyeon

"Sana aja lo, ngapel aja urusannya. Giliran temen butuh, telat mulu." Ujar Somi

"Ya maap. Gue abis bantuin nyokapnya."

"Ngapain? Ngepel rumah?"

"Udah napa." Lerai Siyeon. Somi memang suka julid sama orang

Mereka terdiam selama beberapa menit hingga Heejin membuka suaranya lagi

"Ini gada yang mau ceritain ke gue permasalahannya apa?" Akhirnya Siyeon menceritakan semua karena kelihatannya Tasya sedang tidak berada di mood yang bagus

"Tapi kata Jaemin, Haechan orangnya baik. Ya walaupun ngeselin dikit." Ujar Heejin

"Jaemin tau darimana?" Tanya Tasya

"Kan mereka sekelas, lo lupa apa gimana?"

"Udah, Sa. Gausah dipikirin. Terima aja, siapa tau dia beneran jodoh lo. Lagian udah terlanjur dia udah nyetujuin." Ucap Siyeon dibenarkan yang lain

"Masalahnya gue masih SMA, masa iya nikah muda. Gue masih punya cita cita yang harus gue kejar, bukannya jadi ibu rumah tangga." Keluh Tasya

"Mau gimana lagi, Sa. Itu keputusan bokap lo, kita sama sekali gada hak buat ikut campur." Lagi lagi ucapan Siyeon dibenarkan oleh Somi dan Heejin

"Aaa, mati aja dah gue." Berakhir mereka berempat menginap dirumah Siyeon

avataravatar
Next chapter