webnovel

PDKT 1

Tidak dirasa oleh widya bahwa dirinya sekarang sudah tiba di sekolahnya. Saat dirinya melangkah masuk ke gerbang sekolah, dirinya merasakan jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Perasaannya campur aduk antara penasaran, deg - degan, senang dan bingung.

Widya pun berusaha untuk menghilangkan dan menenangkan kembali pikirannya agar dia dapat menjalani kehidupannya hari ini dengan baik. Dia pun berjalan memasuki ruang kelas. Sesampainya di ruang kelas tiba-tiba ryan menyapanya dengan senyuman manis, " pagi widya". "pagi juga", balas widya.

Widya pun duduk di bangkunya. Dan kemudian ryan menghampirinya, " wid, kamu ada waktu tidak akhir pekan?", tanyanya ke widya. " belum tahu juga yach, memangnya ada apa yach?", tanya widya penuh kebingungan. " tidak apa-apa sich cuma pengen ajak kamu keluar bareng kok, kalau kamu mau, gimana?", tanya ryan lagi.

Mendengar hal itu otak widya pun langsung mengingatkannya terhadap kejadian dimana ryan menembaknya dan mereka jadian hanya karena widya mau tahu semua info tentang andre dari ryan, dan kali ini widya tidak mau itu kembali terulang lagi menyakiti hati andre. Saat itu pun widya pun tersadar kalau kata-kata andre kemarin yang mengatakan kalau andre dan sahabatnya menyukai seorang cewek yang sama. Dalam pikirannya apakah andre sahabatnya yang suka sama dirinya juga. " aduh sadar widya jangan kegeeran dulu kalau kenyataannya bukan, gue bakal malu sendiri", ucapnya pada dirinya sendiri dalam hatinya.

" Hello wid, jadi bagaimana? ", kata ryan yang sekaligus membuat widya tersadar dari lamunannya." boleh tapi ajak yang lain juga yach soalnya gue tidak mau di bilang yang tidak-tidak", kata widya. "ok lah kalau gitu nanti sy coba tanya yang lain yach", balas ryan dengan kecewa karena tadinya dia berharap dapat pergi berdua dengan widya tetapi pupus sudah harapannya.

Di satu sisi andre dari tadi mengamati dan mendengarkan semua percakapan ryan dan widya, dia merasa senang ketika widya secara tidak langsung menolak ajakan ryan untuk pergi berdua tapi dia juga merasa kecewa karena ryan secara tidak langsung menusuknya dari belakang dengan bergerak lebih cepat dari dirinya.

Setelah ryan pergi meninggalkan widya dari bangku nya widya, widya berkata dalam hatinya, " maafkan gue yach ryan tetapi gue tidak mau membuat elo berharap lebih terhadap gue karena cinta gue cuma untuk andre dan gue juga tidak mau jadi perusak hubungan persahabatan kalian. Gue merasa kita cukup jadi teman saja dan tidak lebih. Jadi ini adalah keputusan terbaik yang harus gue ambil. "

Tidak lama kemudian bel pun berbunyi menandakan kelas segera dimulai. Semua siswa berhamburan menuju bangku mereka masing-masing. Dan saat itu juga guru geografi pun masuk ke dalam kelas dan segera memulai pelajaran hari ini.

Saat melihat guru geografi masuk ke kelas membuat hati widya semakin deg - degan, apalagi setelah mendengarkan perkataan sang guru yang memberikan kepada muridnya tugas kelompok membuat sebuah peta, semakin kemana-mana pikiran widya.

" sekarang saya akan membagi kalian dalam setiap kelompok jadi harap kalian dapat menyelesaikan tugas kelompok ini dan tugas ini besok dikumpulkan", kata pak guru.

Pak guru pun menyebutkan nama masing-masing kelompok dan sesuai dengan kejadian sebelumnya yang pernah dialami oleh widya, maka widya sudah tahu kalau teman kelompoknya itu lia, nadya, andre, ryan dan wira.

Dan tidak lama kemudian sang guru pun juga menyebutkan nama teman kelompoknya dan semuanya sesuai dengan kejadian masa lalunya. Walaupun widya sudah tahu sebelumnya tapi hatinya masih deg-deg an mendengarkan hal itu.

Di sisi lain andre yang mendengar hal itu merasa sangat senang. "ciee..... Ada yang lagi bahagia ini sekeelompok dengan pujaan hati?", goda wira kepada andre. " iya donks dan ini kesempatan emas buatku untuk tidak menyia-nyiakannya sebelum ryan bertindak lebih jauh lagi nantinya", kata andre.

" jadi apa yang akan elo lakuin sebentar? Jangan bilang elo akan nembak widya sebentar", kata wira. " kita lihat aja nanti apa yang akan gue lakuin!", tegas wira sambil tersenyum ke arah wira. "wow takut gue dengarnya bro!", balas wira sambil menggoda andre.

Tidak lama kemudian bel sekolah pun berbunyi menandakan kelas telah berakhir. Ketika sang guru sudah keluar dari kelas, anak-anak pun berkeliaran ke masing-masing teman kelompoknya. Begitu pun dengan ryan yang duduk di belakangnya widya segera menghampiri widya, " wid, ayo kita pergi berdua beli bahan - bahan untuk mengerjakan tugas kelompok nanti", kata ryan bersemangat. Andre yang dari jauh mendengar hal itu merasa risih dengan sikap aneh ryan yang terus berusaha mendekati widya dengan berbagai cara.

" Kok berdua aja kan kita semua kelompok jadi harus pergi sama-sama dengan yang lainnya ", kata lia yang tiba-tiba datang menghampiri widya dan ryan." dasar elo lia bikin gue kaget aja untung gue gak jantungan", kata widya yang kaget melihat kedatangan tiba-tiba nya lia.

" tapi benar sich yang di bilang lia, ini kan tugas kelompok jadi perginya ramai - ramai supaya ada yang nantinya gak suka bisa langsung komplain sebelum beli jadi hemat waktu dan biaya, "kata widya menjelaskan.

Mendengar hal itu ryan hanya menganggukkan kepala dengan wajah kecewa. Semua usaha yang dia coba lakukan hari ini sia-sia tetapi dirinya tidak akan menyerah." yaudah kalau gitu ayo buruan pergi, gue yang bonceng elo yang widya, " kata ryan memegang tangan widya dengan erat dan menariknya pergi secepat mungkin karena dirinya takut dia kehilangan kesempatan lagi.

Tanpa sadar genggaman ryan menyakiti widya," aduh..... Lepasin ryan, sakit.... ", jerit widya kesakitan. Melihat hal itu andre segera berlari menghampiri ryan dan andre dan segera melepaskan tangan widya dari ryan yang sontak membuat ryan kaget.

" Apaan sich elo ganggu orang aja", kata ryan dengan marah ingin memukul andre. Tapi lia dan wira segera melerai mereka. " ELO YANG APAAN SAKITIN TANGAN WIDYA SAMPAI SEGITUNYA, UNTUNG ANDRE CEPAT BERTINDAK KALO GAK BISA PATAH TANGAN WIDYA KARENA ELO!!!!!", bentak lia sambil menunjuk ke arah lengan widya.

Kata - kata lia segera menyadarkan ryan, dan ryan pun menghampiri widya untuk minta maaf. Melihat ryan bergerak mendekatinya, widya pun melangkah mundur menghindari ryan dan berkata, " sudah tidak apa-apa kok".

Ryan yang melihat sikap widya yang ketakutan ketika dirinya hendak mendekati, membuat ryan merasa sangat menyesal. Wira yang sadar akan itu mendekati ryan dan berkata," ingat perjanjian kita untuk kalian bersaing secara sehat dan tidak melupakan persahabatan kita selama ini plus ingat cinta tidak bisa kau paksakan", kata wira sambil menepuk bahu ryan.

Ryan pun menundukkan muka nya karena malu dan merasa mengkhianati persahabatan mereka apalagi terhadap andre. Karena dia tahu orang yang pertama kali menyukai widya itu andre. Perasaannya sendiri ke widya baru muncul ketika dirinya geram melihat andre yang tak kunjung berani mendekati widya dan selalu menyakiti widya.