webnovel

Halo Manis…...

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Lin Ya yang menyadari keberadaan Chi Wan mengalihkan pandangannya pada Tianyu yang berada di belakangnya. Ia menatap Tianyu sembari mengernyitkan alis. Lalu bertanya, "Kau tidak mengejarnya?"

Bibir manis Huo Tianyu menjawab, "Tidak ada alasan untuk mengejarnya."

Saat Tianyu berbicara, dia mengerutkan kening dan matanya seperti melihat orang yang tidak dikenal.

Ia terlihat sombong, namun seperti menyesal. Hanya saja hal seperti itu tidak bisa diartikan dengan jelas dan segera disembunyikan.

Chi Wan berjalan perlahan di koridor, bibir manisnya masih mempertahankan senyuman cantik. Bahkan dia menangis sambil tertawa.

Sebenarnya Huo Tianyu tidak menyuruhnya pergi, hanya saja...

Huo Tianyu adalah harapan terakhirnya, namun Tianyu pula yang membuat hatinya hancur. 

Dunianya berubah sangat cepat, keyakinannya terhadap cinta telah sirna.

Mungkin Huo Tianyu tidak tahu. Meskipun ia tidak pandai berekspresi, tetapi baginya yang merupakan anak yatim piatu, Tianyu adalah dunianya. 

Cintanya yang tak terbalas, memberinya sebuah tamparan keras!

Chi Wan hanya ingin mencari tempat, di mana tidak ada orang berpura-pura.

Malam ini Chi Wan hanya ingin menyendiri. Ia masih merasa sesak menghadapi rasa sakit yang tidak bisa dihindarinya.

Ia Pergi sambil menutupi mulutnya karena menahan isakan tangis.

Oh, namun, sepertinya dia menabrak sesuatu dan tubuhnya jatuh tersungkur ke tanah.

"Maaf, kau baik-baik saja?"

Chi Wan menundukkan kepalanya sekitar 10 detik. Saat Chi Wan kembali mengangkat kepalanya, wajahnya tak menyisakan sedikit pun air mata dan ekspresinya sudah berubah tenang. 

"Tidak apa-apa."

Chi Wan melihat pelayan berseragam yang tak sengaja dia tabrak. Ia lantas berdiri sambil berpegangan pada dinding seraya memandangi berbagai minuman yang dipajang di etalase. Chi Wan memilih minuman secara asal, lalu meminumnya.

Orang itu terkejut dan segera melirik seorang pria berjas yang duduk di pojokan, melalui isyarat matanya sepertinya ia itu bertanya pada dirinya sendiri.

Pria berjas itu melihat Chi Wan yang tidak dikenalnya. Dia hanya merasa sedikit tak asing dengan wajahnya. 

Setelah berpikir lama, ternyata si pria mengenali wanita itu sebagai aktris ternama kedua dari dunia hiburan.

Gosip yang beredar membuat reputasinya memburuk.

Orang seperti itu memang cocok untuk sebuah pekerjaan yang diatur oleh Mu Shao, bosnya. 

Namun, sepertinya dia belum mendengar kalau Mu Shao mencari orang pengganti. 

Pria berjas itu memandangi jam tangannya. Rupanya waktu sangat cepat berlalu. Ia tidak terlalu peduli lagi dengan hal tersebut. 

Chi Wan yang tidak mengetahui apa-apa rupanya terlibat dalam konspirasi besar, karena dia tidak sengaja menabrak seseorang.

Chi Wan melemparkan gelas minumannya ke tempat sampah yang ada di lorong, lalu berjalan menuju kamarnya.

Dia minum anggur hingga membuatnya mabuk dan merasa dunianya melayang. Hatinya yang sakit menjadi tidak begitu menyakitkan.

Tiba-tiba, Chi Wan menabrak tembok. Dia bermaksud kembali berdiri dengan meraih apapun yang ada di sekitarnya, namun malah membuat dirinya kembali jatuh.

Chi Wan mengambil napas dalam-dalam dan mencium sedikit aroma yang manis.

Tanpa disadari, Wen Mo meliriknyanya dengan pandangan dingin. Alisnya yang menawan mengernyit.

Asistennya, Qin Yu, berdiri di belakangnya. Sekelompok pengawal tertegun melihatnya. 

Setelah kesulitan yang telah dilaluinya, Wen Mo kembali dengan sikapnya yang dingin. Dia meraih tangan Chi Wan, lalu melepaskan kembali pegangannya dengan ringan. 

Mata Chi Wan dengan jeli melihat pria yang lebih tinggi darinya itu. 

Hidungnya mancung, bibirnya kemerahan, dan wajahnya yang sangat tampan. Namun wajahnya tampak lelah, kulitnya yang terpapar polusi udara membuatnya terlihat kusam. 

Sepasang mata yang sipit itu terlihat tenang dan tak memantulkan cahaya.

Wen Mo memandangnya dengan tenang, sikapnya seperti mengungkapkan tentang harga diri yang tidak ternilai. Karakter Wen Mo yang sangat tenang membuat orang yang mengenalnya merasakan kedamaian saat melihatnya. 

Pria yang atraktif seperti itu membuat banyak wanita terpikat. Namun, mereka tidak berani terlalu mendekat padanya.

Jika Chi Wan sekarang seperti orang sadar yang tidak terkena pengaruh alkohol, dia pasti bisa menghindari keadaan yang berbahaya ini.

Tetapi saat ini, ia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ia tidak ingin mengangkat kepalanya.

Bulu kuduk Qin Yu berdiri!

Selama 25 tahun Qin Yu telah melihat Er Shao menghindari ciuman pertama hingga dua kali. Sebagai asisten pribadi yang baik, ia berjanji bahwa ia akan menjaga keperjakaan tuannya. 

Sikap Chi Wan yang seperti meminta pengampunan kepada Tuhan, membuat mimik wajah Wen Mo tidak berekspresi. Ia tertegun selama beberapa saat. 

Dengan pandangan yang tenang Wen Mo melihat Qin Yu mengambil tangan wanita itu, menggenggam pergelangan tangannya dan menyeretnya keluar, Ia sepertinya tidak lagi menghiraukan wanita yang tidak dikenalnya itu. 

"Lepaskan." 

Wen Mo angkat bicara, sebelum Chi Wan dibawa keluar.

Qin Yu menuruti perkataan tuannya untuk melepaskan tangan wanita itu.

Wen Mo memiliki mysophobia, yaitu alergi terhadap kotoran atau bakteri. Ia mengambil saputangan dari saku celananya untuk membersihkan tangannya.