webnovel

Terpaksa?

~o0o~

Gabriel jadi malas berangkat ke sekolah.bukan!bukan karna di bulyy kemarin.ia sudah terbiasa di pukul,bahkan di sekolah lamanya ia pernah di pukul oleh gurunya sendiri.

Entah apa yang membuat orang-orang membencinya,setahu dia ia akan memukul jika orang itu memukul dirinya.

Gabriel masih ingat saat pertama masuk sekolah kelas 1 SMP tidak ada yang mau berteman dengan Gabriel.hanya satu yang mau berteman dengan nya yaitu teman sebangkunya.ketika kesusahan Gabriel selalu membantu teman sebangkunya.mengerjakan PR dan meminjamkan uang.

Tapi lama-kelamaan Gabriel mulai sadar bahwa ia telah di manfaatkan.Saat dimana ia di bully teman nya tidak membelanya bahkan ikut membully.dari situ ia selalu main sendirian,kerja kelompok pun selalu sendiri.

Hingga hari pertama masuk SMA TUNAS BANGSA ia berucap...

'Gue gak perlu temen jadi jangan kenalan sama gue'ucapnya ketika hari pertama sekolah di SMA TUNAS BANGSA.

Saat itu orang mulai membencinya.

Jika ada yang memukulnya papah nya selalu menyalahkan pada dirinya.seperti tadi malam ia di pukul oleh papah nya ketika pulang dari kantor. Gabriel hanya diam saat di pukul karna itu aturan di rumah nya tidak boleh membantah ucapan lelaki itu.

Gabriel di didik keras oleh Anton,sejak kecil Gabriel sering melihat pertengkaran Anton dan Lina.hal itu mempengaruhi sifat Gabriel yang kasar.

Sudah hampir jam 9 malam tapi Gabriel belum bisa tidur dadanya sesak.

"Apa gue pindah sekolah lagi ajah ya?"ucap Gabriel sambil menatap keluar jendela,ia melihat seorang anak kecil bersama orang tuanya tersenyum gembira.

Berbeda dengan dirinya yang tak pernah mendapatkan kasih sayang orang tua.mereka sibuk dengan urusan nya sendiri tanpa memikirkan perasaan anaknya.

ia tersenyum miris,setiap hari tak pernah tersenyum bahagia hanya ada senyum palsu,selalu.

Sedetik kemudian ia menarik nafas dalam-dalam.

"Gimana kalo gue membalik keadaan Alan yang gelisah?gue yang bahagia?"ucap Gabriel tersenyum iblis menandakan ia siap bertarung dngan si ketos songong itu.

*****

Pembalasan Alan tak pernah berhenti.seperti saat ini meja Gabriel di penuhi kertas-kertas yang di lumuri tinta.

'PERGI LO DARI SEKOLAH INI,KITA GAK BUTUH GEMBEL SEKOLAH DI SINIII!!"

Sambil menyimpan tas ia mengumpulkan kertas yang ada di mejanya dan merobek kertas tersebut dan membuang nya ke dalam tong sampah.

"Kadang gue suka heran,tuhan nyiptain mulut di depan buat ngomong langsung,kalo benci tuh gak usah pake tulisan tinggal ngomong gampang kan.iyakan DITA?"ucap Gabriel menekan kata Dita.

"Loh kok gue sih?"balas Dita ngegas.

"Gak usah ngelak,gue tau kok ini tulisan lo"

"Jangan nuduh sembarangan,lo gak punya bukti" ucap Dita semakin panik.

"Gue gak perlu bukti,denger suara panik lo ajah gue udah tau.ngaku ajah gue gak akan marah kok"ucap Gabriel berusaha menahan emosi.

"kok lo malah nyalahin gue sih,gue benci sama lo!!"ucap Dita dan berlari keluar kelas.

Tatapan Gabriel beralih ke arah Alan yang terlihat puas menyaksikan pertengkaran Gabriel dan Dita.

Karna sudah muak dengan keadaan Gabriel pun memilih untuk pergi kemana saja asal tidak melihat ketos sialan itu.

Gabriel berhenti di pinggir lapangan olahraga dan memutuskan duduk di atas rumput.

"Ekhem"

Suara deheman mampu mengalihkan tatapan Gabriel yang sedang melihat kelas lain olahraga. Gabriel berbalik dan mendapati bu Rahma tengah berdiri di belakang nya tersenyum manis.

"Eh...ibu"ucap Gabriel sambil tersenyum gaje.

"Kamu ngapain di sini nak?panas lo ini"ucap Bu Rahma seraya duduk di samping Gabriel.

'Lah si ibu udah tau panas,kenapa duduk di samping gue'batin Gabriel merasa heran.

"Em...di kelas gerah bu"Alibi Gabriel sambil pura-pura mengipasi wajah nya.

"Kalo di sini jadi adem gitu?"Tanya bu Rahma.

"Ehehe"Gabriel nyengir kuda karena kehabisan kata-kata.

"Yasudah ibu mau ngajar dulu ya,kamu masuk gih jangan bolos gak baik"ucap bu Rahma.

"siap buk"balas Gabriel menarik tangan nya di atas alis,memberi hormat.

Bu rahma terkekeh geli melihat tingkah Gabriel."ya sudah ibu pamit dulu asalamualaikum...."ucapnya seraya mengusap pucuk kepala Gabriel.

"Wa'alaikumsalam"balas Gabril.

"Hmm andai ajah mamah kayak bu Rahma baik dab penyayang"ucapnya pelan sambil memandangi punggung bu Rahma yang tertutup jilbab besar.

'mungkin bener kata mereka gue ini gembel,gak pantes sekolah di sini'batin Gabriel lalu bangkit berniat kembali ke kelas.

Namun langkahnya terhenti saat melihat Dita duduk di kursi taman sendirian sambil menangis.

Karna merasa bersalah Gabriel pun menghampiri Dita yang masih sesegukan karena habis menangis.

"Dita gue minta maaf soal tadi"ucap Gabriel sambil duduk di sebelah Dita.

"Gak briel,lo gak salah gue terpaksa ngelakuin itu"balas Dita menunduk mengakui kesalahan nya.

"Terpaksa?"tanya Gabriel.

"Iya gue terpaksa jalanin perintah Alan,kalo gak nurut dia ngancem gue bakal di keluarin dari sekolah.lo tau kan bapak si Alan?"ucap Dita lanjang lebar.

''Gue gak pantes temenan sama lo,gue jahat"lajutnya seraya membuang muka.

"Lo tenang ajah,gue bakal ngomong sama dia supaya gak neluarin elo"ucap Gabriel membuat Dita menatapnya.

"Serius?makasih"pekik Dita girang.

"hmm nanti lo bilang sama dia pulang sekolah temuin gue di roftop"ucap Gabriel sambil tersenyum iblis.

"okh,sekali lagi makasih...makasih....makasihh..." ucap Dita menghambur memeluk Gabriel.

"oii...lepasin gue.sesek!"ucap Gabriel karena pelukan dita sangat kencang.

"iya gue lepas,tapi boong"balas Dita kembali memeluk Gabriel.

*****

UP LAGI NIH.JANGAN LUPA KOMEN AND VOTE NYA BIAR AUTHOR TAMBAH SEMANGAT.

KEDEPAN NYA BAKAL LEBIH BOBROK LAGI.

OKH SELAMAT MEMBACA.