1 PERTEMUAN

1 tahun yang lalu...

Kring..kring..kring...

Suara bel berbunyi nyaring di setiap sudut SMA CENDANA. Semua murid baru berdesak-desakan memulai barisan sesuai kelompoknya.

Setelah beberapa menit Kepala Sekolah menyampaikan ucapan pembukaan, tiba-tiba ada suara gaduh yang di sebabkan oleh murid baru yang berjalan sambil dorong-dorongan agar lebih dulu berada di depan, Mereka di arahkan oleh guru agar mereka berbaris paling depan dekat tiang bendera menghadap puluhan murid yang berbaris di depannya.

Setelah 30 menit upacara pembukaan telah selesai, namun yang terlambat tetap berada di lapangan.

"Aduh gue pengen pipis." ucap salah satu murid cewek yang berambut sebahu dan bertinggi 165cm itu tengah melipat kakinya menahan pipis.

"Toiletlah!" celetuk cowok berbadan tinggi berkulit agak gelap namun terlihat manis yang berada di sampingnya.

"Ck tau gue juga!"

"Terus gue harus buka mulut gitu, biar lo bisa pipis." sarkas salah satu cewek yang berambut panjang kecoklatan dan bertubuh jangkung.

Mereka terus saja beradu mulut dan seketika mereka bungkam saat wakil ketua Osis datang.

"Selamat pagi." sapanya.

"Pagi, Kak." jawab mereka.

"Sebelumnya perkenalkan nama saya Salma Audrey putri." ucap Salma. "Jabatan saya disini sebagai Wakil Ketua Osis. Dan berhubung Ketua Osis kita disini sedang melaksanakan tugas yang diberikan oleh Pak Sigit selaku Pembina Osis, jadi saya yang menggantikannya untuk memberi arahan kepada kalian." mereka semua mengangguk.

"Kakak absen dulu yah siapa aja yang terlambat dan dari kelompok mana." ucap Salma.

Mereka mengangguk kompak.

"Nama kamu siapa? Dari kelompok mana?" tanya Salma kepada cowok yang berbadan tinggi berkulit agak gelap.

"Aksa Delvin Orion. Saya dari kelompok Banteng." jawabnya.

"Kalau kamu?" tunjuknya kepada cewek tinggi yang berambut sebahu.

"Aku Dara Dafeena. Dari kelompok Jerapah."

"Kamu?"

"Aku Bella Ameera Rizky. Dari kelompok Jerapah." jawab cewek yang bertubuh jangkung dan berambut panjang kecoklatan.

"Kamu?"

"Freya Alexandra. Dari kelompok Gajah." jawab cewek yang bertubuh mungil dengan rambut sebahu dan memiliki poni yang menutup keningnya.

"Kamu?"

"Ezra Bratadikara. Kelompok Gajah." jawab cowok berkulit putih bertubuh atletis untuk seukurannya dan tinggi.

Salma mengangguk-angguk.

"Kalo kamu?" tunjuk salma ke arah cewek yang bertubuh tinggi dengan rambut di kepang.

"Clasilda Nosi. Dari kelompok Singa."

"Sebelumnya kalian sudah di kasih tahukan aturan di sini seperti apa jika sedang berjalannya MOS kalian membuat kesalahan?" tanya Salma.

Mereka mengangguk.

"Nah berhubung di pertama masuk MOS kalian terlambat jadi kalian harus menemui seluruh anggota Osis meminta nama dan tanda tangannya, setelah itu kalian minta kepada anggota Osis bimbingan kalian untuk meminta CG (Card Gold) agar kalian bisa kembali mengikuti MOS dua hari kedepan. Mengerti?"

Mereka mengangguk lagi.

"Setelah itu kumpul lagi di sini temui saya."

Lagi-lagi mereka mengangguk.

"Kak?" panggil Dara.

"Iya."

"Aku izin ke toilet yah? Udah nggak tahan."

Salma melihat Dara yang melipat kakinya tersenyum tipis kemudian mengangguk.

"Tapi di temenin Freya boleh kan kak, aku takut sendirian."

"Oke, tapi setelah istirahat berbunyi kalian selesaikan hukumannya yah."

"Siap, kak."

"Kalo begitu sampai jumpa di jam istirahat yah. Kakak akan mengawasi yang lain dulu." kemudian berlalu.

"Ayo Frey." Dara menarik tangan Freya sehingga Freya hanya bisa pasrah.

****

"Lo duluan aja." ucap Ameera yang mendorong tubuh Aksa.

"Ogah ah!" ucapnya menghentikan langkahnya.

"Kalo gitu lo duluan." seru Dara kepada Nosi.

"Gue nggak mau."

"Freya duluan."

"Gue duluan."

Ucap Freya dan Ezra yang bersamaan. Mereka kini sedang berada di depan ruang Osis untuk melaksanakan hukuman yang di berikan oleh ketua Osis.

"Eh?" kaget Freya.

Ezra tersenyum ke arah Freya. "Gue aja yang duluan."

Freya mengangguk.

Setelah beberapa menit mereka bernapas lega saat melihat kertas yang berada di tangannya telah terisi penuh, Namun masih ada satu yang kosong belum terisi yaitu ketua Osis yang katanya galak. Mereka saling melempar pandangan.

"Gimana?" tanya Dara.

Mereka mengedikan bahunya.

"Takut gue." ujar Nosi.

"Apalagi gue. Denger ceritanya aja udah merinding." kata Ameera saat mengingat ucapan anggota Osis yang menceritakan jika meminta tanda tangan kepada ketua Osis harus sopan dan hati-hati karena cowok itu galak dan seram.

"Kak Bara juga manusia kok jadi nggak usah takut." ucap Freya menenangkan.

"Ayo ahh. Lama lo pada gue duluan nih." seru Aksa yang sudah berjalan bersama Ezra.

"Ehh tunggu." teriak mereka ber-empat.

****

"Permisi kak," ucap mereka bersamaan saat menemui Bara-ketos yang sedang duduk di kantin belakang bersama dengan teman-temanya.

"Ada apa?" tanyanya dingin.

Seketika tubuh mereka menegang dan menelan ludah saat mendengar suara berat dan dingin dari Bara.

"Maaf kak, kita kesini karena di tugaskan untuk meminta nama dan tanda tangan dari semua anggota Osis. Dan kami sudah menyelesaikannya namun hanya tinggal kakak yang belum bertanda tangan." kata Freya memberanikan diri.

Bara tersenyum simpul kepada gadis yang bertubuh mungil dengan rambut di atas bahu itu.

"Mau tanda tangan gue?" tanyanya.

Mereka mengangguk.

"Lo." tunjuk Bara ke arah Freya.

Mereka saling melirik melihat siapa yang di tunjuk Bara.

"Lo yang kecil sini."

"Frey buruan maju." suruh Dara yang mendorong bahu Freya dari belakang.

"Kok Freya?" kata Freya yang kebingungan.

"Nggak nyadar diri. Yang paling kecil di antara kita itu cuma lo." celetuk Ameera.

"Cepet!"

Mereka berjingkat kaget saat mendengar suara tegas Bara.

"Ke—kenapa kak." tanya Freya gugup.

"Gue bilang sini."

Freya perlahan mendekat dengan Bara.

"Duduk."

"Ha?"

"Duduk."

Freya menoleh menatap mereka ber-lima dengan wajah memohon tetapi mereka malah mengangguk menyuruh Freya menurut.

"Ketik nomor lo."

"Ha?"

"Apa perlu gue anter lo ke dokter THT."

"Buat apa kak?" tanyanya polos.

Ameera yang melihat kepolosan Freya menepuk jidatnya sementara yang lain menggeleng kepala.

"Tulis nomor lo atau nggak gue tanda tangan biar lo semua nggak dapet CG."

Freya lagi-lagi menoleh menatap mereka yang mengangguk.

"Tapi jangan di apa-apain yah kak." ucapnya takut.

Bara tersenyum. "Nggak! Paling gue cuma ajak lo ke pelaminan." godanya dengan wajah datar.

"WADAW GAS TEROSSS."

"WADAW WADIDAW."

"NGEEEENGGG."

"PARAH, PARAH, PARAH."

Teriakan-teriakan teman Bara membuat Freya semakin takut.

Bara menyodorkan ponselnya ke arah Freya. Freya mengambilnya dengan tangan gemetar.

"Terimakasih cantik." ucap Bara yang mengedipkan sebelah matanya

****

"AHAHAHAHAH." tawa mereka pecah saat mereka sedang istirahat di dekat lapangan setelah melakukan hukuman yang membuat kaki mereka pegal.

Freya mendengus sebal saat melihat mereka yang menertawakan dirinya akibat terjatuh karena tersandung tali sepatunya sendiri setelah bertemu Bara. Jika saja Ezra tidak menahanya mungkin sepatunya telah melayang pada ke empat orang di depannya.

****

Berawal dari situlah mereka merasa adanya kenyamanan ketika bersama, Dan sepertinya Tuhan sedang berbaik hati kepada mereka dengan mempersatukan mereka, sehingga mereka mendapat kebahagiaan bersama sahabat hingga detik ini.

1. Aksa Delvin Orion (Aksa)

2. ‎Bella Ameera Rizky (Meera)

3. ‎Clasilda Nosi (Oci)

4. ‎Dara Dafeena (Ara)

5. ‎Ezra Bratadikara (Eza)

6. ‎Freya Alexandra (Frey)

--

Jangan menuntut kesempurnaan dalam persahabatan. Terimalah segala kekurangan, Hargailah setiap kelebihan. -Togetherness.

avataravatar
Next chapter