86 Eps.47

**** Shea POV

Satu bulan pasca operasi aku sudah diizinkan untuk pulang kerumah, setelah aku di nyatakan sembuh oleh dokter Abimana, aku juga Kembali melanjutkan sekolahku yang sempat tertunda, homeschooling lalu setelah lulus SMA aku akan melanjutkan pendidikan ku di universitas ibukota tapi aku belum memilih kampus mana yang akan aku pilih

Hampir setiap hari Daniel dan Janet datang kerumah hanya untuk sekedar numpang minum hahaha, kami sudah seperti saudara sekarang bahkan aku juga hampir setiap hari menanyakan tentang Yesaya pada mereka.

Daniel, Samudera, Ragil, dan Vino mereka masuk universitas yang sama, sedangkan Nabila dan Cheryl, aku dengar merek masuk universitas di luar kota.

Aku dan keluargaku mendatangi panti asuhan untuk berbagi kasih sayang pada anak panti disana , papi membuat syukuran atas kesembuhan ku dan atas kehamilan Tante Shalu yang kini sudah masuk bulan keempat, di tahun ketiga pernikahan papi dan Tante Shalu, kini akan ada anggota baru di keluarga Alexander

Hari-hari yang ku jalani sekarang juga sedikit berbeda, apalagi kalau bukan karena Yesaya, yah laki-laki itu belum sama sekali menghubungi ku hanya untuk sekedar menanyakan keadaan ku.

Besok adalah hari pernikahan Om Restu dan Tante Angel, aku masih tidak percaya kalau Tante Angel akhirnya menerima lamaran Om Restu yang penuh dengan drama. Aku bahkan masih ingat waktu aku dan papi memergoki Om Restu sedang bermesraan dengan seorang wanita di apartemen nya, yah memang Om Restu itu sangat mesum, kalau sudah melihat wanita sexy dia mulai mengeluarkan taring nya.

Tapi sekarang Om Restu sudah berubah setelah ia jatuh cinta pada Tante Angel, entah mantra apa yang sudah Tante Angel lontarkan sampai membuat Om Restu bertekuk lutut Padanya. Tentu nya tidak mudah juga bagi Om Restu bisa melunakkan hati Tante Angel, apa lagi dengan gelar King Playboy yang melekat pada Om Restu.

Tante Cleo dan Om Arkan beserta Tante Bintang dan Om Nathan akhirnya mendapatkan seorang baby yang tampan dan cantik setelah penantian panjang.

Hari ini, aku dan papi kembali mendatangi makam mommy karena sudah lama sekali aku tidak kesini sejak aku di rawat hampir sembilan bulan lamanya di rumah sakit,

" dulu papi nggak bisa nyelamatin mommy kamu... "

aku bisa melihat dengan jelas, kesedihan yang masih menyelimuti mata papi

" tapi papi berhasil nyelamatin aku, dan Tuhan memberikan aku kesempatan untuk hidup... " aku menatap lekat bola mata papi yang mulai berkaca-kaca,

" kamu kehidupan papi Shea... " aku langsung memeluk papi dengan erat,

Pria ini adalah cinta pertama dalam hidup ku karena dari kecil Papi lah yang merawat serta membesarkan aku, bahkan papi tidak menggunakan jasa baby sister hanya Oma dan Opa sendiri yang membantu papi untuk menjaga ku di saat papi sedang sibuk bekerja karena papi tak mempercayai orang lain untuk menjaga ku.

Sama seperti hal nya saat aku di rawat di rumah sakit, beliau sama sekali tidak meninggalkan aku bahkan setiap aku menutup dan membuka mata dari tidurku papi selalu ada di dekatku, terkadang aku merasa kasihan sama papi karena beliau harus membagi waktunya dengan kerasa untuk menjagaku di rumah sakit dan pekerjaan yang selalu menguras tenaga dan fikiran nya.

Tapi Papi selalu tidak menunjukkan raut wajah lelah nya di depan ku, beliau selalu tersenyum seakan-akan beliau terlihat biasa saja dengan memberikan ku keyakinan dan kekuatan bahwa semua akan baik-baik saja dan yah benar, sekarang aku sudah sembuh tak ada lagi jarum suntik yang akan menyakiti tubuhku ataupun obat-obatan yang harus aku konsumsi setiap harinya.

Hari mulai sore, aku dan Papi sudah menuju kerumah karena Oma menghubungi Papi ada rekan bisnis Papi dari Paris datang kerumah. Sesampainya kami di rumah, Papi langsung masuk sedangkan aku menuju halaman belakang untuk menemui Tante Shalu yang sedang menyiram tanaman kesayangannya

" mommy... " entahlah, kenapa mulut ku sudah lancang memanggil Tante Shalu dengan sebutan mommy.

Aku juga melihat raut wajah Tante Shalu yang terkejut saat mendengar aku memanggilnya mommy lalu menghentikan aktivitas nya, aku melempar kan senyuman termanis ku padanya yang kini sudah menjadi ibu sambung ku, bahkan kini beliau sedang mengandung calon adik-adik ku.

Yah..... adik-adik ku karena Tante Shalu sedang mengandung bayi kembar di rahim nya dan itu semakin membuat keluarga Alexander sangat bahagia akan kehadiran bayi kembar itu. Aku juga sudah mengatakan pada mommy dan Tante Shalu ketika mereka lahir, aku sendiri yang akan memilih nama untuk calon adik-adik ku dan mereka setuju.

" boleh ulangi lagi "

Wajah Tante Shalu masih terlihat sangat terkejut, tapi itu membuat ku jadi sangat gemas melihat raut wajahnya, aku langsung memeluk nya mengecup pipi kiri dan kanan beserta kening nya secara berulang kali

" mommy.... " aku kembali memberikan senyum termanis ku pada nya

" mulai sekarang, aku akan panggil Tante dengan sebutan mommy.... " ucapku sekali lagi, dan kembali membuatnya menghambur memeluk ku lalu membalas apa yang tadi sudah aku lakukan padanya

" sudah lama, tante menantikan ini sayang... menanti kan saat kamu memanggil Tante dengan sebutan mommy " Tante Shalu mengurai pelukannya lalu menangkup wajahku dengan kedua tangannya

" mulai hari ini, detik ini, menit ini, dan jam ini aku akan memanggil Tante dengan sebutan mommy.... " aku menghapus tetesan air mata Tante Shalu dengan telunjuk ku.

Tanpa kami sadari ada tangan kokoh yang juga merangkul kami, untuk masuk kedalam pelukannya.

" tak ada nikmat dari Tuhan yang dapat papi dustakan di dunia ini "

Harum tubuh papi yang begitu maskulin sangat membuat kami nyaman berada di dalam pelukannya, bahkan aku semakin menenggelamkan wajahku pada dada bidang milik papi, sedangkan jemari mommy Shalu membelai pipi ku dengan lembut.

Entahlah beberapa bulan ini aku tidak terlalu lagi memikirkan Yesaya yang masih belum juga menghubungiku, dan itu sangat membuatku kecewa bahkan aku sudah berjanji pada diriku sendiri saat dia kembali kehadapan ku nanti maka pertama yang akan aku lakukan padanya adalah menampar nya karena sudah membuat ku terlalu lama untuk menunggu.

Malam ini juga terlihat sangat ramai, karena rekan bisnis Papi menginap di rumah karena ternyata mereka bukan hanya rekan bisnis melainkan juga sahabat karib Papi waktu di Paris dan sama-sama dari Indonesia, beliau datang tidak hanya sendiri melainkan bersama putranya yang umurnya di atas ku namanya Alvarez, dan yang aku dengar dari pembahasan mereka sewaktu di ruang tv, mereka akan kembali menetap di Indonesia dan sekarang mereka juga sedang mencari rumah di daerah kompleks perumahan kami dan itu artinya kami akan menjadi tetangga.

Jujur aku akui dia memang sangat tampan tapi jauh lebih cantik jika dia seorang wanita hahahaha, dengan wajah nya putih mulus tanpa cacat, hidung nya mancung, bibirnya kecil dan tipis berwarna pink muda, dengan bola mata berwarna biru kehijauan, dan senyuman nya yang manis yang bisa saja membuat wanita yang menatap nya langsung jatuh cinta, tapi entah kenapa aku sangat tidak menyukai saat dia menatap ku yang menurut ku itu sangat menyebalkan.

Aku lebih memilih menepi ke taman di halaman belakang, di bandingkan harus mendengarkan mereka yang berada di dalam sibuk membicarakan tentang bisnis yang menurut ku itu sangat membosankan. Tiba-tiba laki-laki menyebalkan itu sudah berada di belakang ku, dengan senyum evil nya saat melihat ku dan jujur itu sangat menjijikkan.

" mau ngapain Lo " tanya ku dengan ketus saat dia sudah duduk di sebelah ku

" jutek amat " balasnya tanpa menatap ke arahku

" bodo " jawabku yang semakin ketus dan memandang lurus kedepan, yang entah kenapa lebih membuatku nyaman

" Lo kenapa pilih homeschooling? " ia kembali bertanya namun tetap tak menatap ku

" bukan urusan Lo " dia hanya menyunggingkan kan sudut bibirnya.

" terus, Lo udah tau kampus mana yang akan Lo pilih? " tanya Alvarez tanpa merasa canggung padahal aku sudah jutek abis padanya

" belom " jawabku singkat, entah ini atau perasaan ku saja atau benar adanya bahwa dia akan masuk kedalam cerita hidupku di masa depan.

Suasana menjadi hening, angin malam menyapu setiap pandangan ku yang berharap Yesaya akan hadir di hadapan ku, sesekali Aku menghela nafas lelah. Kami larut dan tenggelam dalam fikiran kami masingmasing, seperti aku yang kini mulai kembali merindukan Yesaya sedang kan laki-laki bermuka tembok di sebelah ku entah lah apa yang sedang ia fikirkan aku tidak perduli.

avataravatar
Next chapter