webnovel

DUA

WOW!!

Ungkapan itu bahkan tidak bisa mewakili semangat dan ketakjubannya. Ares merasa dunia telah terbuka tepat di depan matanya.

"Kau sebut apa ras kita?"

"Tories." Lilian tersenyum oleh antusias Ares.

Dua pendatang baru itu sebenarnya adalah pemandu. Mereka datang khusus untuk menjemput anak-anak yang terbangun.

"Kau bilang semua legenda pahlawan kuno maupun makhluk-makhluk mitos dunia berasal dari entitas tunggal yang adalah Ayah kita?"

Lilian mengangguk.

Ares benar-benar ternganga tidak percaya.

Dia mencoba mengingat setiap legenda. Di Yunani ada mitologi tentang Olympus dengan dewa tertingginya Zeus. Inggris memiliki Raja Arthur yang paling terkenal dalam sejarah. Atau Jepang, ada sesosok makhluk mitologi berwujud wanita cantik setengah laba-laba dengan delapan kaki. Gumiho juga cukup dikenal oleh orang Korea. Di Indonesia sendiri ada sesosok penguasa laut selatan, Nyi Roro kidul. Bahkan makhluk-makhluk mitos seperti Naga, Phoenik, Pegasus, Siren, semua ini, dan banyak lagi yang tidak disebutkan, hanyalah entitas tunggal yang dikemas dalam banyak wujud.

Dan hari ini Ares belajar bahwa makhluk ini dikenal sebagai Godfather oleh keturunannya. Meskipun tidak ada yang pernah melihat sosoknya yang nyata, satu hal yang pasti. Dia kuat dan abadi. Seorang pengelana yang menikmati hidupnya dalam kebebasan yang ditawarkan dunia.

Ras Tories sendiri adalah jejak yang ditinggalkannya. Mereka adalah benih yang membawa bagian kecil dari kekuatan Godfather. Tapi ini hal yang acak. Dari milyaran wanita yang pernah disentuh Godfather hanya kurang dari satu persen yang berhasil dibangkitkan. Sisanya hidup seperti manusia biasa.

"Godfather memberi kebebasan pada Tories. Selama kita tidak banyak memengaruhi manusia, Godfather tidak akan ikut campur. Meskipun begitu, sangat tidak nyaman untuk hanya tinggal dan membaurkan diri di dunia manusia. Apakah kau merasakannya? Sayap Tories adalah bagian dari dirinya. Identitas dan harga diri kita. Apakah kau rela hanya menyembunyikannya disana?"

Awalnya Ares tidak terlalu memikirkannya. Tapi sekarang Lilian menyebutkannya, rasanya sangat tidak nyaman. Itu tidak bisa diterima jika dia tidak bisa memamerkan sayapnya yang indah.

Sementara Ares mengerutkan kening terhadap kemungkinan itu, Evan mendengus.

Sejak Lilian mengambil alih tugas pemandu ini, Evan tidak mengeluarkan suara apapun. Ares bahkan lupa dia masih disana.

"Cukup omong kosong. Segera kemasi barangmu dan pergi bersama kami." Evan berdiri, berniat untuk segera keluar.

Saat ini mereka ada di sebuah kamar hotel. Penjelasan panjang ini telah menghabiskan waktu hampir 3 jam. Ares mungkin antusias sekarang, tapi Evan tidak yakin dia benar-benar memikirkan implikasi bagi kehidupannya secara keseluruhan. Dia ingin segera membawanya pergi sebelum Ares berubah pikiran. Kemunculan Tories baru sudah jarang. Apalagi tidak semua dari mereka benar-benar ingin meninggalkan kehidupan lamanya. Jadi Evan merasa sangat disayangkan jika satu orang lagi menyerah.

"Apa yang terburu-buru? Dia masih memiliki keluarga yang harus kita selesaikan." Lilian mengingatkan.

"Satu dari sepuluh anak telah menghilang." Evan tidak pernah ambil pusing.

"Mereka cukup dekat."

Nah itu masalah. Keluarga dekat cukup merepotkan. Akan ada keributan jika seseorang tiba-tiba menghilang. Pergi dengan ijin juga akan membuat banyak alasan dan kebohongan. Untungnya ras Tories tidak terlalu ketat terhadap hubungan. Kerahasiaan memang penting, tapi sejak seseorang memiliki koneksi dengan Godfather, apalagi berhasil menumbuhkan benihnya, ikatan telah terbentuk. Jika tidak ada alasan, Tories tidak akan berpaling.

"Aku tidak bisa meninggalkan ibuku begitu saja. Aku juga tidak berniat meninggalkannya selamanya." Ares yakin hal ini. Seberapa tinggi harga dirinya, ibu masih bagian dari hidupnya.

Sebenarnya Ares sendiri juga tidak yakin kemana mereka akan membawanya pergi. Dari penjelasan itu seharusnya dia pergi untuk pelatihan. Jika dia ingin benar-benar memasuki dunia Tories, dia harus mengenali kekuatannya. Bahwa mereka tidak bisa lagi disebut manusia. Tories mungkin tidak abadi seperti Godfather, tapi mereka masih memiliki umur dua kali lipat dari manusia.

2 abad. Itu cukup lama untuk menyaksikan perubahan jaman.

Bagi Tories, 50 tahun pertama adalah anak-anak. Mereka akan beranjak dewasa ketika menginjak satu abad. Tentu saja awet muda akan menjadi salah satu karakteristik mereka. Yang mengapa Tories tidak bisa terlalu dekat dengan manusia.

Jika Tories memutuskan menyerah. Kekuatannya akan berkarat dan mati. Mereka akan menjadi normal dengan sendirinya.

Ares tidak ingin mengambil jalan itu. dia akan bergabung dalam pelatihan Tories. Tapi dia juga tidak ingin benar-benar meninggalkan kemanusiaannya.

"Ayo temui ibumu. Seharusnya tidak apa-apa. Ibumu berhasil membesarkanmu hingga dibangkitkan, dia harus bisa dipercaya. Aku hanya akan memastikan." Lilian menepuk pundaknya meyakinkan.

Ares tentu saja ragu. Dia tidak bisa mencurigai niat mereka. Dalam cerita, ras yang berbeda selalu memusuhi ras lainnya.

Evan menatapnya. Dia menyadari pikirannya. "Godfather bisa berbaur bahkan berhubungan dengan manusia, kenapa kita tidak bisa? Bagaimanapun kita masih bagian dari manusia. Kita tidak bisa benar-benar menjauhkan diri dari mereka. Mungkin sedikit jarak aman akan baik-baik saja. Hanya memastikan kau tidak terbawa dan menyebabkan kekuatanmu berkarat." Itu adalah kalimat terpanjang Evan sepanjang pertemuan. Karenanya Ares menurunkan keraguannya.

"Tenang. Aku tau ibumu wanita yang menyenangkan. Dia pasti akan mudah di ajak bicara." Timpal Lilian.

"Bagaimana kau tau?" Tanya Ares.

"Ini kekuatanku." Lilian menepuk dadanya dengan bangga. "Ketika kau dibangunkan sebagai Tories, selain tumbuh sayap, kau juga akan mewariskan dua skill. Setiap Tories pasti memiliki skill yang berbeda. Mereka cukup berguna. Milikku misalnya, salah satunya memungkinkanku untuk membaca perubahan gelombang. Aku bisa merasakan setiap perubahan gelombang pada elemen bumi dalam radius satu kilometer. Dan jika aku lebih fokus pada satu orang, aku bahkan bisa membaca perubahan gelombang di otakmu. Artinya aku bisa menerjemahkan setiap pikiranmu. kau cukup banyak memikirkan ibumu tadi." Jelasnya sambil mengangkat bahu.

Ares ingin bertanya tentang ini sejak tadi, "Omong-Omong, apa skillku?" Tanyanya dengan mata lebar.

"Kau mencari tau sendiri. Ini bukan sesuatu yang bisa ditebak. Skill biasanya datang saat dibutuhkan. Jadi kau akan tau ketika saatnya tiba."

"Apakah tidak ada alat untuk memanifestasikannya? Biasanya dicerita-cerita wuxia mereka memiliki semacam benda test."

Lilian tertawa mendengar komentar polos Ares. "Kau terlalu banyak membaca buku khayalan."

Ares memberinya seringai.

Ketika mereka tiba di tempat tinggal Ares, ibu sudah siap menuju tempat kerja. Dia menoleh melihat Ares membawa pulang 2 tamu.

"Apakah kau tidak bersekolah?" tanyanya sambil mengerutkan kening.

"Bu, ayo duduk sebentar. Ada yang ingin kami bicarakan." Ares menarik ibunya kembali ke ruang tamu. Dia mendudukannya di kursi dan menyediakan segelas air putih.

"Ketika kau berbakti seperti ini sesuatu yang buruk pasti terjadi." Kata ibunya sambil menatap segelas air yang disiapkannya. "Biarkan aku meminum ini dulu untuk menenangkan diri."

Mereka memulainya seperti itu. Dan ketika diskusi terus berlanjut, Ares tidak pernah mengalihkan perhatiannya dari ibunya. Dia mencoba membaca setiap apa yang dipikirkannya. Takut ibunya akan takut, bahkan kecewa. Ares hanya memiliki ibunya. Mereka telah saling bergantung selama ini. Ares tidak akan bisa pergi tanpa persetujuan ibunya.

Dan ibunya tersenyum. Itu adalah senyuman indah yang memancarakan kasih sayang. Tapi pikirannya jelas sedang mengenang, "sejak dia muncul dalam hidupku, aku tau dia berbeda." katanya. Matanya bergerak menemukan Ares. Dia menatapnya dengan senyum tipis. "Wajahmu adalah miliknya ketika dia menemuiku. Aku tidak tau seperti apa dia yang sebenarnya, tapi bagiku dia seperti ini." Dia mengambil wajah Ares. Membelainya dengan puas dan bangga. Ares menyadarinya sekarang bahwa ibunya masih mencintai ayahnya. Bahwa kepuasan dan kebanggan yang dimilikinya ketika menatapnya untuk pria itu.

"Altezza selalu memiliki kesan bahwa dia tidak akan tinggal, jadi aku tau suatu hari dia pasti akan pergi. Sebenarnya aku cukup puas dengan apa yang ditinggalkannya untukku. Ares anak yang manis, bukan?" Ares mencoba mengelak ketika ibunya mulai mencubit pipinya seperti anak 10 tahun. Itu memalukan. Tapi siapa yang tau tangan wanita tua itu cukup kuat. "Ayahmu pria yang riang dan bebas. Satu tempat tidak akan bisa menahannya lama. Jangan terlalu memikirkannya. Anggap saja dia sebagai pendonor sperma."

"Ibu, bukankah kau terlalu santai? Kau harus melupakan pria terak itu dan pergi berkencan lagi. Ibuku belum terlalu tua. Pria muda dan kaya masih berbaris mengantri."

"Heh, siapa yang mengajarimu menjadi busuk seperti itu? Tenang, ibumu masih ingin merawatmu. Tidak akan membagi kasih sayangnya padamu."

Ibu dan anak itu mulai melantur. Evan dan Lilian hampir dibuat melongo oleh betapa mudahnya hubungan mereka. Mereka jelas bertindak seolah Ares hanya akan pindah sekolah.

"Lalu, bisakah kita pergi sekarang?" Lilian menyela dengan canggung. "Pelatihanmu mungkin akan menghabiskan beberapa hari. Setelah itu cukup santai. Kau masih bisa pulang sesekali."

"Oke, pergi. Ibu akan mengurus sekolahmu disini. Hanya jaga dirimu, dan seringlah memberi kabar."

"Em," Ares mengangguk patuh dan memberi ibunya pelukan.

Jadi begitu saja. Ares pergi untuk petualangan baru yang sangat dinantinya.