3 Morning

Aleysa yang berada di kamar membuka mata lagi. Sebenarnya pura-pura tidur di hadapan Sienna tadi membuka mata lagi. Ia menyalakan ponselnya, lalu melihat-lihat semua postingan terbaru yang di share Kaila di media sosial.

"Waw! Bagus banget klub milik Kak Kaila. Aleysa mau ke situ tapi enggak diizinin mama dan papa," kata Aleysa sambil memukul-mukul boneka teddy bear besar yang dia peluk.

Aleysa mengirimkan pesan permintaan maaf ke Kaila karena tidak bisa datang ke sana. Tidak lama pesan itu dibalas Kaila.

Tring tring

Ponsel Aleysa berbunyi. Aleysa melihat panggilan itu dari Kaila langsung mengangkatnya dengan semangat.

"Hallo, Kak Kaila. Maaf banget aku hari ini tidak bisa datang ke sana. Semua orang yang di rumah melarang aku pergi," kata Aleysa.

"Iya, tidak apa-apa. Keluarga kamu memang keluarga posesif," balas Kaila.

"Kak, nanti kapan-kapan ajak aku dong, tapi pas aku di sekolah aja. Kalau dari rumah pasti aku enggak bakal bisa pergi," kata Aleysa.

"Sip, nanti ya. Aku lagi malas sama kakak kamu," balas Kaila.

"Oke calon kakak iparku," kata Aleysa.

"Kata siapa aku calon kakak ipar kamu? Pacaran sama kakak kamu aja enggak pernah. Oh iya, besok kamu mau ikut ke salon enggak?" tanya Kaila.

"Aku izin dulu ya sama mamaku boleh pergi ke salon atau tidak," jawab Aleysa.

"Tuh kan, kamu izin lagi enggak bakal diziinin. Kalaupun diizinkan, nanti aku yang ribet. Kakakmu bakal mengikuti aku. Malas banget," balas Kaila.

"Ya sudah, Kak, semoga enggak ketahuan kalau aku pergi tanpa izin dulu," kata Alesya.

"Kita besok bolos, ya, setelah selesai istirahat. Nanti kita ketemu di pintu belakang sekolah," balas Kaila.

"Oke, Kak. See you tomorrow," kata Kaila.

Setelah sambungan telepon terputus, Aleysa tersenyum-senyum sendiri. Ia sangat senang besok akan pergi tanpa pemantauan keluarganya.

***

Keesokan paginya, semua orang sudah berkumpul di ruang makan kecuali Aleysa dan Theodor yang belum turun dari atas.

"Mama bawa apa nih?" tanya Sienna menatap kotak bekal yang dibawa Jenny.

"Ini mama buatin sandwich tuna buat Aleysa," jawab Jenny.

"Buat Theo enggak ada?" tanya Theo yang baru saja datang.

"Aduh, cucu Grandma yang paling ganteng akhirnya turun. Asal kamu tahu Grandma sangat merindukan kamu," kata Reine menghampiri Theodor dan mengecup kedua pipinya.

"Iya, Grandma, i miss you so bad. Gimana honeymoonnya? Asyik?" tanya Theodor.

"Ya seperti biasa. Oh iya, Grandma bawain kamu chicken popcorn kesukaan kamu nih," kata Reine.

"Thank you, Grandma," balas Theodor dengan mata berbinar menatap kotak bekal dari Reine.

"Kita berdua ini saling berbagi tugas agar semua kasih sayang rata, Reine," kata Jenny.

Reine menatap ke sana kemari. "Aleysa ke mana? Kenapa dia belum ada di sini?" tanya Reine.

"Aku panggilkan dulu Aleysa di kamarnya. Kalian duduk dulu aja," kata Sienna.

Sienna berjalan menuju kamar Aleysa. Sienna yang sudah berada di depan pintu kamar Aleysa langsung mengetuk pintu kamar berkali-kali, tapi tidak ada yang menyahut dari dalam.

"Nih anak pasti enggak dengar," kata Sienna berdecak.

Sienna memutar knop pintu yang ternyata tidak dikunci dari dalam. Dia melihat putrinya yang sangat cantik masih tertidur seperti putri tidur tersenyum. 

"Bangun putri tidur," bisik Sienna di telinga Aleysa sambil menepuk-nepuk Aleysa.

"Eughh, masih ngantuk, Mama," rengek Aleysa.

"Sayang, ini sudah jam berapa? Kamu enggak mau pergi sekolah?" tanya Sienna lembut sambil mengecup kening Alesya.

Alesya membuka matanya perlahan membuat bulu mata lentik milik dia bergoyang. Dia menatap mamanya yang duduk di tepi ranjang.

"Good morning, Mama," kata Aleysa.

Aleysa mendudukan dirinya di tepi ranjang, lalu memeluk Sienna.

"Princessnya Mama manja banget. Pagi-pagi minta dipeluk," kata Sienna memeluk balik putrinya.

"Ma, kalau Alesya bohong sama Mama, Mama bakal marah besar enggak?" tanya Alesya dengan nada polosnya.

"Hmm, Alesya mau ada rencana bohong sama Mama, ya? Enggak boleh, ya, Alesya. Mama sudah bilang sama kamu jangan berani-berani berbohong atau nanti papa akan marah besar. Kamu enggak suka kan lihat papa marah?" kata Sienna.

"iya, Ma, Alesya enggak akan bohong," balas Alesya.

"Good girl, saatnya mandi. Mama siapkan seragam sekolah kamu dan kamu pergi ke kamar mandi," perintah Sienna.

"Oke, Mama," balas Aleysa sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Aleysa berlari menuju kamar mandi, sedangkan Sienna menatap foto yang terpajang di kamar Aleysa. Foto mereka saat Aleysa dan Theodor masih kecil.

"Mama enggak nyangka kamu sudah tumbuh besar, Alesya. Dulu hubungan Mama sama papa kamu rumit sekali. Kalau dulu papa kamu enggak bertingkah konyol, Mama enggak mungkin bisa mempertahankan kamu," kata Sienna sambil menggenggam foto Alesya.

Setelah puas memandangi foto itu, Sienna menaruhnya kembali di atas meja. Ia mengambilkan seragam dan menyiapkan tas Alesya.

***

Di ruang makan semua orang masih menunggu kehadiran Sienna dan Aleysa yang belum menghampiri mereka.

"Pasti cucu Granda yang cantik itu belum bangun," kata Jenny.

"Biasa, Grandma, putri tidur susah dibangunin," balas Theodor membuat semua orang yang ada di sana tertawa terbahak-bahak.

"Arga, apa kamu sudah tahu bahwa kolega bisnis kita yang bernama Rafa itu masih muda tapi sudah pintar sekali mengurus perusahaan?" tanya Roman.

"Iya, Pa, aku sudah tahu soal itu. Aku akan menjodohkan Aleysa dengan Rafa nanti," jawab Arga.

"Pa, Aleysa mau dijodohkan?" tanya Theodor dengan tatapan tajam.

"Iya, Papa mau yang terbaik untuk Alesya. Papa tidak mau Alesya jatuh ke tangan pria yang salah," jawab Arga.

"Pa, Aleysa masih terlalu muda untuk dijodohkan," kata Theodor.

"Iya, Papa cuma info dulu saja. Kalau untuk ke jenjang serius, tentu saja masih lama," balas Arga.

Tak tak tak

Terdengar suara langkah kaki membuat mereka menoleh ke sumber suara. Terlihat Aleysa yang mengenakan seragam sekolah bersama Sienna baru saja turun ke bawah.

"Ehh, itu cucu Grandma sudah datang," kata Reine dengan semangat.

Reine menghampiri Alesya, lalu memeluk Alesya dan mencium pipinya. 

"Grandma, Alesya rindu," kata Alesya sambil memeluk Reine.

"Kamu baru selesai siap-siap?" tanya Theodor.

"Iya, hehehe," jawab Aleysa cengengesan.

"Ayo, Ma, Aleysa, kita makan," kata Sienna.

Aleysa, Sienna dan Reine mendudukkan diri di kursi. Mereka semua mulai mengambil makanan yang tersaji di hadapan mereka, lalu memakannya dengan lahap sambil sesekali mengobrol.

"Grandma sama Grandpa hari ini nginap di sini?" tanya Aleysa dengan mata berbinar.

"Iya kami mau menginap di sini, boleh?" tanya Reine.

"Boleh banget. Akhirnya Aleysa punya teman," jawab Aleysa dengan senyum manisnya.

"Aleysa memang di sekolah tidak punya teman? tanya Reine.

"Punya, tapi enggak banyak," jawab Aleysa.

"Iya tidak perlu teman banyak, Princess. Papa enggak mau ada yang berteman dengan Alesya hanya untuk memanfaatkan Aleysa saja," balas Arga.

avataravatar
Next chapter