19 Bukan Main-main

Selangkah lebih awal sekarang telah mengantarkan dimana Bening mencoba untuk merubah sikap kepada setiap orang, tetapi meskipun juga ini bukan terlalu buruk jika dia harus mencoba mengikuti pergerakkan apa yang dikatakan oleh laki-laki berstatus sebagai bodyguardnya selalu diarahkan ejek sang peresek.

Fajar kali ini dia berada di rumah seorang diri dengan laki-laki itu saja dimana malah berada di dapur untuk melakukan sebuah tindakan memasak meski saat ini belum bisa, Bening yang telah mengerahkan usaha malah menyenggol wadah makanan di dekatnya meski belum ada isi malah membuatkan terbangun Tirta yang tertidur pulas.

Bangunnya sang bodyguard itu juga mengerahkan menuju ke sana hingga adanya malah justru membantu perkara memasak, Tirta merasa sedikit bisa mengendalikan isi hati perempuan di dekatnya sama dengan apa yang dikerahkan bos Leo untuk mengetuk hati anaknya yang terkenal cukup nakal setelah mengenal laki-laki bernama Bara.

"Orang memasak itu harus tenang dan pakai perasaan biar cipta rasanya pas nanti, mau apa nanti kalau makanannya justru malah jadi hambar. Enggak kan? Sini aku ajarin motong bawang putih kayak begini adanya."

Tangan laki-laki itu berada di atas tangan Bening dan tubuhnya kali ini menyentuh punggung perempuan di depannya lalu perlahan mengajarkan pemotongan secara rapi meskipun begitu Tirta justru membayangkan yang tidak-tidak, hingga hadir sudah cukup rapi mencoba dilepaskan sekarang dan segala tindakan dia berusaha mengerjakan lain.

"Aku malah justru berasa kita ini kayak memiliki ikatan gitu ya? Ya seperti pasangan suami istri."

"Uhuk, uhuk, uhuk, uhuk."

"Kamu kenapa keselek sama baksonya?"

"Bukan, bukan apa. Tapi keselek cinta kamu yang secara tiba-tiba sekarang, ya sudah lanjut aja cintanya eh memasaknya."

Tirta yang serba salah sekarang malah justru menuju ke depan tanpa harus mengetahui akan apa dikerahkan sekarang, tetapi meskipun begitu juga perempuan itu juga merasakannya bahwa sedikit demi sedikit akan mengenai cinta seorang bodyguard resek akan terbalaskan juga meski masih menunggu waktu yang tepat.

Bening yang masih mengerahkan memasak sekarang mengambilkan selesainya langsung menata di meja makan hingga ia sendiri langsung bersih-bersih lalu berdandan cukup feminim, rasa ini tak seperti biasanya yang tenang namun malah detak jantungnya begitu berdebar-debar hingga salah tingkah sekarang dan bahkan ketika berdandan hendaknya malah justru sangat kelupaan.

Keluanya perempuan itu dengan penampilan cukup natural telah memanggil Tirta dan yang ada mendapatkan sebuah pelukkan, entah sejatinya apa yang dipikirkan laki-laki tersebut justru hendak mengatakan sesuatu kembali ada seorang penggangu entah dari dalam tubuh Bening sendiri maupun juga mengenai luar dengan sebuah telepon berulang ulang kali namun hadirnya justru tidak ada sebuah jawaban.

"Halo, dengan siapa di sana? Halo, halo, halo!"

"Siapa pagi-pagi begini mengganggu momen pacaran?"

"Gimana, mas?"

"Bukan apa, aku cuman tanya siapa yang sekarang telah mengganggu orang rumahan?"

Laki-laki itu sama sekali enggan memberikan pengakuan lagi hingga hadirnya saat ini justru menyembunyikan meski sejatinya juga terpikat akan mengenai kecantikan natural dari perempuan itu, tetapi sedangkan Bening sendiri masih diambilkan begitu bingung bagaimana bisa mendapatkan cintanya dari Tirta yang belum juga memberikan sebuah respon.

"Sudah kamu jangan pegangin itu gagang telepon, mending pegang punya aku sekarang."

"Maksudnya?"

"Sudahlah kamu enggak usah bohongi perasaan kamu, sekarang yang paling penting kamu harus banyak makan dan aku tidak mau kalau kamu maupun dalam kandungan kamu justru sakit. Sekarang kamu makan pokoknya."

"Suapin, suapin ya? Suapin."

"Eh malah justru manja dianya, ya sudah sekarang kamu makan aku bakalan menyuapi kamu sampai kamu benar kenyang juga adanya."

Kualitas makanan sekarang cukup benar jika mengenai kehambaran tetapi meskipun begini mereka justru nampak begitu senang karena bersama-sama menjalani hari, tetapi meskipun begini Bening juga tidak mau kalah dalam memberikan sebuah suapan demi suapan ke arah Tirta adanya.

Sebuah pekara ini sekarang yang telah dilakukan tiba saja ada seorang pengganggu lagi masuk ke dalam ponsel Tirta malahan lebih berbahaya adanya, panggilan itu telah mengerahkan dimana ada sebuah pesan bahwa tak seberapa lama lagi jika mengenai dirinya atau orang terdekatnya akan mendapatkan masalah cukup serius sekarang.

Menemukan akan jalan ini tentu saja Tirta sangat marah karena telah memberikan sebuah ancaman hingga sekarang justru dia tidak mau memberitahukan kepada Bening bahwa bisa mengambilkan tak tenang, laki-laki itu pun meyakini bahwa dibalik ancaman sekarang jelas ada sangkut pautnya dengan orang di balik jeruji besi itu.

"Kamu mau ke mana, mas Tirta?"

"Aku ada urusan sebentar."

"Terus kamu tega meninggalkan aku begini, aku sangat takut sendirian dan bisa saja nanti ada orang suruhan Bara untuk membalaskan dendam aku tentunya."

"(Jelas aku juga tidak mungkin menceritakan mengenai ini kepada Bening yang bisa saja berbahaya untuk janinnya, tetapi jika aku ajak juga malah ada buruknya akan diketahui. Ya sudah deh jika begitu aku akan melakukan rencana.)"

"Kok malah bengong si kamu, jadi gimana apa aku boleh ikut dengan kamu sekarang?"

"Iya boleh, tapi sekarang kita makan dulu. Ya aku mau ganti baju dulu lagian kamu sudah wangi aku malah masih begitu bau banget kayak begini malahan."

"Pantesan aja ya baunya kek aneh gitu ternyata kamu belum mandi, udah sana sekarang kamu mandi. Apa mau aku mandiin?"

"Enggak usah ngaco deh kamu."

"Ha ha ha, ya kali mau adanya. Ya namanya juga cinta."

Bening pun sendirian hingga saat ini justru berusaha semaksimal mungkin untuk menyantap makanan lagi tetapi berulang kali dari luar terdengar sebuah suara ketukan pintu tetapi belum tahu akan siapa orang bertamu pagi-pagi buta, ia pun penasaran dan berpikir bahwa mengenai ini dirinya juga sama sekali tidak ada janji dengan teman artisnya maupun lain datang ke rumah.

Berjalan menuju ke luar dia malah justru sama sekali tidak menemukan siapapun di sana tetapi ketika hendak melangkah menuju ke meja makan lagi ada lagi sebuah suara bel maupun ketukkan, Bening yang berjalan ke depan sama sekali tidak ada tamu dan dengan sedikit ketakutan langsung masuk ke dalam lalu mengunci sangat begitu rapat pintunya.

Tiba saja juga perut Bening terasa sangat sakit hingga hadir dimana laki-laki itu justru mengarahkan melihat wajah perempuan tersebut sangat begitu pucat, akan tetapi bersamaan dengan ini Tirta mencoba mengalihkan yang sejatinya ingin menuju ke sebuah tahanan dan memberikan perhitungan dalam perkara ancaman barusan dirinya terima.

"Oh ya kamu jadi ikut pergikan sama aku? Hey, ya elah malah justru melamun ini anak orang."

'Muah' Sebuah kecupan itu telah diberikan kepada Bening yang malah justru mengerahkan akan mendapatkan rasa terkejut.

avataravatar
Next chapter