1 1. Kalau di buku feel nya dapat

Seorang perempuan sedang melipat tangannya sambil bersender di depan pintu dengan tatapan meremehkan

"Ck! Bisa-bisanya orang kayak lo bully orang lain"

"Apa maksud lo?"

"Punya kaca gak di rumah? Atau—"

Perempuan itu berdecak kasar kemudian membawa orang yang baru saja ia cibir ke depan kaca

"See, lo gak ada apa-apanya di banding orang yang lo bully, cuman modal make up tebal doang. Bisa bawa pulang juara olimpiade matematika gak? Enggak kan, makannya jangan bully orang." Ucap orang itu sambil menatap cermin yang menunjukan mereka berdua

"Sialan"

Perempuan itu mengendikkan bahu "kalo lo sadar diri lo gak bakal malu-maluin diri sendiri kayak gini, tapi kayaknya lo emang kurang keterampilan dalam sadar diri. So, selamat atas mempermalukan diri sendirinya."

"And, one more. Kalo sampe gue liat lo bully orang lagi, gue pastiin kelulusan lo bakal rumit"

Perempuan itu keluar dari kamar mandi, sambil membawa siswi yang ia lihat sedang di bully sebelumnya

"Lo gak papa?"

"Gak papa, makasih"

Perempuan itu hanya mengangguk,setelah itu melenggang pergi. Tidak ada pembicaraan apapun lagi

⏳⏳

Zephyra Aileen Eugenia,perempuan berambut pendek yang baru saja melerai hal yang sangat ia benci. Perempuan yang sering orang sebut 'badas' dan 'cool' itu benar-benar membuat orang lain menjadi ter Zephyra-Zephyra.

Padahal Zephyranya sendiri terlihat sangat bodo amatan dan cuek, tapi ia tidak tahu kenapa orang menganggapnya keren,bahkan Ze pikir hidupnya sangat flat dan sama seperti remaja lain, tidak ada yang spesial.

"Kemana aja syalan, ke toilet sampai setengah jam"

Ze mengendikkan bahu setelah itu duduk dan memakan makanan yang sebelumnya di pesan oleh temannya

"Orang tanya tuh di jawab Zephyra" Kelakar karen

"Gak liat gue lagi apa?" Desis Ze yang di tanggapi dengusan oleh lawan bicaranya

Karenina Nadira Perlita, satu-satunya teman yang Ze punya. Percaya tidak percaya, memang begitu kenyataannya. Menjadi salah satu orang yang famous di sekolah tidak semerta-merta membuatnya juga banyak teman, dan Ze juga tidak mempermasalahkan itu. Hanya satu dan jika memang bisa saling mengerti kenapa harus 2 bahkan lebih, Dan mungkin itu juga salah satu alasan kenapa Ze berpikir bahwa hidupnya Flat. but she's enjoying her life

Ada satu hal yang bisa membuat seorang Zephyra marah, ketika ia sedang membaca novel atau sejenisnya, kemudian ia di ganggu. Sudah ada satu korban yang tangannya harus di gips karena Ze pelintir. Come on Ze bukan tipikal orang yang akan ingkar dengan apa yang sudah ia bicarakan

"Apanih? Jadi alesan lo lama di toilet karena ini" Ujar Karen sambil menunjukan foto yang ada di dalam layar handphonennya

Ze tersenyum tipis, tanpa di jelaskanpun temannya pasti akan tahu, bagaimana tidak. Karen masuk ke dalam grup lambe

"Good,tingkatkan"Karen mengacungkan jempolnya

"Novel gue abis,nanti pulang sekolah gue mau beli, ikut gak?" Tanya Ze

Karen mengangguk "Ikut dong, gue juga mau cari buku."

"Ok"

Zephyra sama seperti remaja lain. Ia juga menyukai hal-hal berbau buku,atau novel yang akhir akhir ini trend di kalangan remaja. Mau berbentuk book, atau e-book. Ze Menyukainya jika memang ceritanya menarik untuk ia baca

⏳⏳

"Lo cari buku genre apa Ze?"Tanya Karen

Ze mengendikkan bahu "genre apa aja, kalo menarik buat gue baca,ya gue beli"

"Gue punya rekomendasi,terbitan dari salah satu aplikasi e-book, penulisannya juga rapi. Genrenya fanta—"Ucapan Karen terpotong

"NO! Kecuali itu. You know Me kar" potong Ze cepat

Karen menghela napas, Ze memang sangat tidak suka dengan genre Fantasy "Gak mau coba?"

"Udah,dan gue gak suka." Jawab Ze mutlak

"Ck! Ok"

Ze mengambil salah satu buku di rak kemudian membaca deskripsinya,saat merasa menarik iapun memasukannya ke dalam keranjang di susul beberapa buku lain

"Udah?" tanya Karen sambil melihat buku apa saja yang Ze beli

"Gak aneh, lo pasti ngambil buku yang ada posesif posesifnya. Kenapa sih Ze? Lo suka cerita kayak gitu, atau lo emang suka kalo orang posesif'in lo?" Tanya Karen

"Gue cuman suka cerita, kalo di dunia nyata gak suka" Jawab Ze

"Kenapa?" tanya Karen lagi

"Kalo di buku feelnya dapet. Kalo di dunia nyata malah eneg, terlalu di atur juga gak enak" Ujar Ze seadanya

Karen mengangguk menyetujui,apa yang di ucapkan Ze memang benar. Sama halnya dengan Ze, Karen juga menyukai cerita dengan tag possesive meskipun ia lebih menyukai cerita fantasy

•••

"Hai Mom" Sapa Ze saat masuk ke dalam rumah

"Haii, sayang. Kok baru pulang"Tanya Reina (Momy Ze)

"Tadi mampir beli buku dulu" Ujar Ze sambil mengangkat paper bag berisi buku yang ia beli sebelumnya

"Yaudah, gih mandi dulu udah itu turun ke bawah buat makan"Ujar Reina

"Ok"

°°

"Siapa yang bolehin kamu makan mie?" Gertak gerald

"Apa? Adek makan mie?" Tanya anak Keempat sambil mendekat ke arah sang adik

"Mau di hukum hmm? Udah berani sekarang"Ujar anak ke dua datar

"Baru sekali ini kok, aku udah lama gak makan ini" Ujar adik perempuan mereka satu-satunya, dengan sedikit takut

"Berani jawab juga" bentak Gerald

"Maaf" ujar adik perempuan sambil menunduk

"Kamu pengen di kurung di kamar!" Ancam anak kedua

Lexa menggeleng cepat "Enggak,jangan"

"Terus ini apa? Gak ada yang bolehin kamu makan makanan gak sehat kayak gini" Bentak anak keempat

"Nih, minum susunya sampai habis. Kalo enggak siap-siap abang kurung di kamar"Ancam Gerald

"I—iya"

"Ada apa ini"tanya seorang pria dengan suara berat sekaligus serak

"Itu Dad, Adek makan mie" Ujar anak keempat

"Hah? Kok bisa, siapa yang bolehin" Tanya Sang ayah dengan marah

"Gak ada, dia diam-diam makan itu Dad" jawab Gerald

"Lexa, Dad kan udah bilang gak boleh makan-makanan kayak gitu" Ujar sang ayah tegas

"H---hiks"

Duk~

Ze langsung menutup novelnya kasar,sambil menghela napas malas

"Ck! Gue paling males kalo liat yang lemah kayak gini nih, dikit-dikit nangis" gerutu Ze

"Tinggal lawan aja apa susahnya sih, paling di usir dari rumah. Lagian kalo emang keluarganya possesive juga gak bakal tega sampai ngusir"

Lucu.rasanya lucu jika Ze sudah misuh-misuh seperti ini, bukan apa-apa di luar ia memang terlihat cuek, tapi saat sendiri sambil membaca buku. Ze bisa menjadi orang tercerewet karena mengomentari setiap cerita yang menurutnya tidak sesuai dengan apa yang ia mau

Ze membaringkan tubuhnya di ranjang, sambil menatap langit-langit kamarnya

"Kalo gue punya keluarga possesive,gue gak bakal tuh lemah kayak gini. Gue lawan aja, kan seru"

"kalo terus tunduk justru possesivenya bakal makin parah"

Ze menggelengkan kepalanya pelan "Ok,stop it Ze. Lo anak tunggal dan keluarga lo gak possesive. Jadi lo gak bakal ngerasain itu, So nikmatin hidup lo yang sekarang,dan berhenti ngehalu"

Ze perlahan menutup matanya, setelah mengucapkan kalimat untuk dirinya sendiri "Good night Ze"

⏳⏳

Ze mengerang, saat suara jam weker dengan keras mengganggu tidurnya

Ze berusaha menggapai jamnya untuk mematikan suara yang sangat bising itu, Ze sedikit membuka matanya untuk melihat jam berapa sekarang

Sontak matanya terbuka,karena jam sudah menunjukan pukul 07.00, sial dia kesiangan dengan tergesa gesa Ze masuk ke dalam kamar mandi dan bersiap,

Seperti ada yang aneh, tapi Ze tidak terlalu memikirkannya,yang terpenting sekarang adalah ia harus berangkat sekolah

"Mom, Aku berangkat dulu yah. Nanti aja sarapannya di sekolah"

"Siapa bilang boleh sarapan di sekolah?"

Ze diam di tempat, wait. Sungguh Ze sama sekali tidak kenal suara siapa itu

"Lexa, balik tubuh kamu dan sarapan sekarang"

"Le—xa. What? Shit! what is this!" Umpat Ze dalam hati.

Bagimana tidak, namanya Zephyra,bukan lexa. Sial lelucon macam apa ini!

avataravatar
Next chapter