21 Hari pertama bekerja

Matahari Pagi menyeruak masuk ke kamar tidur mereka. Jun melihat istrinya masih tertidur pulas disebelahnya, Ia berusaha membangunkannya dengan lembut.

"Ini hari pertamamu bekerja sayang, kau tak mau terlambat di hari pertamamu bekerja, bukan?" bisik Jun ke telinga Bella dengan lembut sebelum mencium ke area rambutnya.

Bella, yang masih terbuai dalam mimpi, tersadardengan bisikan lembut suara suaminya yang mengingatkan tentang pekerjaan barunya pada hari ini.

Bella meluruskan kedua lengannya untuk merenggangkan badannya untuk membangunkan otaknya dari alam mimpi.

Bella yang tersadar langsung bangun dari tempat tidurnya dan berlari ke kamar mandi. Seperti biasanya, Jun selalu menyiapkan semua pakaian Bella sebelum dia keluar dari kamar mandi.

Dia ingin istri tercintanya selalu tampak anggun dan cantik. Bella yang menyadari hal itu, dia sangat bersyukur mempunyai suami yang sangat perhatian dan selalu berusaha melindunginya, seperti Jun.

Saat Bella telah selesai mandi dari kamar mandinya, dia berjalan ke ruang baju dan memeluk tubuh suaminya dari belakang.

Jun membalikkan badan dan memeluk erat istrinya dan mencium rambut istrinya sebelum turun ke bibir tipisnya yang merekah dan mengundang. Bella menghentikan ciuman suaminya dengan nafas terenggah-engah.

"Sayang… ingat kita harus pergi bekerja," Bella tersipu malu melepaskan dirinya dari rengkuhan suaminya.

"hey… boss mu sedang berdiri di depanmu saat ini…" Jun mengoda suaminya.

Bella berusaha mengabaikan godaan suaminya dengan menyibukkan diri untuk memilihkan dasi suaminya.

Bella berusaha mencocokkan dasi dengan setelan jas yang dipakai oleh Jun, beserta jam tangan dan kancing manset kemeja.

Jun merasakan Bahagia di lubuk hatinya yang paling dalam melihat perhatian dari istrinya. Ketika Bella sudah puas dengan pilihannya, dia segera memakaikannya di leher Jun dan kedua tangan suaminya.

Hal tersebut membuat cinta mereka berdua tumbuh semakin kuat dan bersemi setiap harinya.

Setelah mereka bedua telah siap dengan pakaian kerja mereka. Mereka bergandengan tangan menuju ruang makan. Pengatur rumah mereka, ibu Wang, telah menyiapkan sarapan pagi mereka. Ben pun telah menunggu di ruang makan untuk menyerahkan laporan pagi untuk bos nya dan jadwal hariannya.

Jun menunggu hingga istrinya menghabiskan sarapan paginya sebelum mereka berangkat menuju ke kantor.

Mereka naik ke mobil Bentley hitam Jun dan dalam perjalanan Bella merasakan sesuatu yang menganggu pikirannya.

"Apa yang ada di dalam pikiranmu?" tanya Jun pada istrinya yang terlihat gelisah dalam perjalan. Jun yang sedang sibuk membaca laporan di dalam Ipadnya terlihat sangatlah tampan.

"kau mengijinkan aku untuk bekerja sekarang. Berapa lama kita akan tinggal di sini?" tanya Bella pada suaminya.

Jun yang terhenyak dengan pertanyaan dari istrinya dan menghentikan semua aktivitasnya sebelum menatap lembut muka istrinya

"Jujur padamu pada saat ini aku sendiri belom tahu sampe kapan kita akan tinggal di kota ini… apa yang ada dalam beban pikiranmu?"

"Jun, aku harus tahu sampai kapan kita akan berada di kota ini?" Bella menanyakan hal tersebut dengan muka serius bercampur khawatir.

"Apa yang ada dalam pikiranmu? Apa yang membuatmu khawatir tentang berapa lama kita berada di negara ini?" Jun membelai lembut rambut istrinya untuk menenangkannya.

"Jun, aku belum selesai kuliah lalu hal ini tidaklah adil bagi Linda apabila aku tidak membayar separuh dari sewa apartemen kami di swiss… lalu uang yang aku hasilkan di negara ini tidak akan cukup untuk menbayar separuh dari harga apartemen kami setiap bulannya," Bella yang protes terhadap jawaban suaminya. Dia merasa binggung apabila harus tinggal di negara ini terlalu lama.

Jun tersenyum dengan lembut padanya dan merengkuhnya dalam pelukannya sebelum mencium keningnya.

"Aku akan mengurus segala sesuatuyang berhubungan denganmu. Ingat aku ini adalah suamimu dan hal tersebut telah menjadi tanggung jawabku Ketika aku menjadikanmu pasangan hidupku," Jun menenangkan istrinya yang sedang galau. Tetapi, Jun menyukai sisi yang bertanggung jawab dari istrinya untuk hal pekerjaan maupun pribadinya.

"tetapi pekerjaanku di Montreux? Mencari pekerjaan bukanlah hal yang gampang di kota itu," Bella yang tadinya menyandarkan kepalanya di bahu Jun, segera membalikkan badannya.

"Bos besar telah membeli hotel tempatmu bekerja nyonya besar… Jadi anda tidak perlu kawatir tentang pekerjaan anda," Ben menyeletuk dari tempat duduknya di depan dan membuat Jun segera menatap tanjam ke asistennya tersebut. Ben segera membalikkan badannya setelah mendapat tatapan yang mematikan dari bos nya.

Bella tertawa melihat perlakuan Jun kepada asisten pribadinya tersebut. Jun akhirnya ikut tersenyum setelah melihat istrinya tidak terlalu khawatir lagi.

Mereka sampai di depan pintu masuk lobby dari Gedung perusahaan Shin. Supir Jun berhenti tepat di depan area lobby. Dia segera membukakan pintu untuk nyonya besarnya, sedangkan Ben membuka pintu mobil untuk bos besarnya.

Bella yang sedang salah tingkah tidak segera keluar dari mobil. Tetapi menunggu Jun untuk segera berjalan masuk kedalam Gedung.

Jun tidak bergeming dan berdiri disamping pintu mobil tempat bella duduk. Bella tidak mau keluar dari mobil dan menolak berjalan dengan suaminya.

"Jun… masuklah dulu ke dalam Gedung…" Bella memberitahu ke suaminya. Suaminya tetap tidak bergeming berdiri menunggu Bella keluar dari dalam mobilnya.

Bella tidak mempunyai pilihan lain selain keluar dari mobil dan mengikuti Langkah suaminya yang sengaja memperlambat langkahnya.

"Tuan Shin… silakan masuk ke dalam gedung terlebih dahulu dan saya akan melapor pada anda," Bella berpura-pura mengatakan kepada suaminya yang tanpa ekspresi di mukanya.

Bella sadar Ini adalah perusahaan suaminya dan suaminya juga merupakan presiden perusahaan yang berskala internasional tersebut, jadi Bella mau menjaga nama baik dan kewibawaan suaminya di depan karyawan dan kolega bisnisnya. Bella bertindak dan berperilaku dengan etika kerja professional, terlepas dari hubungan mereka sebagai suami istri, tapi di perusahaan, Bella adalah karyawan administrasi.

Jun yang baru sadar akan keinginan istrinya dan terkagum-kagum dengan tingkah laku istrinya yang bisa membedakan antara hubungan pribadi dengan hubungan di tempat kerja.

"Ben… tugasmu mengantarkan Bella ke tempat kerjanya dan pastikan dia sampai dengan selamat dan baik-baik saja. Apabila aku mengetahui bahwa seseorang memperlakukan istriku dengan tidak hormat atau meremehkannya di perusahaan tempat tinggalku sendiri. Aku tidak akan segan-segan untuk memecatnya saat itu juga termasuk dirimu… camkan itu!" Jun memberikan ultimatum kepada asistennya yang loyal.

"baik, bos… saya akan melaksanakannya. Tetapi, bagaimana dengan laporan sebelum pertemuan direktur pagi ini," Ben menanyakan hal tersebut pada bosnya.

"Selesai dan pastikan bahwa istriku telah menyesuaikan diri di tempatnya baru kau melaporkan. Tunda meeting dengan direktur sejam kemudian," Jun menegaskan.

"Lalu jadwal bos selanjutnya," Ben serasa ingin menanggis mendengarkan permintaan bosnya.

"Perlu aku mengatur jadwalku sendiri… apakah posisimu sudah tidak diperlukan lagi sehingga aku harus mengatur semua jadwalku sendiri," Jun berkata dengan muka dinginnya dan meninggalkan Ben yang ingin menangis mendengarkan kata-kata bosnya.

Bella hanya bisa menepuk-nepuk ringan bahu Ben untuk menguatkan hatinya.

avataravatar
Next chapter