1 Chapter 1 : Alien Zero

[Tahun 3002, , Alionir, Mechanio city. ]

dinding electro menunjukan jam 11.50

disebuah lab besar yang sepi, terlihat sosok laki laki berantena biru dengan tangan berlendir yang sedang duduk sambil meletakkan tangannya di atas sebuah buku tua.

sosok itu memakai jas putih, dan sebuah jam tangan polos, di jas putih tersebut terdapat tag nama yang bertuliskan Prof Zero.

Zero kemudian mengusap buku tersebut dengan tangan berlendirnya yang membuat buku tersebut terlihat basah.

Zero membaca judul buku tersebut dengan malasnya. "buku tentang alien".

Zero menaruh tangannya ke dagu dan mulai membuka halaman depan buku tersebut.

*di alionir terdapat berbagai macam alien dengan kekuatan.*

*yang pertama, "dreamagin". dreamagin adalah alien yang dapat mengontrol mimpi dan juga sikap manusia/alien.*

*yang kedua, "fighter". fighter adalah alien yang memiliki kekuatan tempur luar biasa, atau biasa mereka melakukan duel ataupun menjadi tentara di Alionir".*

*yang keempat, "Starlien" mereka adalah alien yang percaya dengan bintang dan cinta. mereka adalah alien yang paling mengerti manusia dan hidup seperti manusia*

*yang kelima adalah "Strategist". mereka adalah alien yang mengunci diri mereka di labolatorium untuk melakukan berbagai percobaan. mereka terkenal dengan kekuatan teleportasi mereka".

*yang keenam adalah*

Zero menutup buku itu tanpa membaca tulisan keenam dengan suara yang lumayan keras.

"darimana lagi Neon ngedapetin buku jadul begini?". gumam zero

Zero kemudian membuka buku itu lagi dan membalikkan halamannya satu persatu dengan sabar sampai menemukan halaman yang ia cari, ia pun berhenti membalikkan buku tersebut.

"Starlien ya..." gumamnya

"sudah lama aku tidak mendengar nama itu". gumam zero lagi.

"Nama siapa?" celutuk seorang pria berbadan tegap, berbaju serba hitam dan kaca mata hitam, yang tak lain adalah Neon.

Zero membalikkan badannya mengarah ke Neon.

"Darimana kamu mendapatkan buku ini?" tanya Zero sambil menatap lurus ke arah Neon

"Aku mendapatkannya di tengah jalan," jawab Neon sambil membuka kaca matanya

"oh?" Zero menaikkan alisnya.

"iya" ucap Neon.

"btw Lo mau makan ga? ini udah jam 12". tanya Neon sambil menepuk bahu zero.

"oke ayo". jawab zero sambil mengambil sebuah tanda pengenal.

kedua laki laki itu meninggalkan labolatorium yang berlabel "Strategist".

[Time Skip]

Zero menatap dinding didepannya yang menunjukan pukul 06.30

Zero pun bersiap meninggalkan labolatorium.

tiba-tiba dinding disekitar lab mengeluarkan pancaran bewarna merah dan mengeluarkan suara yang sangat memekikkan telinga.

seketika tampak wajah seorang alien yang sedang berlari menyelusuri lorong sambil dikejar oleh beberapa fighter di dinding lab.

alien yang dikejar tersebut masuk ke salah satu lab tanpa melihat namanya lagi.

Zero dikejutkan oleh kehadiran buron tersebut di labnya.

buron tersebut langsung mengambil sesuatu dari kantongnya dan dengan cepat ia mengikat benda tersebut ke tangan zero dan mendorongnya lewat kaca keluar lab.

*pranggg*

suara pecahan kaca yang sangat nyaring terdengar oleh banyak alien dibawah bangunan lab.

terlihat jatuhan pecahan kaca dan seorang alien dengan baju lab.

Zero memejamkan matanya dan berkonsentrasi untuk berteleportasi.

beberapa menit kemudian pandangan zero mulai menghilang, dan ia pun tertidur.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

[Bumi, Tahun 2020]

angin yang sepoi menghembus pohon kelapa disekitarnya dan membuatnya terlihat seperti sedang menari.

ombak air yang semakin deras tapi enak didengar membuat suasana pantai menjadi menenangkan.

terlihat seorang pemuda berambut hitam pekat, hidung mancung, dan sebuah tahi lalat di bawah mata sedang menikmati pemandangan tersebut.

-brukk-

tiba tiba terdengar suara sesuatu yang terjatuh dengan keras tidak jauh dari sana.

fokus pandang pemuda tersebut langsung beralih ke suara itu.

dengan perlahan, pemuda itu mendekati semak semak dimana suara tadi terdengar.

terlihat seorang laki laki yang terlihat masih muda tidak sadarkan diri.

pemuda tersebut merasa ada yang aneh dengan orang yang ia temukan itu.

laki laki yang tidak sadarkan diri itu memiliki rambut abu-abu yang berkilau dan hidung yang lumayan mancung, dan ia memakai sebuah jam tangan polos bewarna hitam.

yang paling aneh adalah pakaian laki laki tersebut. laki laki tersebut memakai pakaian lab lengkap dari atas sampai bawah.

pemuda itu mendekati laki laki itu dan memeriksa apakah pria itu masih hidup atau tidak.

setelah beberapa lama memeriksa, pemuda itu merasakan tanda tanda kehidupan dari pria itu.

pemuda itu dengan cepat merangkul pria itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Zero membuka matanya dan mendapatkan dirinya berada di tempat yang asing.

langit langit yang bewarna putih polos, dinding putih polos, ranjang dari kayu, meja dari kayu, dan sebuah jendela kecil yang terbuka lebar.

Zero bangun dari ranjang itu, dan melihat lihat sekitar kamar.

Zero sibuk menganalisis ruangan tersebut sampai lupa menyadari bahwa dia tidak lagi berada di alionir.

pandangan zero tertuju ke satu tempat yang menurutnya menarik, yaitu sebuah jendela kecil yang terbuka lebar.

Zero dengan cepat berlari ke jendela tersebut.

ia melihat dua kaca yang terpisah. ia memegang keduanya dan mendorongnya, membuat jendela itu tertutup.

tidak puas dengan hal itu, Zero membuka jendela itu dan menutupnya lagi, dan melakukannya berkali kali.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

pemuda itu duduk di kursi sambil meminum teh.

baru saja teh hangat itu menyentuh bibirnya, pemuda itu mendengar suara aneh dari dalam kamarnya.

*bang bang bang*

(suara jendela dibanting)

pemuda itu langsung meletakkan tehnya di meja dan pergi ke kamar.

pemuda itu membuka pintu kamarnya dan terkejut saat mendapatkan laki laki yang ia selamatkan sudah sadar dan kini sedang memainkan jendela kamarnya.

pemuda itu dengan cepat berlari ke zero untum menghentikan zero untuk menghancurkan jendelanya.

"berhenti!". tegas pemuda tersebut.

Zero berhenti memainkan jendela itu dan menoleh ke belakang.

melihat sosok pemuda yang asing tanpa antena itu membuatnya bingung.

Zero menaikkan alisnya.

"spesies apa kamu?". tanya zero dengan wajah tanpa ekspresi.

pemuda itu terdiam sebentar.

"Lo perlu pergi ke rumah sakit jiwa?". balas pemuda tersebut dengan wajah yang tertulis jelas [kamu gila]

Zero tidak mengerti apa itu rumah sakit jiwa, yang ia tahu adalah rumah sakit. selain bekerja di labolatorium, ia kadang juga bekerja di rumah sakit.

namun Zero tidaklah bodoh. ia tidak langsung mengiyakan perkataan pemuda itu.

"jiwa? apa itu?". tanya zero sangat penasaran.

ia mengingat-ingat, kalau tidak salah ia pernah mendengar kata tersebut dari seseorang.

pemuda itu membuang nafas kencang. dengan Ekspresi tak berharapan ia menjawab

"lupakanlah".

beberapa detik kemudian pemuda itu kembali berbicara

"nama ku Joan, aku menemukan mu didekat pantai tadi siang dan membawamu kemari. bisakah kau jelaskan mengapa kau tidak sadarkan diri disana? atau siapakah dirimu?".

Zero terdiam sebentar dan tampak sedang mencerna kata kata pemuda asing tersebut.

detik selanjutnya zero membuka mulutnya. dengan nada robotik ia berkata.

"Nama ku zero, aku adalah kepala penelitian starteigist distrik 4 , kota mechanio--".

sebelum zero dapat melanjutkan kata selanjutnya, Joan langsung menutup mulut zero.

"ikuti aku". ucap joan dengan nada yang serius.

Zero mengikuti Joan ke parkiran tanpa bersuara.

Joan masuk ke salah satu mobil di parkiran.

Zero lagi lagi menganalisis sekelilingnya.

ia sama sekali tidak pernah melihat hal seperti ini sebelumnya. sebenarnya dimana dia sekarang?

Joan melihat zero yang masih berada di luar mobil.

Joan menyuruh zero untuk masuk ke mobil.

Zero pun menurut dan masuk ke dalam mobil dengan bantuan Joan.

di dalam mobil, zero merasakan sesuatu yang sangat familliar.

"aliran listrik..." gumam zero

Joan menatap zero sebentar lalu menggeleng.

Zero meraba seluruh mobil seperti magnet yang sedang mencari besi.

secara tidak sengaja tangan zero menyentuh handphone milik Joan.

Joan hendak mengamankan handphonenya dari laki laki asing gila yang ia ditemui ini, tapi detik selanjutnya zero merampas hp Joan dari tangannya.

seketika jam di tangan zero mengeluarkan cahaya redup, dan berbunyi keras sampai bisa terdengar keluar mobil.

[pip pip pip]

Joan dengan cepat menutup telinganya yang sakit karena suara yang ribut tersebut.

tiba tiba terdengar suara sebuah mekanis yang terdengar percis seperti google

[loading.... please wait]

[prosesor zero! sekarang anda berada di bumi dimana manusia tinggal pada tahun 2018]

[sedang mengunduh toturial menjadi seorang manusia]

[sedang menganalisis sekitar....]

[menganalisis selesai!]

[disekitar anda ada 1 maklhuk hidup]

[menganalisis maklhuk hidup...]

cahaya biru terpancar kearah Joan seperti alat scanner.

Joan refleks menutup matanya.

*ding*

suara mekanisme robot lagi lagi terdengar

[Manusia terdeteksi!]

[menganalisa indentitas..]

[Asisten Zero Lowbatt....]

[logging off...]

cahaya dan bunyi dari jam tangan zero seketika menghilang.

handphone di genggaman zero perlahan kehabisan baterai.

Joan menyadari hal itu dan menatap zero dari atas sampai bawah.

"kamu itu... maklhuk apa?". tanya Joan dengan nada bersemangat.

Zero menatap mata Joan.

dari mata Joan terpancar sosok dirinya sendiri

ia menatap dirinya dari pancaran tersebut. lalu dengan cepat memegang rambutnya seperti mencari sesuatu.

iya, zero sedang mencari antenanya yang hilang entah kemana.

lalu zero melihat tangannya. ia tidak memiliki selaput, dan tangannya sangatlah mulus.

Zero sibuk memerhatikan penampilannya yang baru sampai tidak menyadari senyuman lebar Joan.

Zero tiba tiba berhenti dari aktifitasnya dan menoleh ke Joan ketika Joan angkat bicara.

"kau itu robot kan!?". teriak jos dengan bersemangat.

detik itu juga zero merasa sangat kesal.

sebagai seorang alien profesor, ia memiliki pekerjaan untuk membuat robot.

namun sekarang ia disamakan dengan robot rendahan yang ia buat?.

Zero ingin mengatai manusia di sampingnya tapi terhenti oleh tatapan Joan yang mengingatkannya ke masa kecilnya.

zero menggelengkan kepalanya.

"bukan?". tanya Joan sambil menaruh tangan ke dagunya.

"hmm jika dipikir pikir lagi jam di tangan mu itu memanggilmu sesuatu seperti..." ucap joan sambil berpikir keras.

"profesor". ucap Zero dengan cepat.

"iya! profesor!". teriak Joan sambil mendekati zero dengan mata berbinar.

"apakah kamu seorang profesor pembuat robot yang tidak sengaja time travel?". tanya Joan lagi lagi dengan matanya yang berbinar.

terlihat sekali Joan sering membaca novel fantasy.

zero hanya mengganguk, tidak salah juga sih yang dikatakan Joan.

tiba tiba Joan melipat kedua tangannya di depan zero dan bersujud kepadanya.

"O profesor tolong ajari aku membuat robot!". ujar Joan bersungguh-sungguh.

______________________________________________

[Timetraveler from the star]

[to be continued]

.

avataravatar