1 Upacara bendera

17 Agustus adalah hari yang sangat bersejarah dan pas untuk kita sebagai warga negara kembali mengenang jasa-jasa dari para pahlawan.

Mereka para pahlawan bahkan rela dan ikhlas menumpahkan darah mereka demi anak cucunya kelak agar tidak perlu merasakan pahitnya masa penjajahan yang mereka lewati.

Tapi apa yang tengah dilakukan oleh beberapa siswa diwarung pinggir lapangan itu sungguh tak patut untuk dicontoh.

Boro-boro memikirkan jasa pahlawan dimasa lampau mereka pun bahkan seakan tak peduli dengan masa depan mereka sendiri.

Dengan santainya sekelompok siswa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 siswi tersebut menghisap rokok yang dihisap mereka secara bergiliran tanpa peduli dan takut kalau-kalau ada guru yang akan memergoki mereka.

"Beb, nanti malem si arka ngajak tanding lagi kayak biasanya. Tapi kali ini taruhannya lumayan gede loh beb.k amu ikut kan?"  Ucap seorang siswi yang tengah menghisap rokok ditangannya sambil bergelayut mesra pada lengan seorang siswa disampingnya.

Karin siswi yang bisa dibilang salah satu most wanted di kelas 12. Parasnya memang cantik dengan postur tubuh yang agak kurus memang menjadi idola beberapa siswa di sekolahnya.

Namun sayang sifatnya yang bitchy membuat beberapa orang juga tak menyukainya dan seakan memilih untuk tak mempunyai urusan dengan nya.

Bayu seorang siswa yang  kini lengannya tengah digelayuti oleh Karin dengan mata berbinar-binar pun tak luput dari pesona Karin.

"Iya sayang aku pasti Dateng kok" ucap Bayu sambil mencubit gemas dagu Karin.

Karin pun yang diperlakukan demikian dengan cepat mencium bibir Bayu dengan mesra.

Sedangkan siswa-siswa yang dari tadi bersama mereka pun hanya bisa menyoraki sambil diam-diam mengumpat membayangkan bagaimana rasanya mencium bibir most wanted sekolah mereka.

"Bayu!" Mereka pun dikagetkan dengan kedatangan seorang siswi dengan paras yang cantik, dengan body yang bisa dikatakan jarang seorang siswi SMA mempunyainya,dan rambut gelombang berwarna coklat sepunggung.

Salah satu troublemaker dan juga most wanted sekolah, siswi kelas 12 yang terkenal akan kejudesan dan kecantikanya Riana.

Dengan langkah yang sedikit dihentakkan Riana menghampiri Bayu yang tangannya masih digelayuti oleh Karin.

"Kamu kebiasaan deh bay ninggalin aku, aku kan tadi mau nebeng kamu kesininya." Dengan nada judesnya Riana berbicara sambil menatap sinis kearah lengan mereka.

Ya Riana dan Bayu memang tetangga dan dari orok  mereka sudah terbiasa bersama bahkan pulang pergi sekolah. Tetapi kebiasaan tersebut mulai hilang ketika Bayu sudah memiliki pacar,

Siapa lagi kalau bukan uler Amazon Karin.

"Hay cantik, kalau bayunya gak bisa anter jemput kamu Abang rela kok ngegantiinnya" sahut salah satu teman Bayu dengan nada merayu yang menjijikkan.euuww

"Gue gak ngomong sama Lo ya." Ucap Riana dengan nada jengkel.

" Wihh, tambah galak aja sih neng," ucap siswa yang lain yang memang pernah satu kelas dengan Riana dulunya.

"Ya kan Lo tau sendiri gue jemput karin, Ria" ucap Bayu mencoba menjelaskan situasinya pada Riana.

Belum sempat Riana menjawab perkataan Bayu, mereka dikagetkan dengan suara guru yang seperti sudah dekat dari lokasi mereka  berkata bahwa mereka harus segera berbaris di lapangan.

Dengan panik mereka akhirnya kabur menyisakan Riana yang akhirnya ditemukan oleh sang guru seorang diri.

Riana hanya bisa terbengong sambil menatap tak percaya.

Dia ditinggal?.

Dengan enggan Riana pun masuk ke barisan untuk mengikuti upacara bendera.

"Lo dari mana aja sih Ria?" Tanya meta salah satu teman dari Riana

"Gue nyamperin Bayu met, tapi dia lagi gabung sama geng gak jelasnya, ada uler Amazon lagi tadi." Ucap Riana kesal.

Meta yang mengerti bagaimana perasaan Rania pun memilih diam tidak melanjutkan percakapan mereka.

"Siap gerak, setengah lengan lencang kanan gerak." Ucap komandan didepan barisan. 

Selain harus berbaris panas-panasan dengan sekolah lain yang masih satu kecamatan?,ada satu hal yang amat sangat menjengkelkan bagi Riana yakni baris-berbaris.

Bukan tanpa alasan dirinya tidak menyukai hal tersebut, karena yang ada difikiran Riana buat apa harus geser sampai 3 langkah kalau ujung-ujungnya kembali ke posisi semula.

Karena sudah bosan dengan komando yang menurutnya tak jelas Riana pun memilih untuk berjongkok saja guna mengistirahatkan kakinya yang mulai pegal.

Di pikiran Riana masih saja terasa dongkol sebab sikap Bayu yang  perlahan sudah mulai berubah, Bayu  seperti sudah tidak begitu menghiraukan dirinya  lagi dan malah memilih meninggalkannya dan memilih pergi dengan temannya meninggalkan Riana seorang diri tadi.

Riana masih terus saja mendumel dengan posisi yang sama yaitu berjongkok.

Saking fokusnya mendumel dirinya  tidak sadar bahwa sedari tadi  sudah berkali-kali dirinya dipanggil oleh teman  yang ada disebelahnya untuk berdiri. Riana pun tak mengindahkan atau bahkan tidak mendengar ucapan temannya itu.

Ketika tengah asik berjongkok Riana seketikamdikejutkan dengan tarikan agak keras yang dirasakan di rambutnya.

Srek aww..

Oke siapa yang berani macam-macam sama gue pikir Riana.

Dengan sekali gerak Riana pun menyentak tangan yang berada di rambutnya, Riana pun berdiri dan saat bersamaan ketika ia menolehkan kepalanya ia pun juga mengumpat.

"Anj**g" Umpat agak keras Riana sampai beberapa siswi yang disekitarnya pun mendengar umpatan yang diucapkan oleh Riana tersebut.

"Ibu ngapain main Jambak rambut saya" tanya Riana dengan dagu dinaikkan menantang.

Aura permusuhan pun tak lepas dari mata Riana, siswi-siswi yang berada disekitarnya pun merasakan ketegangan yang mencekam dari mereka terutama Riana.

Ya, walaupun mengetahui pelaku yang telah mengganggu ketenteramannya barusan adalah seorang guru sama sekali tak membuat Riana merasa takut.justru dia merasa berkali-kali lipat lebih jengkel karena mengetahui bahwa yang mengusiknya adalah guru yang selalu mencari masalah dengannya.

Seperti malu sendiri karena muridnya yang berani menantang dirinya di depan banyak siswa, akhirnya sang guru pun angkat bicara.

"Dari tadi saya udah manggil kamu ya buat berdiri, barisannya lagi diatur tapi kamu malah enak-enakan  jongkok" ucap sang guru dengan nada sedikit diangin-anginkan.

"Ya kalau saya gak denger kan bisa dicolek aja bahu saya atau apalah gitu,

Gak usah main tarik rambut orang, bisa kan?". Ucap Rianatak mau kalah.

Perlahan sang guru dan Riana pun sudah dikerubungi oleh banyak siswa.

Tak mau mengambil resiko sang guru pun mengalah dan mundur keluar dari barisan.

Tatapan Riana masih tak lepas dari tubuh sang guru rese, bahkan badannya pun masih mengahadap ke belakang barisan.

Perlahan sang guru ngesok? Itupun mendekati seorang pria sambil seperti membisikan sesuatu.

Hal itu pun tak lepas dari pandangan Riana perlahan tapi pasti pandangan sang lelaki dan Riana pun bertemu.

Entah kenapa walaupun jarak mereka cukup jauh tapi Riana bisa merasakan aura intimidasi yang sangat besar.

Riana pun berbalik badan dengan bertanya-tanya.

"Siapa sih tuh cowok?".

avataravatar
Next chapter