webnovel

Bestfriend or love?

Wira, ryan dan andre hanya bisa terdiam memandang ketiga wanita di depan mereka sangat menyayangi satu sama lain, persahabatan mereka bertiga lebih indah daripada persahabatan wira,ryan dan andre.

Perasaan para pria ini campur aduk antara sedih dan kagum melihat persahabatan para wanita di depan mereka yang sangat kuat.

Setelah puas menumpahkan semua perasaannya, widya pun membuka suara, " kok kita jadi cengeng gini sist malah buat make up kalian luntur dan jadi jelek di hadapan para pria tersayang kalian", goda widya. " ah widya mah selalu gitu, lagi sedih-sedihnya digoda terus", kata nadya segera menghapus air matanya. Dan lia hanya tersenyum mendengar perkataan sahabatnya dan ketika pandangannya tidak sengaja mengarah ke arah ketiga cowok di depan mereka yang ikutan galau melihat mereka menangis.

Mau tidak lia pun tertawa walaupun dirinya enggan melihat atau bertatapan muka dengan wira. " ikh lia aneh dari nangis tiba-tiba tertawa", kata widya menggodanya. " sini kalian lihat ekspresi para cowok tercinta kalian sangat lucu loh sekarang", kata lia berbisik. Seketika pandangan widya dan nadya mengarah ke depan dan mereka kaget ternyata mereka telah jadi tontonan para pria pujaan hati mereka, walaupun widya dan nadya tidak menampik bahwa ekspresi pujaan hati mereka sangat lucu tetapi rasa malu mereka jauh lebih besar.

" ikh lia, apanya lucu sich tapi malu banget tahu daritadi kita nangis dilihati mereka", cubit nadya gemas tehadap lia yang masih tertawa. Widya yang melihat lia sudah bisa tertawa kemudian tersenyum melihat sahabatnya sudah kembali ceria. Ia pun meraih tangan lia dan berjalan mendekati wira yang masih terlihat canggung dan heran.

" wid, elo mau ngapain bawa gue ke depan muka orang sudah menghina elo?", bisik lia penuh keheranan. Tetapi wira masih bisa mendengar perkataan lia seketika wajahnya menjadi murung. Widya pun tidak memperdulikan pertanyaannya sahabatnya itu tetap berjalan mendekati wira dan meraih tangan wira.

Widya pun membuat tangan wira dan lia menyatu dan saling berpegangan satu sama lain. Lia yang melihat itu segera ingin melepaskan tangannya dari genggaman pria itu tapi mengurungkan niatnya ketika widya berkata ," kalo elo melepaskan genggaman itu artinya elo mau buat gue merasa bersalah seumur hidup gue dan mengurung diri selamanya", ancam widya. " tapi wid...", kata lia pelan dan seketika terhenti.

" gak ada kata tapi lia! Elo juga berhak bahagia! Jangan elo menyiksa diri elo demi persahabatan kita! Gue tahu wira gak sejahat itu, wira juga berjuang membela sahabatnya sama seperti elo yang juga mati-matian membela gue di depan dia dan mengorbankan perasaan elo. Dan wira juga belum mengetahui semuanya sampai elo membongkar semua rahasia gue demi membela gue. Asal elo tahu kalian berdua punya sifat yang sama-sama lebih memilih sahabat kalian daripada memperjuangkan cinta kalian. Sudah sepatutnya kalian juga berhak bahagia dengan orang yang kalian cintai",tegas widya.

" benar yang widya ucapkan, apapun yang terjadi antara gue dan widya nantinya itu gak harus membuat kalian mengorbankan perasaan kalian, toh kami pun gak masalah kalian berhubungan walaupun sampai akhirnya gue dan widya gak bisa bersama", ucap andre pelan. " kalian jangan mengorbankan cinta kalian hanya karena kami. Jadi ingat apapun yang terjadi antara gue dan widya ataupun nadya dan ryan atau siapapun itu jangan sampai kalian atau siapapun mengorbankan cinta kalian terhadap orang yang kalian cintai karena kalian berhak merasakan cinta dari pasangan kalian",lanjut andre.

" tapi kalian juga jangan karena keasyikan pacaran jadi melupakan persahabatan kita", goda nadya yang kemudian disambut oleh tawa mereka semua. " mulai sekarang kita semua sahabat dan jangan meninggalkan persahabatan kita kalau di antara kalian yang putus atau tidak bersatu", lanjut ryan menegaskan.

Semua menganggukkan kepala menyetujui perkataan ryan. " wid, kamu kembali ke kamar yach istirahat lagi dulu", kata andre penuh perhatian dan mencoba membantu widya berdiri dan menopangnya karena kondisi widya yang masih lemas. Widya hanya pasrah dan mengikuti perkataan andre yang sudah membantunya menuju ke kamarnya.

" ciee.....sudah bisa terima andre ini jadi pasangan?", goda lia melihat sikap mesra kedua sahabatnya itu. Perkataan lia lantas membuat pipi widya menjadi merah padam. Melihat itu andre yang tadinya juga malu menahan hal itu dam mencoba membalas kembali perkataan lia, " kami sich masih pelan-pelan aja dulu, lebih baik elo mikirin apa jawaban yang bakal elo berikan ke GEBETAN yang di samping elo", kata andre sengaja menekankan kata gebetan sambil tertawa meninggalkan lia dan wira dalam suasana canggung.

Yang lainnya pun ikut tertawa melihat tingkah laku mereka yang berubah drastis karena perasaan malu yang memuncak. Kemudian ryan dan nadya memutuskan meninggalkan mereka berdua menyelesaikan masalah mereka, sehingga ryan dan nadya segera menyusul andre dan widya masuk ke dalam kamar widya.

Hal itu membuat wira dan lia semakin dalam keadaan canggung yang luar biasa dalam menghadapi satu sama lain. Mereka terdiam agak lama dan saling melangkah menjauh untuk menjaga jarak di antara mereka. Walaupun kadang mereka saling curi pandang terhadap satu dengan yang lainnya.

Karena gengsi mereka yang tinggi masing-masing membuat mereka tetap diam mematung masing -masing. Mereka terlalu takut mengeluarkan kata-kata dari mulut mereka karena mereka tidak mau saling menyakiti secara tidak sengaja. Yang nantinya malah memperburuk keadaan di antara mereka.