78 Eps.39

Shea sudah tiba di sekolah diantar oleh pak Yanto sopir keluarga nya dan tak lupa juga Ajeng yang kini berjalan sejajar di samping nya di koridor kelas.

" She, aku perhatiin beberapa hari ini kamu kurusan deh "

" perasaan Lo aja kali "

" beneran deh, terus muka kamu juga selalu kelihatan pucet banget "

" udah nggak usah mikir yang aneh deh "

Shea dan Ajeng terus berjalan dengan santai hingga mereka sampai di kelas mereka masing-masing.

Shea memperhatikan sekitar kelasnya sampai ia berhasil menemukan sosok yang ia cari sedari tadi.

" kenapa Lo kusut banget? nggak di kasih Abang Lo duit jajan? " goda Shea, pada Janet yang baru saja duduk di kursi nya

" enggak kok, gue cuma ngantuk " Janet merebahkan kepalanya di atas meja

" Lo begadang "

" iya... semalem ada party di basecamp jadi gue ikutan "

" party? "

" iya... emang Yesaya nggak bilang sama Lo ? kalo di basecamp ada party? "

" enggak, emang dalam rangka apaan? "

" biasalah anak-anak dari sekolah lain yang satu gank sama Yesaya, tapi bagus juga sih Lo nggak tau, karena gue yakin Lo pasti nggak akan suka " Janet mengusap wajahnya dengan lembut

" kalian mabok ya?????? " Shea mencium sedikit sisa bau alkohol dari mulut Janet, sedangkan yang bersangkutan hanya cengengesan

" emang masih bau ya? " Janet menggaruk tekuk leher tak gatal

" iya.... sono kumur-kumur lagi di toilet " Shea menepuk pundak Janet, sebelum Janet beranjak dari kursinya.

Beberapa menit kemudian Janet kembali kekelas nya karena bel masuk sudah berbunyi pertanda jam pelajaran akan di mulai, suasana kelas hening saat seorang guru sedang menjelaskan materi pelajaran semua siswa memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru tersebut, namun tidak dengan Shea, ia merasa pusing di kepala nya bahkan berulang kali ia memijat di bagian pelipis nya

" She... Lo kenapa? " Janet yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Shea

" kalo Lo masih ngerasa pusing, mendingan Lo ke UKS aja " pinta Janet yang hawatir dengan keadaan Shea

" gue nggak apa-apa kok "

" nggak apa-apa gimana, muka Lo udah pucet banget beneran deh " Shea hanya tersenyum Canggung

" maaf buk..... saya boleh ke UKS sebentar? soalnya kepala saya sedikit pusing " Shea meminta izin kepada guru yang mengajar

" iya, silakan Shea " Shea pun beranjak dari kursinya kemudian keluar dari kelas

Shea berjalan sendirian menuju UKS, sesekali ia memegangi kepalanya yang pusing hingga hidung nya kembali mengeluarkan cairan merah, dengan cepat Shea langsung membersihkannya dengan tissue yang ada di sakunya

" Lo Kenapa ? "

Shea terkejut saat seseorang menepuk pundak nya dari belakang, mata Shea terbelalak melihat sosok Morgan di hadapannya

" Lo kenapa di luar ? "

" males aja di kelas, gurunya resek " Morgan memperhatikan Shea dari ujung kepala sampai ujung kaki

" Lo sendiri ngapain di luar kelas? "

" gue.... em gue mau ke UKS " Shea sedikit gelagapan

" Lo sakit? "

" cuma demam biasa kok " Shea terlihat sangat gugup, membuat Morgan menyipitkan matanya melihat gelagat Shea yang mencurigakan menurutnya membuat Shea berjalan dengan cepat meninggalkan Morgan yang masih diam mematung

" aneh banget sih " gumamnya.

*******

Anita, masuk kedalam kamar Shea untuk menaruh seragam sekolah Shea di lemari yang baru saja selesai di setrika oleh bik Ani, Namun pandangan Anita beralih ke sebuah amplop berwarna putih yang ber stanpel rumah sakit menyelip di sela-sela baju

" ini surat apa ya? " batin Anita

Selesai membereskan pakaian, Anita membuka amplop putih tersebut untuk membaca nya, tak sampai lima menit jari-jari tangan Anita bergetar hingga kertas yang baru saja ia baca jatuh kelantai, bahkan tubuhnya juga ikut terduduk dilantai beriringan dengan jatuhnya kertas tersebut Anita sudah merasakan matanya panas dan memerah manik matanya yang bening berangsur berkaca-kaca, matanya beralih memandang bingkai foto Shea yang tersenyum bahagia bersama Brian

******

Jam istirahat, Shea memilih duduk bersama dengan Yesaya di taman sekolah dibandingkan kantin

" aku boleh nanya sesuatu nggak? " tatapan Shea lurus kearah Yesaya

" apa? " Yesaya membalas tatapan Shea dengan penuh cinta

" janji kamu bakalan jawab dengan jujur "

" promise " Yesaya tersenyum

" kalo suatu saat kita nggak di takdir kan bersama, apa yang akan kamu lakuin? "

" kok kamu nanya gitu? "

" kan kamu udah janji bakalan jawab, dan jujur kok malah tanya balik "

" tapi nanya nya jangan kayak gini, yang lain aja " pinta Yesaya

" jawab dulu "

" harus ya? " Shea mengangguk

" ok... bearti itu tandanya kita nggak jodoh, tapi jangan di doain nggak jodoh " Yesaya terlihat sedikit cemberut, membuat Shea tersenyum

" patah hati seperti apa yang sangat sakit menurut kamu? " Shea kembali menatap Yesaya dengan dalam

" rasa patah hati paling sakit adalah, saat kita kehilangan orang yang kita sayang untuk selamanya... "

" Kenapa harus itu, kenapa bukan rasa di bohongi atau di selingkuhi ? " Shea menopang dagunya dengan kedua tangannya

" kalo di bohongi ataupun di selingkuhi kita bisa mengobati dengan mencari pengganti lain, ya meskipun nggak akan mudah " Yesaya menggedikkan bahunya

" sedangkan rasa kehilangan kita nggak akan pernah bisa liat dia lagi untuk selamanya, nggak bisa melihat senyum canda dan tawanya, nggak bisa berbagi suka dan duka, dan aku nggak mau hal itu terjadi, terkadang takdir memang nggak adil " jawab Yesaya pandangan nya lurus pada dua bola mata Shea yang berwarna hitam pekat, Shea tertegun mendengar setiap kalimat yang diucapkan oleh Yesaya

" tapi kita nggak bisa nyalahin tuhan, setiap waktu yang dimiliki oleh manusia memiliki batas nya masing-masing, kita nggak akan pernah tau kapan batas waktu kita akan berakhir, cepat atau lambat waktu akan menghampiri kita " balas Shea dengan wajahnya yang mulai sayup, ia menunduk kan pandangan nya

" hei... hei... kamu kenapa? " Yesaya menangkup wajah Shea dengan kedua tangannya

" kenapa kamu sedih, aku salah ngomong ya " Shea hanya menggeleng

" udah ah, kita ngomongin yang lain aja, aku nggak mau liat kamu sedih " Yesaya mengusap lembut wajah Shea.

" oh ya, aku mau ngajak kamu ke suatu tempat pas jam pulang sekolah " ajak Yesaya

" kemana? "

" liat aja nanti " Yesaya mengedipkan sebelah matanya.

Bel jam pulang sekolah sudah berbunyi, Yesaya sudah menunggu Shea di parkiran

" Lo sama Shea mau kemana? " tanya Vino

" Kepo Lo " sahut Ragil

" diem Lo kecebong " balas Vino

" gue mau ngajak Shea jalan " wajah Yesaya terlihat sangat bahagia

" kayaknya sahabat kita satu ini terkena virus bucin " ejek Daniel, sontak membuat Samudera, Vino, dan Ragil tertawa

" nah tu Shea " tunjuk Daniel, yang Shea berjalan menghampiri mereka

" hai Shea... makin cantik aja " goda Samudera

Plaakkkkkk

Sebuah geplak kan mendarat ke kepala nya dari Yesaya

" hahhaahah " Daniel, Vino, dan Ragil tertawa terbahak-bahak

" sukurin Lo..... sering lupa diri sih " ejek Ragil, Samudera mengelus kepalanya dengan wajah cemberut

" muji dikit doang " gumam Samudera, Shea hanya mengulum senyum

" yuk kita pergi, ntar kamu ketularan bakteri Samudera " Yesaya membukakan pintu mobilnya untuk Shea

" kampret Lo... dasar posesif " teriak Samudera, membuat yang lainnya tertawa

Mobil sport yang di kendarai oleh Yesaya sudah melaju meninggalkan area sekolah.

avataravatar
Next chapter