webnovel

Tataplah Aku

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Keluar!!" Sepatah kata dingin berdering di antara keduanya. Suara itu begitu dalam dan indah, namun seperti sutra yang terkoyak.

Belum lama setelah Fang Chixia masuk, ia melihat ada seseorang di kamar tersebut. Fang Chixia segera mengangkat kepalanya dan saat ia menatap wajah orang yang berada di hadapannya, napasnya berhenti sejenak. Setiap garis dan lekuk wajah orang itu dilukis dengan begitu sempurna.

Tatapan mata pria itu seakan bisa menyerap jiwa orang lain. Pupil matanya hitam seperti dalamnya laut dan berkilau dengan dingin bagaikan es. Ia memancarkan aura dingin seperti raja malam. Bentuk bibirnya yang tipis pun juga sangat indah dan warnanya begitu menyilaukan. Sangat sedikit orang yang memiliki bentuk bibir sempurna hingga membuat orang lain bisa terkesima seperti itu.

Pria ini berasal dari surga, begitu pikir Fang Chixia. Jelas sekali ia terlihat acuh tak acuh. Namun, aura pria tersebut begitu menyilaukan sehingga tidak bisa diabaikan begitu saja. Fang Chixia pun terus menatap wajahnya. Obat yang bereaksi di dalam tubuh wanita itu seolah mendorongnya untuk mencium pria itu. Namun, perasaan yang baru saja muncul di benak Fang Chixia segera tertarik kembali karena dikejutkan oleh suara dari luar pintu.

"Fang Chixia, cepat keluar! Kalian, ketuk pintu itu lebih keras!" perintah Fang Rong.

Di luar pintu tersebut, keributan masih terus berlanjut dan tampaknya tidak akan berhenti. Fang Chixia segera memutar otaknya kembali dan matanya memandang pria yang ada di depannya untuk meminta bantuan. "Tolong aku..." pintanya dengan tatapan tidak berdaya.

Sepasang mata Fang Chixia terlihat begitu panik, seperti sepasang mata rusa yang polos. Ia sangat gugup dan ia begitu takut diusir keluar oleh pria tersebut. Melihat betapa gigihnya Fang Rong, jika ia dalam keadaan seperti ini, Fang Rong pasti akan menyelesaikan permainannya. Ia benar-benar berharap pada pria di hadapannya. 

Pria di hadapan Fang Chixia tidak mengubah ekspresinya. Pria itu kembali berkata dengan dingin, "Keluar!"

Terdapat rasa ketidaksukaan yang kuat dalam nada bicara pria itu. Auranya terasa seperti dewa yang tidak bisa dicapai oleh orang awam. Fang Chixia merasa seakan ia telah mengucapkan banyak kata yang membuat pria itu jijik. Ia juga tidak menyangka akan menerima kekejaman seperti ini. Ada serigala di belakangnya dan ada harimau di depannya.

Walaupun Fang Chixia mungkin tidak mendapat akhir yang baik, ia merasa bahwa ia tidak boleh takut pada pria ini. Ia pun mengangkat dagunya dan ikut-ikutan berlagak sombong seperti pria ini. "Kamu, tatap aku dulu."

Seketika tatapan berbahaya muncul dari mata Luo Yibei[1]1, seakan ingin membunuh Fang Chixia dengan cara yang mengerikan. Fang Chixia langsung mundur beberapa langkah setelah melihat tatapan dingin itu. Ia lalu memegang gagang pintu dan ingin bergegas keluar. Namun, masih ada Fang Rong yang menunggunya di luar sehingga ia pun mengurungkan niatnya.

Orang-orang terus berteriak dan mengetuk-ngetuk pintu dari luar, namun tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Fang Rong merasa marah dan ingin rasanya ia mendobrak pintu itu sendiri. Namun, ia tiba-tiba mengangkat tangannya dan memikirkan sesuatu. "Siapa orang yang tinggal di dalam?" tanyanya.

Pertanyaan Fang Rong mengingatkan pelayan yang telah mengetuk pintu dengan waktu yang lama. Beberapa orang tersebut tiba-tiba mengangkat kepala mereka dan melirik nomor 1573 yang tertera di pintu kamar. Mereka terdiam beberapa detik, kemudian keringat mereka mulai bercucuran.

"Tuan... Tuan Luo..." salah satu pelayan memberitahu sambil gemetar.

"Tuan Luo siapa?" tanya Fang Rong. Namun, setelah beberapa saat, ia membeku dan wajahnya memucat. "Rong Xi International?"